dusking

1.5K 204 11
                                    

yoyoyo, VOTE JUSEYO~~~ COMMENT JUSEYO JUGA~~~


dusking (verb) : growing dark.

Renjun membanting kopernya di ruang tamu kakek neneknya. Kakeknya yang sedang menonton televisi mengumpat karena kaget. Begitu melihat cucunya sedang berdiri kesal, ia langsung mengelus dadanya. Sifatnya ketika kesal memang mirip sekali seperti Chanyeol. 

"Ada apa, Jun-ah?" tanya Ayah mertua sambil mematikan televisi.

"Eomma bertengkar dengan Appa. Mungkin ada yang selingkuh, entahlah!" jawab Renjun dengan nada tinggi. "Aku akan tinggal disini lebih lama lagi sepertinya. Tidak apa-apa kan, harabeoji?"

Ayah mertua bangkit dari duduknya. "Tentu saja tidak apa-apa. Jangan khawatir. Sudah cepat masuk kamarmu lagi. Barang-barangmu biar dibereskan oleh bibi."

Renjun mengangguk sembari menghela napas. "Iya, aku ke atas dulu." Remaja ini pun bergegas ke lantai 2 menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Renjun menyalakan komputernya. Dia melepas jaketnya kemudian duduk di atas kursi empuk di depan komputernya itu. Tangannya meraih headphone nya kemudian memakai benda itu. Ia menggerakan mouse dengan cepat, mengklik sebuah gim. 

Fuck all of this shit, I'm distancing myself from the world, batin Renjun. (persetan dengan semua ini, aku akan menjauhkan diri dari dunia)

Tepat ketika permainan sudah mulai, ponsel Renjun berbunyi. Matanya melirik ke arah benda elektronik itu dan melihat nama Shuhua di atasnya. Ia mengabaikan itu dan lanjut bermain. Tak lama, Jaemin yang menelepon. Renjun semakin malas untuk mengangkatnya karena biasanya Jaemin menelepon untuk hal-hal yang tidak penting. Ia pun mengaktifkan mode pesawat agar tidak ada gangguan lagi.

Setelah 2 jam lamanya, Renjun pun selesai bermain. Ia meregangkan badan di balkon sembari menghirup udara segar. Ia meraih ponselnya kemudian mengecek pesan-pesan dan panggilan tak terjawab. 

Kenapa banyak sekali panggilan tak terjawab? tanya Renjun dalam hatinya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menelepon Shuhua, menanyakan apa yang terjadi sampai banyak yang meneleponnya. Pesan-pesan tidak ia cek karena terlalu banyak.

"Kemana saja sih, tolol!" bentak Shuhua.

"Ada apa, sih? Jangan berteriak, aku pusing!" bentak Renjun 

"Kamu lupa ya kita mau memberi kejutan ulang tahun pada Haechan? Aku, Jeno, dan Somi sudah di cafe sejak tadi. Haechan sedang diajak pergi dulu dengan Jaemin, setengah jam lagi mereka akan kesini," jelas Shuhua panjang lebar.

Renjun menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, maafkan aku. Aku lupa memberitahu kalau aku sibuk hari ini."

Shuhua berdecak kesal. "Aku tidak mau tahu. Kamu harus kesini sekarang! Telat 1 menit saja, aku akan mendiamkanmu 1 bulan!"

"Ya ampun, Shuhua... Iya, aku berangkat sekarang. Tunggu aku."

Begitu mendengarnya, Shuhua memutus panggilan. Renjun memasukan ponsel dan dompetnya ke dalam  saku kemudian menyambar jaket asal-asalan. Selagi memasukan kakinya ke dalam sepatu slip on, tangan Renjun menelepon supir untuk bersiap-siap. Setelah semuanya beres, ia berlarian ke bawah.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang