C H A P T E R 4

2.8K 327 8
                                    

UPDATE!!

Ayo semua merapat! siapa yang udah nunggu chapter ini? Mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote, comment, share

Follow recommend

Love,

DyahUtamixx

"Jadi apa rencana kita hari ini?" tanya Rome sambil melirik ke sosok Laura yang sedang menunduk dan sibuk membaca sesuatu di layar ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi apa rencana kita hari ini?" tanya Rome sambil melirik ke sosok Laura yang sedang menunduk dan sibuk membaca sesuatu di layar ponsel. Rambut cokelat milik wanita itu yang sebelumnya terikat, sekarang digerai dengan bebas, menutupi leher serta tengkuk yang memiliki kulit putih nan mulus, dan hal itu membuatnya penasaran dengan yang tersembunyi dibalik pakaian. Rome memejamkan mata selama sesaat untuk menghapus pikiran mesum yang sempat terlintas di benaknya dan mencoba mengalihkan pikiran. Kemudian mengingat kalau selama semalaman penuh dia tidak bisa tertidur nyenyak karena mengingat wanita disampingnya ini. Manik biru bagaikan langit, bibir merah bagaikan kelopak mawar, suaranya yang lembut, senyum yang indah, lalu wajah cantik yang menunjukkan berbagai ekspresi.

Seketika Rome penasaran dengan wanita yang berdiri di sisinya ini, entah kenapa untuk pertama kalinya dia merasa tertarik pada seorang wanita. Rome sudah dikelilingi oleh banyak wanita cantik sejak dirinya duduk di bangku kuliah, dan hal itu membuatnya merasa jengah dan bosan melihat tipe wanita yang selalu saja sama di depannya. Mereka akan mencoba untuk merayu dengan tujuan mendapatkan hati Rome serta memiliki dirinya, lalu kemudian memanfaatkannya demi kepentingan mereka sendiri, apalagi saat mereka tahu bahwa Rome berasal dari keluarga konglomerat, namun wanita ini sungguh berbeda dan hal itu bagaikan angin segar untuk Rome. Rome berdehem pelan dan hal itu mengalihkan fokus Laura dari layar ponsel. Wanita itu buru-buru memasukkan ponsel miliknya kembali ke dalam tas dan mendongak, menatap Rome dengan tatapan tanya. Rome menarik napas dan membuangnya perlahan, kemudian mengulang pertanyaannya dengan tenang. "Apa rencanamu untuk mengisi hari ini, nona Laura?"

Laura menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berujar, "panggil saja aku Laura, dan umm ... aku berencana untuk pergi ke pasar Bastille dan mengelilingi pasar itu. apa tidak masalah bagimu?" tanya Laura seraya memperhatikan penampilan Rome. Jika saat di restoran dia hanya bisa memperhatikan penampilan Rome secara sekilas, maka saat ini dia bisa memperhatikan penampilan pria itu lebih seksama. Blazer yang dikenakan oleh pria itu berwarna cream dan dua kancing teratas kemeja putih yang dikenakannya terlepas, sedangkan untuk celana, pria itu memilih mengenakan celana jeans berwarna biru navy serta sepatu loafer yang berwarna senada dengan warna blazer.

Rome mengedikkan bahunya tak acuh. "sama sekali tidak masalah." Kemudian dia melangkah menuju Lamborghini berwarna hitam yang sudah berhenti di depan pelataran gedung hotel setelah diantarkan oleh petugas valet. Seketika Laura berjalan mengikuti dan menatap mobil sport tersebut dengan ragu. Dia ingin mengatakan kalau berencana untuk menggunakan transportasi umum menuju pasar Bastille. Laura mengulurkan tangan hendak menarik perhatian Rome, tapi mengurungkan niat ketika Rome mengeluarkan remote kecil dan menekan tombol kunci, seketika bunyi beep terdengar dan pria itu seperti sudah terbiasa membuka pintu mobil untuk seorang wanita, melakukan hal tersebut pada Laura. "Masuklah."

Broken TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang