indulgence

2.3K 303 36
                                    

hohoho, VOTE yo!




indulgence (noun) : attitude of being tolerant.

Wendy melambaikan tangan pada mobil Chanyeol. Ia baru saja pulang dari makan bersama di restoran. Wendy sampai di rumah tepat pada jam pulang sekolah Renjun. Ia merindukan anaknya, padahal baru satu malam mereka berpisah. Biasanya jam segini rumah akan heboh dengan cerita Renjun di sekolah. 

Baru saja Wendy membuka pintu, ia mendengar langkah kaki di lantai dua. Wendy dengan was-was menaiki tangga. Ia takut kalau yang di atas itu maling. Zaman sekarang maling menipu dengan cara berkelas, seperti berpura-pura menjadi tukang ledeng. Mungkin saja satpam tertipu dan membiarkan maling itu masuk.

"Astaga!" pekik Wendy begitu melihat sesosok laki-laki yang ia kenal betul. "Apa yang kamu lakukan diam-diam begini, Renjun?!"

"Mengambil buku pelajaran yang tertinggal. Dan aku tidak diam-diam karena memang tidak ada yang bisa diajak untuk berbicara," jawab Renjun ketus selagi memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Sudah makan siang?" tanya Wendy basa-basi. Renjun hanya membalas dengan gelengan.

"Eomma baru pulang dari restoran. Bawalah sedikit makanannya, Jun-ah."

"Terserah, asal cepat."

Wendy mengangguk kemudian berjalan turun ke bawah menuju ruang makan. Ia memindahkan makanan ke dalam kotak makanan kemudian memasukannya ke dalam sebuah tas kertas. Wendy mengulurkan tas itu kepada Renjun. Renjun menerimanya sembari melihat isinya.

"Itu dari restoran ayahmu," kata Wendy seolah-olah tahu apa yang Renjun pertanyakan dalam benaknya.

Renjun menjatuhkan tas kertas itu dalam sekejap. Isinya tidak berhamburan, tapi kotaknya terlempar kemana-mana. Wendy terkesiap melihatnya. Ia pun mengambili kotak itu satu persatu. Sementara Renjun tampak sedang mengumpat.

"Memangnya tidak ada restoran lain apa? Aku tidak sudi makan makanan dari restoran pria brengsek macam Chanyeol," ujar Renjun kemudian berjalan menuju pintu.

"Renjun-ah!" teriak Wendy yang membuat Renjun terdiam di tempat. "Eomma memberinya kesempatan. Kita tidak jadi bercerai. Dia berjanji akan menjadi suami dan ayah yang baik. Dia akan mengusahakan dirinya demi menebus segala kesalahannya. Demi kita."

Renjun menengok ke belakang. "Dasar buta oleh cinta," katanya kemudian membuka pintu dan berlari keluar dari rumah.

Wendy menghela napas panjang. Ia menaruh tas kertas itu kembali ke atas meja makan. Ia tidak mengejar Renjun agar anaknya itu dapat memiliki waktunya sendiri untuk merenungkan perkataannya tadi. Wendy sangat stres dihadapi dengan permasalahan ini.

Mendengar nama ayahnya saja, Renjun marah. Bagaimana jika bertemu dengannya? Mungkin anak itu akan mengamuk besar. Padahal kesempatan untuk menjalin hubungan sebagai keluarga harmonis sudah terpampang di depan mata. Tapi kebencian Renjun menghalanginya. 

Aku harus mengatasi masalah ini, demi Renjun, batin Wendy.




Nuttt nuttt nuttt...

Sedari tadi yang Chanyeol dengar hanyalah nada sambung. Ia memberanikan diri menelpon ayahnya untuk diajak bertemu. Namun tampaknya bapak tua itu masih mengabaikan eksistensi dirinya. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon ibunya. Beruntung memiliki ibu yang baik, panggilannya langsung diangkat.

"Ada mau apa? Ayahmu marah-marah, berhenti menelponnya," kata Ibu mertua dari seberang sana.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang