spesial chanyeol renjun ayeah~~ VOTE JUSEYO~~
bonding (noun) : the establishment of a relationship or link with someone based on share feelings, interests, or experiences.
Semenjak tinggal di rumah sebelah, Renjun selalu datang ke rumahnya sendiri setiap hari Jumat sepulang sekolah. Itu pun hanya sekedar mengambil atau mengembalikan barang-barangnya. Setelahnya ia akan pergi lagi ke rumah sebelah, menghabiskan sisa hari disana.
Bedanya, hari Jumat sekarang ini Renjun lebih lama di rumahnya. Pertama, ia memang ingin mengambil beberapa buku novel dan mengembalikan beberapa buku pelajaran. Kedua, ia baru saja selesai latihan tenis yang membuat badannya bau dan berkeringat. Makanya ia memutuskan untuk langsung mandi saja di rumahnya. Biasanya latihan itu setiap Sabtu, tapi entah mengapa minggu ini diubah jadwalnya.
Dan betapa terkejutnya Renjun melihat sosok ayahnya sedang bersantai di ruang tamu. Chanyeol sendiri terkejut dan langsung menaruh cemilan di tangannya kembali ke atas meja. Pria ini mematikan televisi sementara Renjun masih terdiam memerhatikannya.
"Renjun-ah, appa tidak tahu kamu akan pulang kesini hari ini," ucap Chanyeol basa-basi.
"Yah, sekalian mengambil beberapa buku dan mandi," kata Renjun kemudian memakai sandal rumahnya.
Chanyeol berdehem, "Bagaimana harimu?"
Renjun mengangkat bahunya kemudian menjawab, "Biasa saja. Tidak ada yang spesial."
"Hmm... Begitu."
"Tidak bekerja?" tanya Renjun.
"Kerjaanku sudah selesai," jawab Chanyeol.
"Hmm... Aku ke atas dulu." Renjun berjalan menaiki tangga menuju lantai 2 untuk ke kamarnya.
Chanyeol tak kuasa menahan senyumnya. Sungguh, ini adalah momen langka. Seorang Renjun berbicara dengan dirinya. Bahkan tidak marah ataupun berdecak melihat ayahnya sendiri. Chanyeol segera membersihkan ruang tamu dan mencuci tangannya.
Setelah hampir 30 menit, Renjun turun dari lantai 2. Ia tampak segar setelah mandi. Kedua tangannya sibuk memegang tas. Tangan kiri menenteng tas tenis. Tangan kanan menenteng tas sekolahnya.
"Jun-ah," panggil Chanyeol yang membuat Renjun terdiam di ujung tangga. "Mau makan? Ibumu kebetulan menyimpan beberapa masakannya di kul--"
"Ramyeon," ujar Renjun sambil menaruh kedua tasnya di pinggir tangga. "Ramyeon saja."
Chanyeol tersenyum dan mengangguk. Ia mengambil dua bungkus ramyeon dari dalam lemari penyimpanan. Ia menyiapkan dua panci berisi air lalu menyalakan kompornya. Renjun yang notabene adalah seorang yang penolong akhirnya turun tangan. Ia mematikan satu kompor, mengambil pancinya, menuangkan sedikit isinya ke panci yang lain, kemudian membuang sisanya.
"Loh, kenapa dibuang?" tanya Chanyeol.
"Satu panci saja. Supaya tidak boros cucian dan air," jawab Renjun.
"Hmm... Bagaimana jika kamu memasak dan appa akan memotong bahan lainnya?"
"Boleh. Apa saja yang akan..." ucapan Renjun berjeda sebelum dilanjut, "appa masukkan ke dalamnya?"
Bukan main senangnya Chanyeol. Ia berteriak senang dalam hati karena Renjun memanggilnya dengan sebutan ayah. Tangannya bergerak mengambil sosis, telur, dan jamur enoki dari dalam kulkas kemudian menunjukannya pada Renjun. Renjun mengangguk kemudian memasukkan mienya ke dalam panci.
Hampir sekitar 15 menit mereka memasak bersama. Acara masak memasak ayah anak itu diselingi beberapa obrolan. Mulai dari gim sampai tempat nongkrong paling hits di Seoul. Obrolan mereka nyambung dan selera mereka sama. Mungkin ini yang dinamakan kembar oleh jiwa. Yah, walaupun wajah mereka mirip juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Wendy [Wenyeol AU]
FanficSebuah cerita tentang Wendy, seorang ibu tunggal yang ditinggal suaminya tepat ketika ia melahirkan anak mereka. bahasa baku dan banyak kata kasar yangxiaozhu, May 2020