cousin

1.5K 192 4
                                    

gais jujur aku udah buntu lagi, maap banget kalo yang ini agak gak jelas. VOTE AND COMMENT AND SHARE OKAY THANKS A BUNCH AILOPYU!

terus gais aku teh lupa ini ceritanya hari apa sih disini? lah pokoknya baca ajalah WKWKWK maap ya. 



cousin (noun) : a person belonging to the same extended family.

Renjun sampai di rumah dengan selamat. Setelah membayar taksinya, Renjun masuk ke dalam dengan langkah buru-buru. Ia tidak ingin lama-lama berada diluar rumah karena secara teknis orang tuanya ada di rumah sebelah. Kacau jika tiba-tiba Chanyeol atau Wendy keluar rumah dan mendapati Renjun di depan. Bisa-bisa ia dibawa masuk untuk membicarakan "kesalahpahaman".

"Jun-ah, kenapa mukamu begitu?" tanya Ibu mertua yang baru saja turun dari tangga.

"Tidak apa-apa, halmeoni. Oh iya, aku ingin bicara dengan harabeoji," jawab Renjun sembari menengok kesana kemari mencari kakeknya.

"Terakhir halmeoni lihat sih di ruang gim di belakang."

Renjun mengangkat sebelah alisnya. "Ruang gim? Ruang gim aku dan Jaehyun hyung? Yang isinya bowling, VR, dan lain-lain itu?"

Ibu mertua tertawa. "Asal kamu tahu, semenjak kamu dan Jaehyun jarang bermain ke rumah, harabeoji lah yang bermain disana. Nampaknya ia bosan. Apalagi hari ini ia memang sedang tidak ada kerja."

"Baiklah, aku kesana dulu. Terima kasih." Renjun melangkahkan kakinya menuju ruang gim. 

Renjun membuka pintu ruang gim dan mendapati kakeknya sedang melempar bola ke arah pin yang terjajar rapi. Jadi di rumah ini memang ada ruang gim yang cukup besar untuk bermain bowling. Sementara itu di bagian ruangan lain terdapat VR dan pump, biasanya dipakai oleh Siyeon.

"Harabeoji mwohae?" tanya Renjun sembari duduk di salah satu kursi dekat tempat bowling. (kakek sedang apa?)

"Ah, keunyang..." jawab Ayah mertua kemudian duduk di samping Renjun. (ah, ya begitulah)

"Ajarkan aku mengendarai mobil," ucap Renjun tanpa basa-basi lagi. Ia sendiri sudah mempunyai SIM, dibuatkan oleh Ayah mertua tahun lalu. Hanya saja ia belum bisa mengendarainya.

"Harabeoji kan sudah bilang kalau kamu boleh menyetir mobil dan motor sendiri nanti jika sudah lulus SMA. Masih beberapa bulan lagi, Jun-ah," jawab Ayah mertua. "Lagian kenapa buru-buru? Harabeoji kira keputusan itu sudah fix."

"Karena teman-temanku sudah bawa kendaraan sendiri. Masa aku tidak? Ayolah, harabeoji. Aku juga malu kemana-mana diantar supir terus."

Ayah mertua menghela napas. "Baiklah, harabeoji mengizinkanmu."

Renjun bersorak gembira. "Asik! Terima kasih, harabeoji. Kau memang kakek terbaik di dunia."

"Sore ini saja bagaimana? Biar harabeoji dan Jaehyun yang mengajarimu."

"Oke."

Renjun bangkit dari duduknya kemudian mengambil bola. Ia melemparkan bola itu ke arah pin dan menghasilkan strike.



Sore harinya, Jaehyun datang membawa mobilnya. Ia memencet bel kemudian satpam mempersilahkannya masuk. Renjun menyambut dengan senang kakak sepupunya itu. Mereka berdua dengan Ayah mertua pun berjalan keluar. Renjun langsung disuruh duduk di kursi pengemudi, Jaehyun duduk di kursi penumpang belakang, dan Ayah mertua duduk di kursi penumpang depan.

"Oke, sudah tahu dasar-dasarnya, kan? Harabeoji sudah ajarkan tadi," ucap Ayah mertua sembari memasang sabuk pengaman.

"Ingat kalau pakai mobil manual seperti ini kamu harus hati-hati," ucap Jaehyun sembari memajukan posisi duduknya. "Pokoknya bisa yang manual dulu baru matic."

"Oke, hyung."

"Ayo coba nyalakan."

Renjun menyalakan mesin mobil. Ia kemudian menyetel kopling sesuai perintah Ayah mertua. Jaehyun menyuruh Renjun untuk jalan perlahan. Berhasil, Renjun keluar pagar rumah. Seluruh isi mobil menghela napas lega.

"Kamu belajar lebih cepat dari Jaehyun," celetuk Ayah mertua.

Jaehyun tertawa. "Untuk kali ini aku mengakui perkataan harabeoji."

Renjun ikut tertawa. "Terima kasih."

"Sekarang jalan saja seperti biasa kamu mengendarai mobil golf."

Renjun menjalankan mobil dengan mulus ke jalanan. Jaehyun terkagum-kagum melihat kemajuan Renjun yang cepat. Renjun memang cepat belajar. Jadi Jaehyun dan Ayah mertua tidak heran. 

Setelah mengendarai mobil mengelilingi komplek beberapa kali, mereka pun kembali ke rumah. Agak susah bagi Renjun untuk memarkirkan mobil. Ia stres walaupun sudah diarahkan oleh Ayah mertua dan Jaehyun.

"Ah, aku menyerah memarkirkan mobil sialan ini!" seru Renjun kemudian melepas sabuk pengamannya. Ia memasang rem tangan kemudian membuka pintu mobil dan berjalan keluar. 

Ayah mertua hendak menyusulnya, tapi Jaehyun menghalanginya. "Biar aku saja, harabeoji. Harabeoji parkirkan saja dulu," kata Jaehyun kemudian berjalan keluar mobil.

Jaehyun menyusul sepupunya itu ke dalam rumah. Ia mengerti betul bagaimana perasaan Renjun yang tiap hari harus menghadapi orang tuanya. Kenapa Jaehyun tahu? Itu karena Wendy suka curhat pada Irene dan Irene kerap bercerita kembali pada Suho. Jaehyun sesekali menguping bersama Siyeon. Makanya ia bisa tahu.

Miris.

Satu kata yang bisa Jaehyun utarakan untuk menggambarkan keluarga Renjun. 

Tapi bagaimanapun juga, Renjun, Wendy, dan Chanyeol adalah keluarganya. Ia tetap harus membantu mereka. Maka dari itu sekarang Jaehyun sedang berusaha menenangkan Renjun yang tengah bermain air di kolam renang. Lebih tepatnya sedang melemparkan barang-barang di sekitar kolam renang ke dalamnya.

"Renjun-ah, hyung boleh bicara?" izin Jaehyun.

"Hmm..." gumam Renjun mengizinkan kakak sepupunya itu.

"Hyung tahu kamu sedang mengalami masa yang sulit. Tapi hyung tidak bisa merasakan hal yang sama sepertimu karena kondisi keluarga kita berbeda. Kamu tahu kan jika kamu ada masalah kamu bisa datang ke rumahku? Kita bisa bersenang-senang bersama melupakan semua kesulitan hidup."

"Ya, aku tahu, hyung." Renjun membalikan badannya ke arah Jaehyun. "Terima kasih."

Jaehyun menghelakan napas panjang. "Tapi kamu juga jangan lupa bahwa mereka adalah orang tuamu. Hyung yakin mereka sedang berusaha yang terbaik untuk mengembalikan keharmonisan keluarga. Jika kamu memang ingin semuanya kembali normal, kamu juga harus berusaha."

Renjun bingung. "Maksud hyung?"

"Jangan berlarut-larut dalam kesedihan, Renjun-ah. Kamu sedih, mereka juga sedih. Kamu marah, mereka juga marah. Begitulah."

"Hmm... Baik, hyung. Akan kuingat perkataan hyung."

"Hyung pulang dulu. Masih ada urusan kuliah sama teman-teman yang lain."

"Oke, hati-hati. Selamat jalan."

Jaehyun pergi menuju halaman depan kemudian memasuki mobilnya. Sementara itu Renjun kembali ke kamarnya di lantai dua. Jaehyun menghela napas panjang mengingat Renjun yang mood nya berubah seketika hanya karena tidak bisa parkir. Ia bisa menyimpulkan sendiri bahwa tingkat stres Renjun sudah parah. Entahlah, ia sebetulnya tidak ingin mengurusinya tapi Renjun adalah keluarganya.

Ah, sudahlah. Aku hanya akan terus mendukungnya, bagaimanapun juga, batin Jaehyun kemudian menjalankan mobilnya.

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang