(fail) return

1.6K 225 29
                                    

ada injun lagi nih hehehe, enjoy! VOTE AND SHARE~~~ COMMENT JUGA HUEHUEHUE

return (verb) : come or go back to a place or person.

Kepindahan Renjun membawa kekosongan pada Wendy dan Chanyeol. Lama kelamaan barang-barang Renjun habis di rumahnya sendiri. Terkadang ia pulang ke rumahnya, itu pun hanya untuk mengambil barang. Walaupun merasa dirinya sudah mulai akrab dengan sang ayah, ia masih menyimpan dendam padanya. Terlebih pada sang ibu yang akhir-akhir ini mulai jarang bertanya kabar padanya.

Tok tok tok~

Bel rumah berbunyi dan Wendy yang tengah memasak terpaksa harus berhenti. Ia mengecilkan api kompor kemudian mencuci tangannya dan berjalan menuju pintu depan. Tak lupa ia juga melepas apronnya. Begitu membuka pintu, Wendy kaget. Ia tidak menyangka orang ini akan hadir lagi.

Min Yoongi.

"Yoongi-ssi, ada ap--"

Tiba-tiba saja pintu dibuka lebih lebar oleh seseorang dari dalam. Rupanya itu adalah Chanyeol. Pria jangkung dan kekar ini berdiri di depan Wendy. Tangannya menarik Wendy ke belakang punggungnya. Yoongi hanya tersenyum melihat kelakuan Chanyeol.

"Annyeonghaseyo, Chanyeol-ssi..." sapa Yoongi.

"Ne, annyeonghaseyo," sahut Chanyeol. "Ada apa pagi-pagi kesini?"

"Ah saya hanya ingin bertanya pada Wendy jika ia bersedia untuk rapat dadakan siang ini."

Wendy maju, berdiri di sebelah Chanyeol. "Tapi ini kan Minggu, Yoongi-ssi."

Yoongi memasang tampang lemas. "Investornya baru mengabariku bahwa ia ada acara besok. Jadi terpaksa harus hari ini. Maaf."

Chanyeol menarik Wendy lagi ke belakangnya, membuat wanita itu berdecak kesal. "Kenapa tidak Selasa? Atau Rabu? Atau Kamis? Masih banyak hari lain. Hari ini Wendy--"

"Tidak apa-apa, Yoongi-ssi." Wendy memukul punggung Chanyeol. "Saya bisa. Dimana?"

"Terima kasih, Wendy." Yoongi tersenyum manis pada Wendy. "Di kantor saya saja. Ini tentu tidak bisa ditunda karena proyek kita harus dilaksanakan minggu depan."

"Iya, baiklah terima kasih."

Yoongi mengangguk. Chanyeol melangkah mundur, masih dengan tangan menarik Wendy. Ia menutup pintu dengan keras, membuat Wendy terkejut setengah mati. Yoongi di luar sana juga tak kalah terkejut. Chanyeol tersenyum puas kemudian dengan santai berjalan menuju ruang makan. Wendy menyusulnya dengan perasaan kesal.

"Ayo, masak lagi, Wendy. Kamu cantik kalau sedang memasak," kata Chanyeol kemudian menyeruput kopinya.

"Sopan sedikit bisa tidak, sih? Bagaimana pun juga dia itu tamu!" bentak Wendy sambil memakai apronnya.

Chanyeol menaruh cangkir kopinya dengan kasar ke atas meja, menimbulkan bunyi dentingan yang cukup keras. Wendy terpejam sesaat kemudian kembali lagi memasak. Ia berusaha tidak memedulikan kekesalan Chanyeol. Sebaliknya dengan Chanyeol yang tampak marah dan kesal terhadap Wendy.

"Kau pikir aku tidak tahu kejadian tadi malam?" tanya Chanyeol yang membuat Wendy terdiam seketika. "Aku bisa melihat wajahmu yang tampak senang dan tersenyum. Bahagia sekali ya diberikan hadiah oleh mantanmu?"

"Diamlah, Chan."

"Tidak, Wendy. Aku tidak akan diam sampai kamu menjawabku. Bahagia diberi hadiah oleh Yoongi? Senang? Apakah hatimu berbunga-bunga?"

"Chanyeol, tolong berhenti menanyakan banyak hal yang tidak penting." Wendy mematikan kompor kemudian menyajikan sarapan di meja makan. "Cepat makan. Aku harus bersih-bersih kemudian mandi dan pergi."

Chanyeol berdiri dan menaruh bekas cangkir kopinya ke dalam wastafel. Tangannya melemparkan cangkir ke dalamnya. Benturannya yang keras membuat cangkir kopi pecah berkeping-keping. Tapi Chanyeol tidak peduli. Dia kembali ke meja makan kemudian melahap sarapannya dengan cepat.

Wendy semakin risih melihat kelakuan Chanyeol. Ia berhenti makan kemudian meneguk air putih. Tangannya mengambil ponselnya kemudian mulai mencari-cari sesuatu. Setelah ditemukan apa yang ia cari, ia menunjukkan layar ponselnya pada Chanyeol. Alhasil, Chanyeol tersedak melihat ponsel Wendy.

Itu adalah fotonya bersama Rose tempo hari di depan restoran.

"Dapat darimana kamu?" tanya Chanyeol tepat setelah ia meneguk banyak air putih.

"Tidak penting darimana. Yang penting adalah penjelasanmu. Apa-apaan ini?! Kamu membiarkan wanita ini menciummu begitu saja?!" jerit Wendy kemudian melempar ponselnya ke lantai.

"Foto itu bukan kejadian secara keseluruhan. Dengarkan aku maka kamu akan mengerti."

"Tidak, Chanyeol. Kamu pergi keluar untuk mengobrol dengannya saja sudah salah di mataku." Wendy menghela napas panjang. "Kamu cucilah sendiri bekas makanan ini. Aku mandi dulu."

"Wendy-ya! Melangkah sekali lagi aku akan benar-benar marah."

Wendy tidak peduli dan ia tetap melangkah. Chanyeol semakin menggebu-gebu. Tangannya menarik taplak meja dengan cepat, menyebabkan piring, gelas, dan vas bunga berjatuhan ke lantai. Wendy terperanjat dan hampir jatuh dari tangga. Ia menengok ke bawah, mendapati Chanyeol yang tengah berdiri di tengah-tengah pecahan beling. 

"WHAT THE FVCK CHANYEOL!" teriak Wendy kemudian berlari cepat mengambil sapu dan pengkinya. Ia cepat-cepat menyapu semua pecahan beling di lantai. "Aku hanya mengobrol dengan Yoongi dan bekerja sama dengan perusahaanya. Kamu bahkan lebih parah, sampai dicium oleh Rose, wanita jalang itu."

"Darimana kamu tahu namanya?" tanya Chanyeol. "Have you been digging through my past?!"

"No! Of course not, asshole. I'm not that interested!" Wendy memasukkan pecahan beling ke dalam tempat sampah.

"Pokoknya jangan sering-sering berurusan dengannya. Sebisa mungkin suruh sekretarismu saja."

"Terserah, tapi siang ini aku yang akan kesana."

Klek.

Terdengar bunyi pintu ditutup. Kedua pasang mata suami istri ini spontan menengok ke arah pintu. Rupanya yang di depan pintu adalah Renjun. Di sampingnya terdapat 2 buah koper. Ia nampak terkejut tapi juga marah di saat yang bersamaan. Saat itu juga Wendy dan Chanyeol sadar bahwa Renjun sudah masuk sejak tadi. Mereka tidak menyadarinya karena terlalu sibuk bertengkar.

"Renjun wasseo?" tanya Wendy kemudian menaruh sapu dan pengki kembali ke tempatnya. (renjun, kau datang?)

"Renjun-ah, apa yang kam--"

"Berhenti berbasa-basi," potong Renjun. "Selesaikan dulu masalah kalian baru aku pulang kesini. Bagaimana bisa kedua orang tua mempunyai selingkuhan masing-masing? Payah." Renjun berbalik badan sambil menggenggam kedua gagang kopernya. Ia membuka pintu kemudian berjalan keluar.

Wendy bersandar ke tembok sembari menghela napas. Chanyeol terduduk di anak tangga dengan pandangan lemas. Mereka tidak tahu harus bagaimana lagi. Menjelaskan ke Renjun juga pasti tidak akan di dengar olehnya. 

Oh Tuhan, mengapa begini lagi? batin Wendy.

Sungguh, baru kali ini aku merasa pasrah, batin Chanyeol.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang