healing

1.4K 116 12
                                    

kembali lagi. oke lgsg ae lah ya. banyakin komen sama vote dong gais biar w rajin update xixi THANKS!! btw gais, tlg perhatiin timeline yg w bold ya di tiap awal chapter, biar gak pusing mikir timeline nya okeee, makaseh~




healing (noun): the process of making or becoming sound or healthy again.





2021, somewhere in history where Covid-19 ends...


Semua sudah kembali seperti semula. Bisnis kembali berjalan lancar, perkantoran dan pusat perbelanjaan dibuka, sekolah sudah kembali dijalankan seperti sedia kala. Restoran Chanyeol, yang dikelola bersama Baekhyun, sudah kembali beroperasi. Banyak pelanggan berkata bahwa mereka rindu makan di restoran Chanyeol. Senangnya Chanyeol mendengar itu. Hal itu berarti ia tidak kehilangan pelanggannya.

Wendy sudah mengantor sejak awal pandemi dikatakan berakhir. Ayah mertua langsung menyuruhnya membereskan pekerjaan juga mengadakan rapat besar untuk membahas program kerja kantor selama setahun ke depan. Di sisi lain, Renjun berkuliah di kampus yang agak jauh dari rumah. Anak ini pun dibelikan apartemen oleh kedua orang tuanya, berkata bahwa tidak baik baginya tinggal di rumah dengan jarak kampus yang jauh. 

"Jangan berbuat aneh-aneh, ya," pesan Wendy ketika ia dan Chanyeol mengantar Renjun ke apartemennya.

"Tidak akan, eomma. Tenang saja." Renjun tersenyum.

"Jaga Shuhua baik-baik. Dia tinggal di lantai bawahmu. Tapi jangan macam-macam pada Shuhua. Bisa habis kamu diburu Sehun," pesan Chanyeol yang membuat Wendy sedikit tertawa. 

Wendy berdehem. "Ya sudah. Eomma dan appa pulang. Kamu jaga diri baik-baik. Jangan main dengan orang yang tidak benar. Kalau ada apa-apa, minta bantuan teman dekatmu disini. Ada Haechan, Jeno, Siyeon, Shuhua, dan Jaehyun."

Renjun mengangguk mantap. "Iya, eomma. Sana pulanglah. Aku mau istirahat."

Dan begitulah ceritanya bagaimana Renjun bisa berakhir tinggal di apartemen pribadinya.





Hari ini Chanyeol dan Wendy memutuskan untuk mengambil cuti dan pergi berdua ke suatu tempat yang jauh dari kota. Self healing kalau kata anak muda zaman sekarang. Ya, tentu saja self healing dari keramaian kota, kesibukan pekerjaan, dan juga kegalauan dari kehilangan anak mereka.

Sekarang posisi mereka sedang berada di daerah pinggiran kota. Semalam mereka sudah memesan satu vila kecil di daerah Sokcho yang dekat dengan pantainya. Tidak susah untuk mencari alamatnya karena vila yang akan mereka tempati tergolong terkenal di kalangan masyarakat lokal. Dan lagi jalannya yang tidak rumit membuat Chanyeol semakin gampang untuk mencarinya.

Posisi vila tersebut berada tepat di pinggir jalan depan pantai. Agak jauh dari pusat Sokcho tetapi untuk membeli kebutuhan seperti makan banyak di dekat vila sehingga tidak sulit untuk dicari. Sesampainya di vila, Chanyeol dan Wendy menurunkan isi bagasi. Mulai dari koper hingga ice box berisi minuman kaleng mereka turunkan. Pemilik vila, Tuan Seo, menyambut dengan ramah dan bahkan menyuruh dua orang pembantu vila untuk menyiapkan makan siang.

"Astaga, Pak. Repot-repot sekali sampai menyiapkan makan siang. Padahal kami bisa cari di luar," ujar Wendy begitu melihat jejeran piring dang mangkuk berisikan makanan di ruang makan vila.

"Ah, tidak usah sungkan. Kebetulan saya juga mau pergi keluar kota setelah ini. Anggap saja ini sebagai ucapan selamat datang. Jika kalian butuh bantuan atau arahan ke tempat wisata, bisa tanya kedua pembantu vila ini, ya. Mereka tinggal di rumah belakang," kata Tuan Seo kemudian menunjuk dua pembantu yang berdiri di sebelahnya. Keduanya menunduk kepada Wendy. Wendy balas menunduk dan tersenyum.

Chanyeol datang dengan tanah penuh bawaan. Apalagi kalau bukan tas kecil Wendy, koper, dan totebag isi makanan ringan. 

"Wendy-ya... Kalau menurunkan barang itu jangan setengah-setengah. Taruhlah sampai ke tempatnya," keluh Chanyeol. Tangannya sibuk menaruh barang-barang yang dibawanya.

Wendy terkekeh. "Maaf, Chan. Akan kujadikan pelajaran."

Tuan Seo ikut terkekeh. "Saya pamit, ya. Semoga liburan singkat Anda menyenangkan."

Chanyeol dan Wendy mengangguk kemudian membalas pamitan Tuan Seo. Tuan Seo pun pergi bersama kedua pembantunya. Chanyeol dan Wendy mulai unpacking. Bawaan mereka tidak banyak karena hanya akan berlibur disini selama 2 hari 1 malam. Sembari unpacking, mereka juga menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Tuan Seo dan kedua pembantunya. 

"Enak..." gumam Wendy yang terus mencomot kimchi lobak.

"Wendy, jangan hanya makan kimchi. Seimbangkan dengan yang lain juga. Nanti perutmu panas," tegur Chanyeol.

"Iya..." Wendy mengelap mulutnya kemudian mencuci tangan. "Habis makan kita kemana?"

Chanyeol tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Jalan-jalan saja ke pasar mau tidak? Sekalian mencari makan untuk nanti malam."

Wendy mengangguk. "Boleh. Baiklah, aku siap-siap dulu, ya."

"Oke."

Setelah 15 menit mereka selesai beres-beres dan bersiap-siap, pasutri ini pun mengendarai mobil menuju pasar. Menurut pembantu vila, jarak vila ke pasar memang agak jauh sehingga harus ditempuh menggunakan mobil.  Sesampainya di pasar, mereka berdua berkeliling mencari bahan untuk makan malamnya. Merasa sudah cukup dengan belanjaannya, mereka berdua kemudian memutuskan untuk pergi ke pinggir pantai.

"Wendy..." Chanyeol menahan lengan istrinya sebelum ia pergi lebih jauh ke arah laut. Tangan Chanyeol yang satu menyerahkan selembar foto. Foto Yuan.

Wendy mengambil perlahan lembar foto tersebut. Hatinya langsung berdegup kencang, sesak, ingin rasanya menangis. Tapi pikirannya memaksa untuk tetap kuat, jangan meneteskan air mata sedikit pun. Chanyeol mengelus punggung Wendy. Pria itu merasa ini saat yang tepat untuk Wendy benar-benar melepaskan kepergian sang anak. Di pantai yang sejuk dengan deburan ombak yang tenang.

"Ayo," ajak Chanyeol kemudian menggandeng tangan Wendy.

"Iya..." gumam Wendy sembari mengikuti langkah kaki Chanyeol.

Mereka terus berjalan sampai air laut membasahi telapak kaki. Chanyeol menggenggam erat tangan Wendy. Semakin jauh mereka berjalan, semakin dalam pula lautan. Sampai air tersebut mencapai ukuran pinggang Wendy, mereka berhenti. Wendy menatap foto Yuan sekali lagi. 

"Lepaskan dia, Wendy. Anak kita perlu istirahat dengan tenang." Chanyeol merangkul Wendy dengan tangan mengelus-elus lengan wanita itu.

"Aku..." ucapan Wendy terpotong karena tenggorokannya sakit menahan jeritan untuk menangis. "Baiklah... Sampai jumpa di lain waktu, Yuan. Beristirahatlah dengan tenang disana."

Tangan Wendy melempar pelan foto Yuan ke depan. Ombak yang cukup besar datang, menghanyutkan foto itu ke lautan yang lebih luas. Wendy menghela napas panjang, tidak menangis. Chanyeol sendiri tengah menatap langit sore yang cerah, menahan matanya untuk tidak menjatuhkan air mata setetes pun.

"Kita ganti baju kemudian kembali ke vila, ya. Keburu malam nanti tidak sempat masak." Wendy melepaskan rangkulan Chanyeol dan berjalan duluan ke arah mobil.

Chanyeol menatap foto Yuan yang sudah terhanyut jauh. Dadanya sakit dan sesak. Ia menarik napas panjang-panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Terima kasih sudah pernah singgah di kehidupan kami, Nak."






lama ya nunggunya? maaf banget... jd merasa bersalah gue :( anyways, don't forget to vote and comment and tell me what to do next with this story. i need some idea.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang