concern

1.4K 188 22
                                    

maaf kalau bosen. VOTE COMMENT JUSEYOOO~





concern (noun): worry (someone); make anxious.

Sepulangnya Renjun dari rumah Shuhua, ia disambut Chanyeol. Sempat bingung mengapa ibunya tak ada. Rupaya Wendy masih beristirahat di kamar. Chanyeol membohongi anaknya dengan berkata bahwa Wendy sakit. Chanyeol pun mengajak Renjun untuk menghampiri Wendy. Bingung untuk kesekian kalinya. Sebab biasanya jika Wendy sakit, maka Renjun lebih memilih untuk tidak mengganggunya.

"Aku ke kamar saja, deh. Kasihan eomma," kata Renjun sembari berjalan cepat ke arah kamarnya.

Chanyeol menarik tas ransel Renjun, membuat anak ini hampir terjungkal ke belakang. "Masuk dulu."

Renjun berdecak kesal. "Appa, jinjja!"

"Eomma mencarimu sejak tadi. Setidaknya sapalah dulu."

"Iya, iya. Renjun masuk."

Begitu Renjun membuka pintu, ia terkejut karena ada seutas tali menggantung di depan pintu. Tali itu mengikat sebuah kertas. Renjun berdecak kesal sembari menarik kertas tersebut. Matanya membelalak sementara Chanyeol  di belakangnya sedang berusaha menahan tawa. Wendy di sisi lain sedang duduk di kasur sembari melihat Renjun.

"Is this for real?!?!?!" teriak Renjun.

"It is, son!" teriak Chanyeol. "Kamu mau punya adik!"

Renjun menutup mulutnya yang tengah terbuka lebar. Tangan kirinya gemetar memegang kertas yang ternyata hasil cetak USG tersebut. Wendy sudah berkaca-kaca karena senang. Syukur, Renjun tidak marah atau apapun.

"Sini, nak," panggil Wendy sambil merentangkan kedua tangannya.

Renjun menghambur ke pelukan Wendy. Chanyeol pun berdiri di sebelah mereka. Kedua tangannya mengelus kepala Wendy dan Renjun. Tak kuasa menahan air matanya, Wendy pun menangis. Ia terisak. Entah mengapa, tapi ia senang sekali sampai menangis.

"Ah, eomma. Uljima..." Renjun berkata kemudian jempolnya mengusap air mata Wendy.

"It's the hormones, darling. Sorry." Wendy terkekeh kemudian tersenyum hangat. "I'm so lucky to have two men by my side. I love you both."

Chanyeol mencium kening Wendy. "I love you too, hon."

Renjun melepaskan diri dari pelukan kedua orang tuanya. "Aku ke kamar saja. Canggung kalau kalian sudah berciuman seperti ini."

Anak laki-laki itu pun segera berjalan keluar kamar sambil membawa tasnya. Chanyeol dan Wendy hanya bisa tertawa. Wendy memutuskan untuk tidur lebih dulu karena capek. Chanyeol sendiri memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. 

"Terima kasih, Wendy. Kamu memberikanku kebahagiaan untuk kesekian kalinya," ucap Chanyeol.

Wendy membalas ucapan Chanyeol dengan ciuman. Chanyeol tersenyum kemudian berjalan pergi keluar kamar. Wendy tiduran menatap langit. Tangannya membuka bajunya sehingga perutnya terlihat. Ia mengelus pelan perutnya. Memang belum buncit, tapi Wendy tetap mengelusnya. 

"I'm gonna keep you safe until forever, baby."







time skip, mid-year 2019

Hari ini adalah hari kelulusan Renjun. Dia akhirnya lulus SMA. Dirinya pun sudah diterima di sebuah universitas ternama. Kebetulan sekali, Shuhua pun diterima di universitas yang sama. Bukan main bangganya Chanyeol dan Wendy. Mereka tidak pernah memaksakan kehendak pada Renjun untuk berkuliah dimana. Asalkan Renjun bahagia, mereka akan terus mendukungnya. 

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang