C H A P T E R 15

1.9K 227 27
                                    

UPDATE!!!


Ayo semua merapat! siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya? 


Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁


Vote comment share

Follow recommend


Love,

DyahUtamixx


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rome memperhatikan dengan seksama wajah cantik wanita yang ada di hadapannya, wajah yang selama dua tahun ini mengisi mimpinya setiap malam, wajah yang ingin sekali Rome usap dengan lembut. Ketekerjutan begitu jelas terlihat mengisi wajah tersebut dan manik biru langit yang indah itu, bergetar seolah apa yang sedang dilihat saat ini bukanlah nyata. Rome menarik napas panjang. Dia tahu apa yang Laura rasakan saat ini, karena dia sendiri juga merasakan hal yang sama ketika tahu siapa identitas Laura. 

Kedua tangannya mengepal, sebelum memberanikan diri untuk mengangkat salah satu tangan, mengajak Laura untuk berjabat tangan. Susah payah dia menahan diri untuk tidak menerjang Laura ketika wanita itu masuk ke dalam ruang makan. Rasa rindu yang menyesakkan dadanya ini, rasa kecewa, begitupun dengan rasa cinta yang tidak pernah sirna, membuat Rome ingin membuang akal sehatnya agar bisa kembali menyentuh Laura, wanita yang dia cintai.

Memorinya masih terasa begitu segar, ketika Laura hilang begitu saja dari dalam kehidupannya. Dia masih ingat rasa panik serta takut ketika tidak melihat Laura di dalam kamar, mencari ke seluruh sudut ruangan sebelum membuka ponsel untuk menanyakan keberadaan wanita itu, namun ketika dia mencoba mencari nomor Laura, nomor wanita itu telah menghilang, begitupun jendela percakapan mereka. 

Saat itu juga Rome tahu akan pesan Laura, wanita itu meminta dirinya melupkan momen mereka dan pergi selamanya dari hidupnya. Rome hanya bisa duduk lemas di sofa dengan ponsel yang berada di genggaman. Manik cokelatnya melirik bunga mawar merah segar yang dibelinya untuk Laura, bunga mawar merah yang sudha teronggok di lantai dan tidak lagi berarti. Bunga itu seolah sedang mencemooh Rome bahwa wanita yang dicintainya untuk pertama kali, telah mencampakkan dirinya.

Seketika rahang Rome mengeras dan tangannya yang terulur untuk mengajak Laura berjabat tangan, gemetar. Mengingat rasa sakit serta sedih yang dirasakannya pasca kepergian wanita itu begitu dalam. Rome tidak bisa berbuat apapun saat itu. dia ingin sekali mencari Laura, menyeret wanita itu kembali ke dalam pelukannya, memgurung wanita itu agar tidak lagi pergi darinya, tapi Rome saat itu begitu marah dan terluka. Bahkan dia harus menunda kepulangannya ke New York karena tidak mau berhadapan dengan keluarganya maupun dengan keluarga Hamilton. 

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang