subdued

6.3K 722 77
                                    

23 April 2000, 7AM



subdued (adj) : quiet and slightly sad or worried.

Oeekkk oeekkk

Tangisan Renjun tidak kunjung berhenti semenjak pukul 3 dini hari. Wendy bersusah payah menenangkan anaknya. Sekeras apapun dia berusaha, anaknya itu tidak kunjung tenang juga. Wendy sendirian di rumah karena orang tuanya baru saja pulang kemarin. Pasrah. Itulah yang dirasakan Wendy sekarang.

Bagaimana dengan Chanyeol?

Pria brengsek itu tidak pernah memberi kabar lagi semenjak telepon di hari kelahiran Renjun. Rekan kantornya tidak ada yang mau bicara. Keluarganya tidak tahu menahu akan keberadaan Chanyeol. Teman-teman dekatnya pun tidak ada yang tahu.

"Renjun... Berhentilah menangis, Nak..." ujar Wendy dengan nada pasrah. Jujur, dia sangat capek. 

Kriiinggg! Kriiinggg!

Wendy berjalan cepat menuju ruang tamu. Ia mengangkat telepon lalu menjepitnya di antara bahu dan pipi. Kedua tangannya sibuk mengelus kepala Renjun.

"Halo," sahut Wendy. "Park Wendy disini."

"Wendy? Ini aku," kata seseorang di seberang sana.

"Irene eonni?" 

"Aku di depan rumahmu. Bukakan pagar. Kita harus bicara."

Wendy menutup telepon dengan cepat. Kakinya terburu-buru berjalan ke arah pintu pagar rumahnya. Ia membuka gemboknya kemudian menggeser pagar itu. Terlihatlah kakak iparnya, Irene, sedang berdiri sembari membawa beberapa kantung kertas berisi peralatan bayi.

"Kita bicara di dalam." Irene mendahului Wendy masuk ke dalam rumah.

Wendy menghela napas kemudian menutup pagarnya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah. Irene tampak sudah duduk di kursi tamu. Tangan wanita itu mengeluarkan isi-isi dari kantung kertas yang ia bawa. Baju bayi, peralatan makan bayi, dan mainan bayi berserakan di atas meja.

"Eonni, kamu tidak perlu repot-repot datang kesini hanya untuk memberikan ini," ujar Wendy sambil duduk di samping Irene.

Irene menatapi adik iparnya itu kemudian menatapi bayi dalam gendongannya. "Boleh kugendong? Tampaknya dia sudah menangis sejak subuh."

Wendy menyerahkan Renjun kepada Irene. "Aku tidak tahu cara menenangkannya."

Renjun langsung berhenti menangis begitu digendong Irene. Irene tampak menepuk-nepuk punggung Renjun sembari menggoyang-goyangkannya. Wendy menghela napas panjang melihatnya. Ia meras gagal menjadi ibu. Bagaimana bisa anaknya sendiri tenang di gendongan orang lain dan menangis di gendongan ibunya?

"Lain kali kamu harus lebih tenang. Bayi bisa merasakan stres orang tuanya. Makanya mereka menangis terus. Jaehyun dan Siyeon juga begitu. Jadi tenangkan dirimu," kata Irene. 

"Eonni, jujur saja padaku apa maksud eonni datang kesini. Tidak seperti biasanya." Wendy menyibak poni yang menghalangi pandangannya sembari menghela napas.

Irene menunjuk barang-barang bayi di atas meja. "Anggap saja dari Chanyeol."

Wendy membelalakan matanya. "Chanyeol pulang?"

"Tidak. Dia tidak pulang. Bajingan itu tidak memberi kabar sama sekali. Terakhir kali dia pulang ke rumah orang tuaku hanya untuk mengambil berkas-berkas miliknya. Ia bahkan mengambil beberapa buku tabungan dan kartu kreditnya dari dalam brankas."

Mama Wendy [Wenyeol AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang