Hari ini sesuai dengan janji Jevan kemarin, mereka akan datang bersama ke pesta pernikahan Wisnu. Semenjak bangun tidur, Rara sudah bersemangat merias diri. Kali ini ia ingin tampil sempurna di depan lelaki itu.
Jangan sampai nanti Jevan malu saat bersanding dengannya. Apalagi kalau diperhatikan lebih lanjut, lelaki tersebut sudah dianugerahi paras yang rupawan sejak lahir. Ia tak ingin orang lain menilai Jevan tak sebanding dengannya.
Setelah berkutat dengan segala macam alat make up, kini ia telah tampil cantik mengenakan potongan dress selutut yang didominasi warna biru pastel. Pada rambutnya telah tersemat sebuah jepitan berwarna perak berhiaskan beberapa permata kecil. Sedangkan untuk poninya, ia tata ke samping. Sehingga dirinya semakin terlihat manis di depan setiap orang.
Selayaknya seorang putri dalam cerita dongeng, sekarang Rara tinggal menunggu sang pangeran untuk menjemputnya. Namun, sayang sekali hingga saat ini Jevan tak memberinya kabar apapun. Mungkin laki-laki tersebut juga sama sibuknya mempersiapkan diri. Hingga pada akhirnya Rara memutuskan untuk lebih bersabar lagi.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Itu artinya, satu jam sudah Rara menunggu kedatangan lelaki tersebut. Kini ia mulai gelisah lantaran setengah jam kemudian harusnya mereka sudah berada di dalam gedung resepsi.
Sebenarnya Rara bisa saja menelfon Jevan dan memastikan kalau lelaki tersebut tak melupakan hari penting sahabatnya ini. Namun, Rara kembali mengurungkan niatnya karena ia masih yakin kalau Jevan tak mungkin ingkar janji. Lima menit kemudian, Rara mendapati mobil milik lelaki itu telah berhenti di depan gerbang kosan.
Rara dengan cepat mengemasi barang-barangnya. Tak lupa juga ia mengunci pintu kamar. Dengan langkah lebar, ia berjalan menuju mobil. Ketika Rara membuka pintu, betapa terkejutnya dia saat tiba-tiba mendapati Dion duduk di belakang kemudi.
"Dion? Lo kok bawa mobilnya Kak Jevan?"
"Aduh, ceritanya panjang banget, Ra. Mending lo cepetan masuk! Soalnya kita udah telat banget, nanti gue jelasin di jalan," balas Dion tak menghiraukan pertanyaan dari Rara.
Rara buru-buru masuk ke mobil. Setelah gadis itu memasang sabuk pengamannya, Dion segera menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.
Rara masih terdiam hingga saat ini. Ia tak berani bertanya pada lelaki itu. Walaupun di kepalanya saat ini ada banyak sekali pertanyaan yang hendak ia utarakan.
Semakin lama mobil yang mereka tumpangi mulai menjauh dari pusat kota. Seketika Rara mengerutkan keningnya, lantaran jalan yang dipilih oleh Dion sangat berlawanan arah dengan lokasi gedung pernikahan Wisnu. Rara sudah tak bisa menahan lagi untuk tidak bertanya pada lelaki itu.
"Yon, lo gak salah jalan 'kan?" tanya Rara ragu-ragu.
"Nggak, Ra. Kita ke tempat lain dulu, baru gue anter ke nikahannya Bang Wisnu."
"Bentar! Emang kita mau ke mana?"
"Lo nyariin Bang Jevan 'kan? Ya ini, gue anter lo ke sana dulu."
"Hah?! Kak Jevan kenapa?"
"Udah, deh! Gak usah bawel! Kita musti cepet-cepet nyampek soalnya."
Rara seketika itu langsung mengatupkan bibirnya karena Dion membalas dengan nada sedikit meninggi. Gadis itu akhirnya memilih diam, agar mood Dion tidak bertambah buruk.
***
Setengah jam perlajanan telah mereka tempuh. Kini Dion baru saja membelokkan mobil itu memasuki kawasan Bandara Abdulrachman Saleh. Raut wajah Rara kembali berubah bingung.Hatinya terus saja bertanya-tanya, ada apa dengan Jevan dan bandara? Atau jangan-jangan..
"Yon! Lo gak lagi bercanda 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me | Eaj
Fanfiction[WattpadRomanceID's Reading List - September 2022 - Cerita Bangku Kampus] Jevan Aldebaran Sujono adalah seorang laki-laki yang dikenal selalu memiliki kisah cinta berakhir pahit. Hal inilah yang mendorong ia untuk menyerah dan lebih memilih menikmat...