A Wattpad Romance Story
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
___________
Liburan yang Laura Hamilton lakukan selama satu bulan di Paris, membawanya dalam sebuah pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Pertemuann...
Akhirnya setelah sekian lama prolog yang kalian tunggu tiba juga ahahaha Pasti udah ga sabar banget pengen liat wajah baru Broken Trust bagi kalian yang membaca Broken trust yang lama.
Oke. karena ini adalah versi baru, jadi semuanya benar-benar berbeda. Siapa yang udah nunggu nih? coba mana suaranya??
Oke gausah menunggu lama lagi, cuss ... langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁
vote comment share
Follow recommend
Love.
DyahUtamixx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di malam yang begitu sunyi dan senyap, dengan suara jangkrik serta gemerisik dedaunan yang tertiup oleh angin menjadi satu-satunya suara. Langit yang terlihat gelap gulita, serta awan tebal yang menutupi rembulan serta bintang untuk menerangi malam, dua orang manusia tengah berjalan mengendap dengan wajah yang penuh waspada. kedua orang tersebut berjalan sambil bergandengan tangan, seolah tidak ingin kehilangan satu sama lain. Langkah mereka yang begitu pelan, dapat tersamarkan, namun walaupun begitu, tidak berarti mereka dapat merasa tenang. Jantung mereka berdegup dengan begitu cepat, takut akan scenario terburuk terjadi di dalam pelarian mereka.
Sang wanita, yang berjalan di belakang seorang pria bertubuh besar nan kekar, menitikkan air mata. Tubuhnya yang gemetar ketakutan karena keputusannya ini membuat perasaannya begitu kalut. Keputusannya saat ini merupakan sebuah pengkhianatan terbesar bagi kepercayaan keluarganya yang telah mereka berikan padanya. Namun tetap saja, yang dia inginkan hanyalah hidup bahagia bersama kekasihnya, cinta sejatinya, bukan pria asing yang tidak pernah menganggap dirinya lebih dari sebatas sebuah transaksi bisnis. Wanita itu menoleh ke belakang sekali lagi, memperhatikan bangunan mansion yang sudah menjadi rumahnya. Tempat yang dipenuhi oleh banyak kenangan baik masa kecilnya maupun mendiang ibundanya yang telah tiada. Wanita itu menarik napas dan meremas gaun tidur panjang berlapis overcoat yang dikenakannya, sebelum kembali menatap ke depan, tepat ke sosok pria yang dicintainya.
Mereka terus berjalan menyusuri taman belakang mansion yang luas. Sesekali suara kerikil yang diinjak menjadi pengiring langkah mereka menuju kebebasan yang sejujurnya tidak pernah wanita itu pikirkan sebelumnya. Sekilas dia memperhatikan cincin bertatahkan berlian yang melingkari jari manisnya. Sebuah cincin yang menandakan bahwa dia telah bertunangan dengan pria asing yang tidak dicintainya. Wanita itu menarik napas, memikirkan sebuah cara untuk memanfaatkan cincin yang dikenakannya sebagai uang untuk kehidupan baru dirinya kelak.
Begitu sibuk dengan pikirannya, dia tidak menyadari bahwa mereka telah tiba di tembok perbatasan lahan mansion. Saat dirinya sadar bahwa mereka telah tiba di tujuan adalah ketika manik hijau miliknya yang diturunkan dari sang ayah, bertemu dengan manik cokelat yang begitu hangat dan lembut, manik cokelat yang telah memikat hatinya sejak pertama kali mereka bertemu. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya wanita itu berbisik pelan.