Kegiatan Jevan setelah resmi menjadi pengangguran hanyalah bangun tidur, makan, melamun, lalu tidur kembali. Hal tersebut terus terulang sampai beberapa minggu lamanya. Saat ini Jevan merasa jiwanya seakan kosong dan menghilang.
Begitupun juga dengan penampilannya. Ia tampak sangat berantakan. Terlihat dari bulu-bulu halus mulai tumbuh di sekitar area dagunya. Bahkan poninya dibiarkan memanjang dan hampir tak pernah ia sisir rapi seperti biasanya.
Ia pikir, awalnya tak mengapa kalau dirinya kehilangan pekerjaan dengan cara yang tidak adil. Namun semenjak ayahnya dinyatakan bersalah dalam persidangan. Jevan merasa hidupnya sudah hancur dan tak mungkin bisa bangkit kembali.
Kini ia semakin menutup diri dari dunia luar. Jevan seakan takut kalau bertemu dengan semua orang. Dia malu dan tak sanggup lagi menatap mereka secara langsung. Bahkan termasuk sahabatnya sendiri.
Berkali-kali Fivetune mengunjungi apartemennya. Namun, sekali saja Jevan tak pernah mau membukakan pintu untuk mereka. Bahkan sengotot apapun Sigit, Brian, Wisnu, dan juga Dion, Jevan tetap tak mau menemui mereka lagi.
Hingga pada akhirnya mereka pun menyerah dan memilih meminta bantuan pada seseorang. Hal ini atas dasar usulan dari Brian dan Wisnu, di mana mereka mencoba mempertemukan Jevan dengan Rara. Mereka berdua yakin kalau laki-laki itu akan luluh, karena mengingat selama ini orang yang dekat dengannya selain mereka adalah Rara.
Namun, Dion sempat tak menyetujuinya. Dia beranggapan kalau meminta bantuan pada gadis itu tetap saja tak ada gunanya. Apalagi mengingat hubungan keduanya sedikit renggang sebelum semua masalah bertubi-tubi datang dan menimpa Jevan.
"Gak, Bang! Pokoknya gue gak setuju! Percuma minta tolong ke dia kalo dia aja selama ini gak ada empati-empatinya sama Bang Jevan," ujar Dion menolak saran Brian dan Wisnu.
Kebetulan saat ini mereka berkumpul di rumah si bungsu dengan formasi lengkap, tanpa Jevan tentunya.
"Tapi, Yon! Kalo kayak gini terus, gue jadi kasihan sama Bang Jevan. Setidaknya kita coba aja dulu," balas Wisnu menyakinkan si bungsu.
"Bener apa kata Wisnu," sela Sigit tiba-tiba.
"Bang–"
"Yon, kita bisa tanya ke Rara dulu soal alasan dia diem-diem aja selama sebulan ini."
Dion terdiam sembari mencerna ucapan pemimpin dari bandnya tersebut.
"Nah! Bener, tuh! Gue sanksi sih, kalo si Rara ini gak tau soal masalahnya Bang Jevan. Lo tau 'kan, kalo Bang Jevan gak pernah ngumbar-umbar masalahnya ke orang lain. Cuman hanya orang tertentu aja yang tau, bener nggak?" tanya Brian pada ketiga sahabatnya itu.
Semua yang berada di kamar tersebut menganggukkan kepala. Bahkan termasuk Dion yang sempat ngotot menolak di awal.
"Oke, sekarang siapa yang mau jelasin ini ke Rara?" tanya Sigit cepat. Tampaknya dia ingin segera mengambil keputusan mengenai jalan kaluar dari permasalahan ini.
"Gue aja!" sahut Wisnu tak kalah cepat.
"Gue cukup paham sama permasalahan mereka. Secara gak langsung gue juga terlibat di dalamnya," jelas laki-laki itu kembali.
"Oke, mau gue temenin gak?" tawar Brian sukarela.
"Temenin aja, Bri. Nanti kalo Rara setuju, baru kita jenguk Bang Jevan sama-sama."
Akhirnya mereka sepakat kalau Wisnu dan Brian yang akan maju dan meminta bantuan pada Rara. Tak lupa juga Wisnu langsung membuat janji dengan Rara.
***
Keesokan harinya, Brian dan Wisnu tengah menanti datangnya Rara di salah satu kafe daerah Gubeng. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya gadis itu sampai juga. Dari penampilannya, kedua pria tersebut sudah bisa menebak kalau Rara baru saja selesai mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me | Eaj
Fanfiction[WattpadRomanceID's Reading List - September 2022 - Cerita Bangku Kampus] Jevan Aldebaran Sujono adalah seorang laki-laki yang dikenal selalu memiliki kisah cinta berakhir pahit. Hal inilah yang mendorong ia untuk menyerah dan lebih memilih menikmat...