A Wattpad Romance Story
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
___________
Liburan yang Laura Hamilton lakukan selama satu bulan di Paris, membawanya dalam sebuah pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Pertemuann...
Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini?
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow Recommend
Love,
DyahUtamixx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal pertama yang menyambut Laura ketika membuka diary milik Shafira adalah tulisan tangan sang kakak yang begitu khas menggunakan pulpen tinta berwarna hitam. Jemarinya diletakkan di atas permukaan kertas dan mengusap tulisan tangan Shafira dengan perasaan rindu. Laura menarik napas dan mulai membaca halaman pertama pada diary, disusul dengan halaman kedua, ketiga dan seterusnya.
Di awal semua hanyalah keluh kesah Shafira terhadap kehidupannya dan Laura tersenyum sedih tiap kali Shafira mengungkapkan kelelahannya pada rutinitas yang dijalani sambil berkata bahwa itu semua bukanlah dirinya. Halaman-halaman berikutnya diisi dengan mimpi serta kata-kata penuh semangat untuk mencapai mimpi tersebut. Laura berhenti di salah satu halaman dan membaca isinya sebelum tertawa sambil menitikkan air mata.
12 Juni 2019
Diary, hari ini aku begitu kesal dengan adikku. Dia sama sekali tidak ingin aku menemaninya berbelanja dengan alasan kalau aku akan membeli seluruh isi mall. Itu tidak benar bukan? Aku hanya tidak tahan melihat barang yang lucu. Apalagi jika barang lucu itu digunakan untuk adikku yang juga lucu dan menggemaskan.
Kenapa dia tidak senang jika aku memanjakannya? Adikku itu sungguh aneh. Disaat adik lainnya ingin dimanjakan oleh kakaknya, disinilah dia. Selalu menolak setiap kali aku ingin memanjakannya. Beruntung aku amaaaaaat sayang padanya, jika tidak aku akan mengurungnya di lemariku untuk kupajang dan kujadikan salah satu koleksiku.
Hmm ... kurasa itu bukan ide yang buruk. Dengan begitu jika aku merindukannya, aku hanya perlu masuk ke kamar dan memeluk nya sepuas hatiku. Bagaimana menurutmu diary? Apakah aku harus mulai merencanakan penculikannya?
"Penculikan? Bagaimana bisa aku diculik dan disekap dirumah sendiri, Shafira?" Laura bergumam pada diri sendiri. Yah, memang saat tulisan ini dibuat dia sudah tinggal di apartemen dan mengajar jadi Shafira sulit menemui dirinya, sangat berbeda saat dia masih berada di kediaman Hamilton. Laura menggelengkan kepala dan membalik beberapa halaman dan berhenti pada tulisan Shafira mengenai liburan Laura.