C H A P T E R 10

2.7K 283 26
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁


Vote comment share

Follow recommend


Love,

DyahUtamixx

DyahUtamixx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua jam kemudian akhirnya mereka tiba di lokasi tujuan. Saat Laura turun dari mobil, hembusan angin laut menerpanya dengan lembut dan suara deburan ombak mengalun lembut di telinganya. Dia tersenyum lebar sambil mengedarkan pandangan, memperhatikan hamparan laut biru yang begitu luas. "Selamat datang di pantai Etretat," gumam Rome seraya melingkarkan kedua tangannya di pinggang Laura, memeluk wanita itu dari belakang. dia memperhatikan wajah Laura yang begitu cerah dan itu membuat jantungnya berdegup sangat cepat.

"Aku sungguh tidak menyangka kau membawaku kesini, Rome!" pekik Laura diselingi tawa bahagia. Dia menoleh dan mencium pipi Rome singkat sebelum kembali menatap pemandangan di depannya. Hamparan pasir putih, laut biru yang begitu jernih, lalu tebing-tebing tinggi yang menghiasi sisi pantai. Laura sungguh beruntung bisa menjejaki pantai ini. Ditambah lagi mereka datang disaat pantai sedang dalam suasana sepi, membuat suasana menjadi lebih damai dan tenteram. Mereka berjalan menuju pantai pasir putih sambil bergandengan tangan, Laura tidak lupa untuk melepas sepatu wedges cream yang dikenakannya dan menenteng benda itu di tangan yang lain. Semilir angin laut yang berhembus dan deburan ombak, mengiringi tiap langkah mereka. "Aku sungguh tidak menyangka kau akan membawaku ke pantai."

"Sejujurnya, aku ingin membawamu ke kota Nice, tapi kurasa pantai Etretat sudah cukup untuk saat ini." Rome bergumam malu.

"Terima kasih sudah membawaku kesini." Laura mendongak dan menatap langit biru yang cerah, membuat dirinya tidak tahan ingin mengabadikan pemandangan ini dengan ponselnya. "pergi ke pantai seperti ini saja sudah cukup buatku."

"Lain kali aku akan membawamu ke Nice."

Laura hanya tertawa sebagai tanggapan dari ucapan Rome, kemudian dia melepaskan tautan tangan mereka dan berlari ke air biru nan jernih yang datang. Laura tertawa dan melambaikan tangan pada Rome. Kakinya telanjang yang sudah dipenuhi oleh pasir, sesekali tertutup oleh air laut yang datang. "Rome kemarilah! Airnya terasa segar!"

Rome hanya menggeleng dan memilih mengawasi Laura yang sibuk bermain air dari tempat aman. "Hati-hati dengan pakaianmu, Laura!"

"Tentu!" Laura membalas sambil bermain dengan perasaan yang bebas. Dia tertawa tiada henti, menampilkan kecantikan yang bahkan melebihi lautan itu sendiri. Rome menatap kagum wanita itu. Laura yang berdiri di jauh di depannya, seperti sedang memancarkan sinar, sinar yang menerangi kehidupannya. Setitik senyum terukir di bibirnya dan dia bertekad untuk menjadikan Laura miliknya. Perlahan dia mengangkat tangan, mengusap area dada dimana jantungnya berdetak. Apakah ini yang dinamakan dengan perasaan cinta? Apakah ini yang dirasakan oleh orang-orang ketika mencintai seseorang? Rome tidak tahu, bahwa waktu yang dihabiskannya bersama Laura, membawanya pada perasaan asing ini, sebuah perasaan yang tidak pernah dibayangkannya untuk dirasakan. Sebuah perasaan cinta yang begitu murni. Dan ya, Rome mengakui itu, bahwa dia telah jatuh cinta pada Laura. Senyum, tawa, suara, bahkan air mata yang wanita itu keluarkan, sangat berharga baginya. Rome ingin melindungi wanita itu, melindungi kepolosannya dan juga senyumnya, Rome ingin memberikan seluruh dunia untuknya.

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang