*Di sebuah sekolah, tepatnya di roof top sekolah terdapat dua makhluk ciptaan tuhan yang sedang tidur dengan damai dan tenang. Hingga sesuatu datang menghancurkan momen indah itu.
"BAMBANG SALTO!! GUA GAK LIAT!!"
Ucap Jatno sambil menutup wajahnya dan langsung berbalik berjalan pergi dari sana.
"Woy dodol! Ngapain lo balik lagi?!"
"Cepat elah! Ketauan Pak Franklin goblok!"
Ucap Latif sambil berjalan kearah pintu namun segera ditahan oleh Jatno.
"NOO! Nanti jiwa lo nggak tenang!"
Ucap Jatno sambil menatap Latif horor.
"Aish, cepat! Tinggal masuk juga!"
Ucap Muzaffar yang langsung berjalan masuk melewati pintu itu bersama Nawal. Disaat itu juga ia melihat pemandangan Esme dengan Brisa yang begitu indah baginya.
"Ahh~... Terimakasih untuk sajiannya"
Ucapnya dengan kedua tangan menempel di depan dada seakan memberi syukuran. Nawal yang melihat itu menyipitkan matanya jijik dengan perlakuan salah satu anggota gengnya itu.
"Tuh kan! Aww! Sakitnya tuh disini!"
Ucap Jatno sambil menepuk nepuk dadanya.
"Bener kata lo, jiwa gua keganggu"
Ucap Latif meringis sedangkan Muzaffar masih setia melihat Esme dan Brisa dengan senyum mengerikannya.
Esme dan Brisa yang tadinya tertidur jadi kembali membuka matanya dengan malas. Baru aja pejam mata pikirnya. Esme dan Brisa menatap sekitar dengan kepala Esme yang masih berada di pangkuan Brisa.
"Kok bising ya?"
Tanya Brisa sambil mengusap matanya. Mereka pun terbangun dan melihat keempat teman Esme.
"Astaga?!"
Batin Brisa melihat ada orang lain selain dirinya dan Esme. Brisa jadi terpaku diam ditambah pipinya yang sudah memerah karna malu. Ia juga jadi tambah was-was dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Dia Es! Latif Es! Bukan gua!"
"Si Anying! Jatno Es! Gua gak liat! Suer!"
"Si Muzaffar tuh, sampe nggak kedip mata"
"Ya, kenapa?"
Jatno dan Latif sibuk saling tuduh dan bahkan menunjuk nunjuk Muzaffar dan Nawal karna takut kini Esme menatap mereka dengan tajam. Sedangkan Brisa bingung sendiri harus bagaimana.
"Udahlah, mending pulang aja"
Ujar Nawal yang sambil menenteng tas dipunggungnya.
"Lah? Emang udah pulang sekolah?"
Ujar Latif dan dijawab gelengan dari Nawal.
"Belum. Kan bentar lagi bel pulang, sekalian aja gua bawa tas"
"Lah iya juga! Ngapain kita gak bawa sekalian?!"
Ujar Latif kesal begitu juga dengan kedua laki-laki itu karna terlalu panik saat melihat Pak Franklin.
"Nok, ambilin tas gua sama Brisa. Nanti antar ke ruang musik"
Perintah Esme dan ditanggapi dengan anggukan lemah dari Jatno.
"En-engak usah kok, aku- aku bisa ambil sendiri"
"Nggak perlu"
"Eh?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
RomanceEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...