14. Kerjasama

3.8K 684 98
                                    

"Kalau sudah sedekat ini, aku takkan bisa melarikan diri," ucap Yuuji sambil melepas tali sabuknya lalu ia ikatkan ke lengannya untuk mengurangi pendarahan.

"Hei, Sukuna! Kalau aku mati, kau akan mati juga, kan? Kalau kau tak ingin mati, bantulah aku!" Dia sedikit berteriak.

Lalu satu mata dan bibir muncul di pipinya.

"Tak mau!" jawab Sukuna. "Meskipun bagian dari diriku yang ada dalam tubuhmu mati, masih ada tujuh belas pecahan jiwaku yang lain," ucap Sukuna.

"Meskipun begitu, aku masih jengkel karena tidak bisa mengendalikan tubuh ini. Kalau mau bertukar denganku, bertukar saja! Tapi di saat itulah," dia menjeda ucapannya.

"Sebelum dibunuh roh kutukan itu, bocah laki-laki yang ada di sana akan kubunuh," ucapnya, bertujuan pada Megumi.

"Selanjutnya wanita berambut pirang itu. Dia wanita yang lucu. Aku tak sabar ingin bersenang-senang dengannya."

"Fushiguro dan Kugisaki? Kenapa aku tidak?" batin [Name]. "Seperti dia takut denganku," pikirnya dengan percaya diri dan ia tersenyum sombong di dalam hatinya.

"Takkan kubiarkan kau melakukannya!" geram Yuuji.

"Itu pasti. Tapi kalau kau terlalu mengkhawatirkanku, teman-temanmu akan mati, loh," balas Sukuna.

"Huuftt..." Kutukan di depan mereka menarik nafas dari mulutnya, dan-

DOARRR!!!

[Name] memejamkan mata karena dia tidak mungkin bisa menghindar.

Kutukan itu menyembuhkan api ke depannya. Membuat jalan di depannya rusak.

Ssshhh....

Mata [Name] yang memejam langsung terbuka dan membulat, serta pupilnya mengecil.

"Hei-"

[Name] menutup mulutnya sendiri dengan kuat.

Tiba-tiba terdengar suara ular dan di sekitarnya jadi gelap.

Ular itu melingkarkan tubuhnya melingkari tubuh kecil [Name].

"Jika aku berteriak, mereka berdua akan makin panik. Aku tak mungkin membuat mereka makin merasa dalam bahaya," batin [Name] yang dengan keras menurut mulutnya sendiri.

"Di sini sangat gelap. Ular ini melingkariku sepenuhnya sampai cahaya tak bisa masuk ke dalam lingkaran tubuhnya," pikirnya sambil melihat sekitar.

"Kenapa dia tak membunuhku? Dia bahkan menyisakan ruang di dalam sini, bukannya melilit tubuhku," batin [Name] yang meraba-raba sekitarnya dan melangkah maju.

"Tak salah lagi, ini tubuh ular besar itu."

Tangannya menyentuh sisik licin ular itu dan [Name] elus.

"Ah, benar. Tentang perkataan Gojo-sensei-"

Tapi tiba-tiba lagi ada cahaya yang membuat [Name] kaget. Ular itu hilang, lalu [Name] mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Ini bukan di tempat Rehabilitasi Remaja! Di mana ini?" batinnya.

"HOI! KENAPA AKU ADA DI HUTAN MENYERAMKAN INI?!"

"Bukan hanya Jujutsu. Dia hanya melepas energi kutukan murni," batin Megumi sambil menatap kutukan di depannya.

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang