somber

1.4K 189 12
                                    

hayu atuh konflik biar ga bosen :( maap aja kalau jahat, soalnya lg pgn jahat :) oiya, ceritanya disini wendy udah orphan ya, gapunya orang tua. just a reminder aja.





somber (adj): dark or dull in a color tone, gloomy, depression.

Sudah 2 jam lamanya Chanyeol menunggu tapi kabar tak kunjung datang. Ia mondar mandir kesaan kemari tak karuan. Dirinya sudah menelepon Renjun dan orang tuanya. Renjun sendiri belum bisa datang karena masih ada acara sekolah. Sementara orang tua Chanyeol tengah dalam perjalanan. Chanyeol tidak memberitahu mereka alasan pastinya, karena ia sendiri pun belum tahu mengapa bisa begini.

Brak!

Dokter keluar dari ruang operasi, masih lengkap dengan pakaian operasi dan sarung tangan berlumuran darah. Panik menyerang Chanyeol. Ia simpulkan keadaan di dalam sana sangat parah sampai dokter berlumuran darah seperti itu.

"Saya hanya ingin memberitahu Anda bahwa bayi Anda harus dikeluarkan sekarang melalui operasi caesar. Keadaan istri Anda semakin parah. Kami terpaksa," ujar sang dokter dengan napas tersengal. Sepertinya ia habis berlarian ke depan pintu.

"Apapun yang penting mereka selamat," kata Chanyeol.

Dokter pun langsung mengangguk dan kembali ke dalam. Tak lama setelahnya, orang tua Chanyeol datang. Pria ini menghela napas lega karena akhirnya ada yang menemaninya. Ibu mertua segera merangkul putranya itu. Tangis Chanyeol pecah seketika ketika dirangkul sang ibu. Ayah mertua menelepon sang empunya rumah sakit yang kebetulan adalah temannya, Tuan Choi. Ia meminta agar menantunya itu dimasukkan dalam list prioritas rumah sakit. 

"Tuan Choi sudah mengurusnya. Istrimu sudah diprioritaskan sekarang. Tenanglah," ucap Ayah mertua begitu selesai menelepon. Tangannya menepuk-nepuk pundak Chanyeol.

"Terima kasih, abeoji," ucap Chanyeol di sela isak tangisnya. 

"Eomma bawakan teh hangat. Kamu tenangkan diri dulu." Ibu mertua menyerahkan sebotol teh hangat pada Chanyeol.

Chanyeol meminumnya perlahan, berusaha menenangkan dirinya. Walaupun air mata masih terus berjatuhan. Dua jam terasa seperti dua abad baginya. Beruntung dokter masih sempat keluar memberi kabar. Jika tidak, mungkin Chanyeol semakin uring-uringan di depan pintu ruang operasi. 

"Kamu beritahu apa pada Renjun?" tanya Ibu mertua sambil menutup botol teh.

"Aku hanya bilang ibunya sakit. Aku tidak menjelaskan lebih lanjut. Takut ia malah kepikiran yang aneh-aneh. Ini hari kelulusannya, tidak bisa kuhancurkan begitu saja," jawab Chanyeol kemudian mengusap mukanya kasar. "Cobaan apalagi ini, Tuhan..." gumamnya.

Ibu mertua mengelus kepala Chanyeol. "Tidak apa-apa. Biar nanti eomma dan abeoji yang jelaskan padanya."

Ayah mertua berdehem. "Sayang..." panggilnya pada Ibu mertua dengan jari menunjuk ke arah kirinya.

Rupanya Renjun sudah berdiri di tengah lorong. Tangannya sibuk memegang banyak buket bunga dari teman-temannya. Punggungnya menggendong tas hadiah kelulusan dari sekolah yang berisi rapor, ijazah, dan piagam-piagam penghargaan. Napasnya tersengal-sengal karena lelah berlarian dari parkiran. Ibu mertua menghela napas kemudian menghampiri cucunya itu. Ia membantu remaja ini membawa barang-barangnya.

"Pelan-pelan saja, Nak. Halmeoni tahu kamu berlarian dari bawah," ucap Ibu mertua sambil berjalan berdampingan dengan Renjun.

"Aku khawatir. Bagaimana aku tidak berlarian?" ketus Renjun lalu menjatuhkan semua barang bawannya ke atas kursi di sebelah Chanyeol. "Appa, what happened?" tanyanya.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang