C H A P T E R 24

1.5K 165 9
                                    

UPDATE!

Ayo semua merapat! Siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

Dua hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari kemudian

Rome menghela pelan sambil melipat kedua tangannya di atas dada dengan tubuh yang menyender di salah satu area pembatas deck kapal. Manik cokelatnya mengarah tepat ke arah dimana Jeffery sedang berbicara bersama salah satu anggota keluarga Valiente senior lain, yaitu Kevin Valiente-sepupu dari Jeffery sendiri dan seorang anggota senator. Dia mengalihkan tatapan dari kedua pria itu ke sebuah kotak kayu berkualitas yang terletak di atas meja, dimana abu Rowan sebelumnya tersimpan, karena baru beberapa menit lalu abu dari mendiang kakaknya itu ditaburkan ke air laut.

Tidak ada upacara yang berarti sebagai bentuk penghormatan terakhir selain beberapa ucapan perpisahan dari anggota keluarga yang dahulu dekat dengan Rowan, termasuk Rome sendiri. Dia menatap ke langit, bertanya-tanya apakah Rowan sedang mengawasinya dari langit dengan senyum serta dukungan untuk terus menjalani hidup?

Perlahan Rome memejamkan mata, mencoba meresapi angin laut yang berhembus menerpa wajahnya. Deburan ombak yang menghantam kapal bagaikan sebuah melodi indah untuk dirinya serta jiwanya yang gundah akan kepergian satu-satunya kakak yang disayangi. Rome begitu larut dalam kesendiriannya hingga tidak merasakan seseorang berdiri di sisinya, dan dia baru menyadari orang itu ketika mendengar suara gelas yang beradu dengan pembatas besi deck kapal. Sontak Rome membuka kedua kelopak matanya dan menoleh ke samping, mendapati salah satu sepupunya-Carter, sedang berdiri di sisinya sambil mencondongkan tubuh ke pembatas dengan kedua tangan yang saling terlipat dan bertugas sebagai tumpuan di atas pembatas besi. Manik hijau gelap pria itu menatap ke arah laut dengan tatapan menerawang dan rambut gelapnya bergerak tertiup angin.

Carter merupakan satu dari lima orang yang terpilih sebagai kandidat penerus keluarga. Pria itu, yang sebelumnya berprofesi sebagai pengacara memiliki ambisi untuk mengalahkan Rowan di masa lalu untuk memiliki kursi tahta keluarga, namun saat Rowan yang pada saat itu telah terpilih sebagai penerus memilih untuk melepaskan status demi mimpi untuk menjadi seniman dan berkeliling dunia, ambisi pria itu seperti terhapus begitu saja dan fokus dengan karir sebagai seorang jaksa. Rome kembali memperhatikan Jeffery yang kali ini sedang berbicara dengan tetua keluarga. "Kau datang sendiri? Tidak membawa istrimu?" Carter akhirnya membuka percakapan. Suara deburan ombak membuat pertanyaannya tidak akan terdengar jika jarak diantara mereka cukup jauh.

Rome melirik singkat ke arah Carter lewat sudut mata sebelum kembali fokus mengawasi Jeffery, karena tujuannya kesini selain memberikan ucapan perpisahan pada sang kakak, dia juga harus berbicara pada sang ayah mengenai Vien. "Ya. Dia terlalu lelah untuk bepergian bersamaku."

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang