C H A P T E R 29

1K 124 8
                                    


UPDATE!!!


Ayo semua merapat! siapa yang udah nunggu chapter ini? mana suaranya?


oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁


Vote comment share

Follow recommend


Love,

DyahUtamixx


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyum yang melekat di wajah Nicholas perlahan meluntur tergantikan dengan garis tipis ketika pertanyaan itu keluar dari mulut Rome. Sekilas manik cokelat milik Nicholas diisi oleh kobaran api marah sebelum semua itu sirna. Ekspresi gelap yang menghiasi wajah Nicholas seketika hilang dan tergantikan dengan kekehan pelan yang terkesan mengejek. Nicholas mengusap dagunya dengan jemari dan menatap Rome dengan hati-hati. Dia mencoba untuk bersikap sesantai mungkin, walaupun jantungnya bergemuruh keras dipenuhi berbagai macam emosi, dan emosi yang mendominasi adalah dendam serta amarah. 

Nicholas menggelengkan kepala seraya meraih cangkir berisi teh berkualitas terbaik yang sudah dipersiapkan oleh Zayden. Dia menenggak teh tersebut dengan hati-hati sebelum kembali meletakkan cangkir ke atas meja seraya bertanya, "apa yang baru saja kau maksud, Valiente? Menyebarkan informasi tentang apa?" Nicholas menarik sudut bibirnya membentuk senyum miring sebelum melanjutkan, "aku bahkan tidak keluar dari mansion selama masa berkabung. Shafira adalah saudariku, jadi mana mungkin aku melakukan itu?"

"Ya, kau melakukan itu tidak untuk menghancurkan reputasi Shafira, melainkan reputasi Valiente, namun yang tidak kau sangka adalah opini publik mengenai Shafira serta pernyataan yang dikeluarkan baik itu dari pihak Hamilton serta Valiente." Rome menyenderkan punggungnya di sandaran sofa dan mendengus pelan. "Kau tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku, Nicholas. Aku sudah mengetahui apa yang kau lakukan." Rome memperhatikan seisi ruangan sebelum memfokuskan tatapannya ke arah manik cokelat Nicholas yang menatap dirinya tajam. "biar aku katakan satu hal padamu, menghancurkan reputasi Valiente tidaklah mudah. Hanya dengan skandal seperti itu tidak membuat Valiente jatuh."

Nicholas melipat kedua tangannya di atas dada, "dengan menutupi fakta mengenai Rowan atau membuat berita baru agar berita mengenai Shafira tenggelam?" Nicholas menghela pelan dan bergumam, "aku merasa sedih dengan tuduhanmu itu adik ipar."

"Johnson Mckenzie." Mendengar nama itu keluar dari mulut Rome, seluruh tubuh Nicholas seketika membeku. Manik cokelat itu langsung tertuju kepada Rome dengan tatapan membunuh yang begitu nyata. "aku rasa kau mengenalnya, dari reaksimu, sepertinya kalian berdua cukup dekat." Rome tersenyum licik. Reaksi Nicholas begitu mudah ditebak, tidak seperti Shafira yang pandai menyembunyikan emosi serta pikirannya, Nicholas sama sekali tidka mahir dan dapat dengan mudah dibaca bagai sebuah buku. Tentu saja Rome tidak merasa menang, mengingat peringatan yang Shafira berikan padanya dahulu, Rome tahu bahwa Nicholas tidak bisa dianggap enteng, jadi dia yakin ancaman saja tidak akan cukup membuat pria itu diam, namun Rome memikirkan perasaan Jordan, karena dia sudha menjadi seorang ayah, sedikit banyak dia mengerti akan perasaan kekecewaan yang akan Jordan rasakan jika sampai tahu putranyalah yang membuat Hamilton harus berbicara di depan publik mengenai kesedihan akan kehilangan seorang putri. "Dia adalah editor senior salah satu perusahaan media bukan?"

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang