wear down

3.3K 401 24
                                    

PENCET BINTANG SKUY, GAK NGABISIN KUOTA KOK <3




wear down (phrasal verb) : to make someone gradually lose their energy or confidence.

Wendy membuka pintu dan tirai-tirai yang membuat sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah. Dia baru saja selesai mandi. Sialnya, pagi ini ada orang mabuk di ruang tamunya. Dasar pria tidak tahu diri memang. Wendy harap Chanyeol tidak rewel dan gampang dibangunkan.

"Bangun, bodoh," kata Wendy sembari mengguncangkan tubuh Chanyeol.

"Hmm... Sebentar, sayang..." gumam Chanyeol dengan tubuh yang menggeliat kesana kemari. 

Wendy menampar Chanyeol. "Sekali lagi panggil sayang, aku akan memanggil Ayahmu kesini."

Chanyeol membelalakan matanya dan langsung terbangun. Ia berdecak kesal. Ayahnya memang ketakutan terbesarnya melebihi apapun. Jika harus dibandingkan dengan letusan gunung berapi, Ayah mertua lebih menyeramkan. Chanyeol kadang masih agak merinding melihat ayahnya itu. Auranya sungguh menyeramkan.

"Jam berapa ini?" tanya Chanyeol lalu merogoh ponsel di sakunya. "Astaga masih jam 7 pagi! Sudah gila apa kamu membangunkanku jam segini?!"

"Cepat pergi!" bentak Wendy. "Renjun tidak tahu kamu ada disini! Pergi atau benar-benar kupanggil Ayah dan Ibu mertua."

Chanyeol menyerah. Ia segera memesan taksi online. Pria ini berdiri perlahan kemudian melangkahkan dirinya keluar rumah. Ia berjalan gontai menuju pagar. Satpam sudah membukakan pagar untuknya. Tak lama taksi online datang dan Chanyeol pun pergi dari rumah Wendy.

Bagus, untung tidak rewel. Akan kacau jika ia rewel, batin Wendy kemudian menggelengkan kepalanya.

Langkah kaki terdengar dari arah tangga. Rupanya itu adalah langkah kaki Renjun. Remaja laki-laki ini menguap sembari menuruni tangga. Jari-jari mengucek matanya perlahan agar pandangannya lebih jelas. Renjun pun berjalan ke arah dapur dan menyeduh kopi untuk dirinya.

Wendy tersenyum melihat Renjun. Rutinitas Renjun semenjak SMA sudah mulai berubah menjadi lebih dewasa. Lihat saja, ia bahkan menyeduh kopinya sendiri. Namun pikiran Wendy tiba-tiba melantur. Ia teringat Chanyeol.

Chanyeol memiliki kebiasaan yang sama dengan Renjun. Bangun pagi, tidak langsung mandi tetapi menyeduh kopi. Belum lagi Renjun yang semakin besar semakin mirip dengan Chanyeol. Wendy kadang merasa tidak senang jika anaknya memiliki wajah yang semakin mirip dengan ayahnya. Tapi apa daya Wendy? Ia tidak bisa merubah wajah anaknya.

"Eomma, aku mendengar kegaduhan tadi. Ada siapa?" tanya Renjun lalu meminum kopi panasnya perlahan.

"Ahh... Satpam ahjussi hanya melakukan laporan harian. Sepertinya tadi malam ada orang asing yang mencoba masuk ke dalam. Makanya kami agak panik dan berisik membicarakannya." Wendy berdehem.

Renjun memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "Ini pertama kalinya semenjak 18 tahun."

Wendy mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, Nak. Eomma juga tidak tahu kenapa orang itu berusaha masuk kesini."

Renjun menganggukan kepalanya. Ia menghabiskan sisa kopinya kemudian menaruh gelas kotor di wastafel. Wendy berjalan menuju wastafel dan mencuci gelas itu. Renjun mengambil 2 potong sandwich dingin dan memanaskannya dalam microwave. Setelahnya dia memberikan satu potong kepada Wendy. Mereka berdua pun sarapan bersama.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang