Bab 30 | Permintaan Maaf

45 16 0
                                    

Dering ponsel berhasil membangunkan seseorang dari tidurnya. Namun belum sempat ia menyentuh benda itu, panggilan masuk tersebut telah berakhir. Hingga menyisakan kekesalan di hatinya.

Rara kini merubah posisi berbaring menjadi duduk di atas kasur. Sejenak dia mengusap matanya yang masih setengah terpejam. Bahkan mulutnya pun tengah menguap lebar, menandakan bahwa waktu tidur yang ia miliki berkurang dari yang semestinya.

Semua ini bermula saat orang yang masih ia harapkan cintanya tiba-tiba malah memberikannya sebuah undangan. Lebih tepatnya sebuah undangan pernikahan dengan wanita lain yang seketika itu berhasil menghancurkan semua ekspektasinya.

Semalam setelah sang tunangan mengantarkannya pulang, Ona sempat mendapati dirinya dengan penampilan yang terlihat sangat kacau. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk saling berbagi cerita di dalam kamar ini. Namun saat ia terbangun di pagi hari, Rara sudah tak mendapati gadis itu terlelap di sana. Mungkin dia telah kembali ke kamarnya.

Ting!

Saat sedang asyik melamun, tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi yang berasal dari handphone-nya. Ternyata ada pesan singkat yang baru saja ia terima. Dengan cepat jemari tangannya bergerak membuka pesan tersebut.

Rupanya bukan hanya pesan singkat saja yang ia terima. Melainkan ada lima panggilan tak terjawab dan itu semua berasal dari orang yang sama. Rara menghela napas panjang saat mengetahui nama yang tertera pada layar ponsel itu. Bagaimana tidak, orang tersebut adalah si biang kerok dari kekacauan hatinya kemarin.

Seperti tak ada kapok-kapoknya, Wisnu kambali mengusiknya di pagi hari yang cerah ini. Sebenarnya apa yang diinginkan lelaki itu?

Dengan perasaan ragu-ragu, Rara akhirnya memutuskan untuk membuka pesan tersebut. Namun, ia hanya sekadar membacanya tanpa berniat membalas pesan itu.

Kak Wisnu
Ra, udah bangun?
Boleh ketemu sebentar?

Rara merasa kesal, karena lelaki ini ingin bertemu kembali dengannya. Apa yang kemarin itu belum cukup setelah dia berhasil menorehkan luka di hati gadis itu?

Rara sudah tak peduli lagi. Segera ia menaruh kembali benda tersebut di tempatnya semula. Hampir saja gadis itu beranjak pergi untuk membersihkan diri. Namun, sebuah pesan lain kembali muncul. Hingga Rara harus mengurungkan niatnya.

Kak Wisnu
Ra, please..
Gue mau minta maaf

Seketika kedua alisnya langsung mengerut dalam, tanda bahwa dirinya sedang bingung sekarang. Mengapa tiba-tiba orang ini membahas permintaan maaf? Apa lelaki itu menyadari kekecewaannya kemarin?

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan semacam itu bermunculan di otaknya. Hingga pada akhirnya, rasa penasaran yang Rara miliki telah berhasil mengalahkan egonya. Gadis itu kini memutuskan untuk menyanggupi ajakan dari Wisnu tersebut.

***


Di dalam sebuah kafe yang sama dengan saat ia menunggu Jevan kemarin. Rara kini sedang duduk berhadapan dengan Wisnu. Sudah lima menit lamanya mereka hanya berdiam diri di sana. Tak ada satupun yang berani memulai pembicaraan.

Sebenarnya Rara sebisa mungkin bersikap seperti biasanya. Tidak ada rasa kecewa maupun sakit hati. Ia telah berjanji untuk menyembunyikan semua itu dari lelaki ini. Alih-alih menunjukkan sikap yang bisa mengundang kecurigaan, Rara lebih penasaran dengan apa yang terjadi pada Wisnu.

Bagaimana tidak, saat terakhir kali mereka bertemu kemarin, wajah rupawan milik lelaki itu masih tampak baik-baik saja. Namun, sekarang kenapa malah tiba-tiba saja berubah?

Terlihat jelas bahwa wajahnya yang rupawan itu kini terdapat beberapa titik memar di sekitar pipinya serta di salah satu sudut bibirnya juga sedikit sobek. Entah hal apa yang terjadi padanya, hingga membuat Rara semakin penasaran.

Look At Me | EajTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang