08. Pusaka terkutuk

4.7K 752 27
                                    

Tak terasa sudah dua bulan Megumi dan [Name] selalu menjalankan misi dan latihan berdua.

Ada peningkatan pesat dari bela diri [Name]. Dia selalu dilatih serius oleh Gojo dan latihannya juga lebih banyak dari Megumi. Tapi [Name] masih sering mengeluh dan bermalas-malasan. Itu yang tidak Megumi sukai dari gadis yang merupakan temannya itu.

Pengawasan [Name] juga semakin diperketat, seperti apa yang Gojo katakan. Itu membuat Megumi repot karena harus menemani [Name] setiap anak itu ingin keluar sekolah untuk berbelanja.

Sekarang [Name] dan Megumi keluar malam-malam berdua untuk menjalankan misi mengambil pusaka terkutuk tingkat tinggi sesuai perintah Gojo.

"Siapa yang menaruh pusaka terkutuk tingkat tinggi di tempat seperti ini? Bukankah ini terlalu bodoh?" gumam Megumi yang berhenti melangkah.

"Di sini?" tanya [Name] yang sudah berdiri di depan kandang (?) sambil menunjuk bangunan kecil itu.

"Ya," jawab Megumi singkat sambil melangkah mendekat lalu membuka dua pintu dari bangunan kecil yang terlihat seperti kandang ayam.

"Ha? Tidak ada?" kaget mereka bersamaan.

[Name] dan Megumi dengan cepat mencari benda itu di sekitar kandang itu. Di bawah, di atas, buka tutup pintu, tetap tidak ada.

"Ke mana hilangnya? Lagian kenapa diletakkan di sini?!" gerutu [Name].

Megumi tak menyahut dan mengutak-atik telpon genggamnya. Lalu layarnya menunjukkan sedang menghubungi nomor bertulis 'Gojo-sensei'.

Megumi menekan icon speaker agar [Name] juga bisa mendengar.

"Tidak ada tahu!" protes Megumi saat panggilannya diangkat.

"He?" terdengar suara Gojo.

"Kotaknya kosong," geram [Name].

"Yang benar? Kena tipu, deh! Kalian jadi bisa jalan-jalan malam, ya!" ucap suara santai di seberang sana.

"Aku akan menghajarmu," ancam Megumi.

"Kalau begitu, jangan pulang sebelum menemukannya!"

Setelah mengatakan hal menyebalkan itu Gojo memutus sambungan sepihak. Megumi lalu mematikan telpon genggamnya.

"Aku pasti akan memukulnya!" gumam Megumi.

"Merepotkan," keluh [Name] sambil berjalan guntai. "Guru macam apa dia!" protes [Name].

•••

Di siang hari Megumi dan [Name] melangkah beriringan memasuki lapangan rugby.

"Apa-apa lapangan rubgy ini?" oceh Megumi.

"Sepertinya ini sudah ditutup," sahut [Name] yang terus mengedarkan pandangannya.

Ia berhenti melangkah saat Megumi juga berhenti melangkah, lalu ikut melihat ke bawah. Ada kutukan yang muncul dari dalam tanah dan menghindari mereka.

"Apa ada jasad yang dikubur di sini?" tanya Megumi entah pada siapa.

"Wah, pantas saja ditutup. Sepertinya kutukan ini penyebabnya," ucap [Name] lagi.

"Kalaupun benar, tingkatnya terlalu tinggi," balas Megumi.

Keduanya melihat gerak-gerik kutukan itu yang menaiki tiang dengan mudahnya menggunakan empat tangan dan dua kakinya.

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang