C H A P T E R 8.5

3.1K 353 41
                                    

Baiklah ... yang mau plus plusnya, segara merapat kemari. Tolong jangan ingatkan Laura sama Rome kalo mereka ga pake pengaman ya ahahaha 😝😝😝

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya  😁😁


Vote comment dan share

Follow recommend

love,

DyahUtamixx

(⚠️⚠️⚠️WARNING! ADEGAN 18+ MOHON BIJAK DALAM MEMBACA⚠️⚠️⚠️)

Rome mengerang dan bergumam, "kau akan menjadi alasanku mati, Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rome mengerang dan bergumam, "kau akan menjadi alasanku mati, Laura."

Laura menatap wajah tampan Rome dengan lekat. Perlahan satu tangannya bergerak menangkup wajah itu dengan lembut. Rahang Rome yang tegas dan masih bersih dari jambang tipis, terasa begitu lembut sekaligus pas di tangan Laura. Seketika senyum kecil terukir di bibir Laura dan dengan perlahan, mengangkat kepala, mengecup bibir Rome singkat. Manik birunya menatap manik hazel yang dipenuhi oleh kobaran gairah seraya berkata, "itu berarti aku harus membuatmu bahagia. Benar bukan?" Laura jeda sejenak sebelum menyeringai jahat dan berbisik dengan bisikan menggoda, "atau kau ingin aku membuka bajuku satu persatu di depanmu?"

Seketika Rome tertawa mendengar ucapan Laura. Dia memberi wanita itu senyum menawan yang dapat meluluhkan banyak wanita karena begitu menggoda, dan kemudian mengusap bahu Laura yang terasa sedikit gemetar sebelum meremas bahu itu lembut. Rome mengecup sudut bibir Laura seraya meremas pinggang Laura menggunakan tangannya yang lain dengan kuat. "Jika itu yang ingin kau lakukan, maka tidak ada alasan bagiku untuk menolak," ujar Rome sensual. Wajah Laura langsung merah padam. Tangan yang saat itu meremas bahu Laura terlepas dan perlahan naik, mengusap pipi Laura yang merah bagaikan tomat dengan gerakan naik turun. "Kau tahu, itu adalah tawaran yang sangat menggoda bagiku, tapi malam ini adalah untukmu Laura. Aku yang akan membuatmu tidak dapat melupakan malam kebersamaan kita."

"Apa ...? Kau ..." Sebelum Laura dapat menyelesaikan kalimatnya, bibir Rome sudah terlebih dahulu mengklaim bibir Laura, mencumbu bibirnya dengan begitu sensual dan intens, kemudian sama seperti sebelumnya, pria itu kembali menelusupkan lidah, memasuki mulut Laura dan bergerak dengan leluasa di dalam mulutnya, mengajak lidah Laura untuk menari bersama lidah pria itu. Tangan Laura yang sebelumnya menangkup wajah Rome, perlahan terlepas dna bergerak ke bahu pria itu, mencengkram bahu Rome dengan begitu kuat hingga kuku-kukunya menancap di kemeja hitam yang Rome kenakan.

Lalu ketika mereka mulai kehabisan udara, Rome perlahan melepas tautan bibir mereka. Manik hazel pria itu menggelap saat melihat bibir Laura yang merah, bengkak, dan basah karena ulahnya. Rome melepaskan satu tangannya dan mengusap bibir Laura dengan ibu jari, kemudian memeluk Laura begitu erat, mengunci tubuh wnaita itu dalam pelukan posesifnya, sedangkan tangannya yang tadi mengusap pipi Laura, bergerak ke belakang, menangkup dan mencengkram rambut Laura kuat. Laura menarik napas. Dua buah dada Laura yang begitu menggoda, bergerak naik dan turun dengan cepat karena sedang mengumpulkan udara sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru. 

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang