Bab 31 | Apartemen

61 16 0
                                    

Sejak kemarin, Rara telah menghabiskan waktunya di rumah. Dia memutuskan pulang ke Surabaya karena kebetulan jadwal kuliahnya sedang longgar.

Rencananya hari ini ia akan mengunjungi apartemen milik tunangannya itu. Dia sengaja datang tanpa memberikan kabar apapun. Gadis itu berpikir sekali-kali memberi surprise sepertinya terlihat lebih menarik.

Kini Rara sudah tak sabar lagi, langkah kakinya terdengar riang memasuki mobil. Tidak seperti biasanya, kali ini Rara diijinkan membawa mobil oleh sang mama karena mengingat jarak Surabaya-Gresik terbilang lumayan jauh.

Saat ini mobil Bonda Jes yang dikendarainya telah memasuki gerbang pintu tol. Selama di perjalanan, gadis itu tak henti-hentinya bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang terputar melalui radio. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk, meskipun matanya tetap berfokus pada kondisi jalanan di depan sana.

Rupanya mood gadis itu telah kembali seperti semula. Semenjak pertemuannya dengan Wisnu kemarin, Rara kini tak merasa sedih ataupun kecewa lagi. Dia sudah belajar ikhlas secara lahir dan batin untuk melepaskan cintanya pada lelaki itu. Ia bahkan sudah berjanji untuk memulai lembaran baru dengan Jevan tanpa harus dibayang-bayangi oleh lelaki lain.

Maka dari itu, sebagai langkah awal untuk memulai hubungan baru, Rara berinisiatif membawakan rendang kesukaan Jevan yang khusus ia masak tadi pagi. Senyuman khas milik Jevan sudah terbayang-bayang di benaknya ketika ia melirik paper bag berisi kotak makan yang sengaja ia letakkan di atas jok yang ada di sampingnya. Hal inilah yang membuat hatinya semakin tak sabar untuk segera sampai di tempat tujuan.

Sebelumnya Rara memang tak pernah berkunjung ke apartemen milik Jevan. Ini adalah pengalaman pertama baginya. Jadi, gadis itu sempat merasa kebingungan karena memikirkan cara untuk mendapatkan alamatnya tanpa harus bertanya langsung pada sang pemilik. Beruntung sekali Om Sujono dengan sukarela mau menunjukkan letak apartemen tersebut.

***


Setelah berhasil memarkir mobilnya di basement, Rara lantas turun dari mobil. Ia lalu berjalan menuju lift. Menurut penjelasan Om Sujono, apartemen milik Jevan terletak di lantai tiga. Jadi, gadis itu tak memerlukan waktu yang lama untuk menaiki lift tersebut.

Kini Rara telah sampai di lantai yang ia tuju. Tanpa berlama-lama lagi gadis itu langsung menyusuri lorong tersebut demi mencari unit apartemen yang dimaksud. Untungnya tepat tak jauh dari lift, Rara bisa langsung menemukannya.

Namun, sejenak dia merasa aneh dengan pintu apartemen ini. Pintu itu tidak tertutup dengan rapat, sehingga menyisakan sedikit celah jika dilihat dari luar. Dengan ragu, Rara mendorong pintu tersebut dan berjalan masuk ke dalam.

Kesan pertama yang dia tangkap dari apartemen ini adalah sangat rapi dan bersih untuk ukuran tempat tinggal bagi seorang pria lajang seperti Jevan. Perlahan gadis itu berjalan menyusuri setiap sudut ruangan, hingga langkah kakinya berhenti tepat di dekat dapur. Di sana Rara hanya bisa terdiam mematung.

Tenggorokannya langsung tercekat tatkala ia mendapati sebuah pemandangan yang tak mengenakan hati. Sejurus kemudian, air matanya mulai melesak keluar saat dua insan di hadapannya sedang asyik bercumbu ria.

Gadis itu benar-benar tidak menyangka kalau Jevan dalam pandangannya tengah bersama dengan wanita lain yang tak ia kenal. Paper bag yang ia bawa seketika itu terjatuh begitu saja. Hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring dan berhasil menyadarkan mereka berdua. Spontan Jevan langsung mendorong bahu wanita itu sampai membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang.

Baru setelahnya, lelaki itu terlonjak kaget lantaran gadis yang ia cintai tengah berdiri tak jauh darinya. Belum sempat dia berucap sepatah kata pun, Rara langsung meninggalkan tempat itu. Dengan cepat gadis itu menuju lift.

Look At Me | EajTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang