welkom bek, gausa byk bacod y lgsg aja :)
grief (noun): deep sorrow, especially that caused by someone's death.
Chanyeol meraih jas hitam yang terletak di atas kasur. Tangannya sedikit bergemetar saat memakainya. Napasnya begitu sesak, entah mengapa. Matanya menatap ke arah cermin. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Menghela napas panjang sebelum akhirnya mematikan lampu kamar dan berjalan keluar. Langkah kaki membawa dirinya cepat menuju ruang tamu rumahnya.
Disana telah tampak beberapa anggota keluarga inti dan teman dekat keluarga. Tidak banyak yang datang, karena sudah peraturannya tidak boleh berkumpul dengan banyak orang. Semuanya duduk berjauhan dan memakai masker demi keamanan dan kenyamanan bersama. Namun, Chanyeol tidak melihat Wendy dimanapun.
"Eomma mu dimana?" tanya Chanyeol ketika menghampiri Renjun.
"Tidak tahu," jawab Renjun yang memang betul tidak tahu.
Chanyeol mengangguk kemudian tersenyum bergantian kepada Renjun dan teman-temannya. Ia berjalan mengelilingi rumahnya yang cukup besar ini untuk mencari Wendy. Sampai pada akhirnya ia menemukan Wendy di kamar Yuan. Entah bagaimana wanita itu bisa masuk karena semalam Chanyeol sudah mengunci juga menyembunyikan kuncinya di ruang kerja.
"Wendy..." panggil Chanyeol pelan.
Wendy yang tengah mengelus mainan favorit Yuan menengok perlahan ke belakang. Matanya sayu sekali, seperti tak bernyawa. Chanyeol tidak ingin gegabah mendekatinya karena takut akan memicu emosi Wendy.
"Ayo, turun. Lima belas menit lagi kita pergi," kata Chanyeol kemudian tersenyum dan mengulurkan tangan ke arah sang istri.
Wendy menggeleng. "Aku tidak mau pergi."
Chanyeol menarik kembali uluran tangannya. "Baiklah, aku akan menemanimu disini 10 menit lagi. Tapi setelahnya kita pergi, ya?"
"Hmm... Oke."
Chanyeol mendudukan diri di kursi kecil yang biasa Yuan pakai untuk bermain. Wendy sendiri masih memerhatikan beberapa mainan dan barang-barang Yuan. Chanyeol tidak tahan melihat Wendy seperti ini. Ia tahu istrinya itu sedang dilanda kesedihan, apalagi kehilangan anaknya yang baru saja berumur 2 tahun.
"Dia belum sempat baca buku ini, Chan," celetuk Wendy sambil meraih sebuah buku cerita yang masih bersampul plastik.
"Oh ya?" tanya Chanyeol kemudian menghampiri Wendy. Jujur, ia jarang bermain dan belajar bersama Yuan. Maka dari itu, Chanyeol tidak tahu menahu tentang apa saja yang sudah Yuan pelajari kecuali Yuan sendiri yang datang menunjukkannya.
Tangan besar Chanyeol mengambil buku cerita itu. "Ah, ini buku Franklin yang aku belikan untuknya beberapa waktu lalu..." ujar Chanyeol pelan.
"Iya, waktu itu kamu dapat dari toko buku bekas. Jarang sekali dapat buku bekas masih mulus dan bersampul seperti ini. Yuan senang sekali waktu itu. Tapi dia tidak ingin membuka sampulnya."
"Hah?"
Wendy tersenyum pahit. "Dia ingin membuka dan membacanya denganmu."
Chanyeol langsung sesak. Dia tidak tahu akan hal itu, tentu saja karena ia sibuk. Tiba-tiba saja, Renjun mengetuk pintu dan meminta kedua orang tuanya untuk segera turun dan memasuki mobil. Chanyeol buru-buru turun karena ia harus menyetir sementara Wendy menghela napas sebelum menaruh kembali buku cerita tersebut dan berjalan keluar. Renjun sendiri menutup pintu kemudian mengelus tanda nama Yuan di pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Wendy [Wenyeol AU]
FanficSebuah cerita tentang Wendy, seorang ibu tunggal yang ditinggal suaminya tepat ketika ia melahirkan anak mereka. bahasa baku dan banyak kata kasar yangxiaozhu, May 2020