38. Bagaimana jika

2.6K 454 1
                                    

Setelah misi melawan Kutukan dibawah jembatan Yasohachi yang sangat merepotkan, esok harinya murid-murid Tokyo kelas satu berbelanja.

Hal itu juga dilakukan agar yang lain bisa menghibur [Name]. Mereka tak tahu kanapa akhir-akhir ini gadis Tingkat Spesial itu selalu dalam mood yang buruk.

Selama berbelanja, Nobara terus memeluk lengan [Name], mengoceh dan melucu pada temannya. [Name] menanggapinya dengan senyum tipis, juga sesekali terkekeh pelan.

Setelah berbelanja, Megumi dan [Name] pulang bersama Ijichi, Yuuji bilang kalau dia ingin menonton film, sedangkan Nobara pergi ke kota untuk mencoba produk baru Givenchy.

"Aku yakin sudah terjadi sesuatu."

[Name] yang hanya melamun menatap jalanan dari kaca mobil segera menoleh ke samping, menjumpai wajah serius Megumi.

"Sesuatu apa?" herannya.

"Ada sesuatu yang terjadi padamu, kan?" Suara berat Megumi yang terdengar selalu marah nampaknya sangat serius.

"Sejauh ini tak ada. Kau tahu aku tak ke mana-mana selain ke domain Hebi," jawab [Name].

"Tapi kau akhir-akhir terlihat sangat tidak bersemangat."

"Biasanya juga seperti ini, kan?'

"Tidak. Kau mulai selalu tersenyum sejak Itadori masuk sekolah Jujutsu," bantah Megumi.

"Mungkin aku hanya bosan," sahut [Name] tenang.

"Tetap saja aku yakin bahwa sudah terjadi sesuatu padamu." Megumi memalingkan wajahnya.

"Sepertinya."

Pemuda itu kembali menatap gadis di sampingnya.

"Tapi tak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya," ucap [Name] yang tersenyum tipis.

Megumi hanya menghela nafas lalu kembali memalingkan wajahnya, melihat pemandangan di luar mobil.

"Kau bilang aku terlalu tertutup. Bukankah kau yang lebih tertutup?" ucap Megumi, terdengar nada jengkel pada suaranya.

"Tidak. Hidupku hanya berjalan terlalu damai sampai cerita tentangku akan membosankan jika didengar," jawab [Name] netral.

Megumi tak menjawab apa-apa, hanya diam seolah tak peduli.

[Name] yang melihat itu ikut memalingkan wajahnya sambil menghela nafas.

"Megumi, kau bisa memanggil namaku dengan nama belakang, loh. Kita kan sudah cukup lama kenal, tak perlu terlalu kaku."

"Hm." Hanya itu jawaban yang Megumi berikan.

"Megumi." [Name] memanggil lagi tanpa menoleh. Kali ini tak ada jawaban dari lawan bicaranya. "Apa yang kau pikirkan tentang aku yang pernah membunuh banyak orang?"

Megumi menoleh saat itu juga, lalu menukikkan alisnya seperti biasa.

"Aku menolak memberi tanggapan," tegasnya.

[Name] akhirnya menatap Megumi, senyum tipis.

"Katakan saja. Aku bukan orang yang mudah tersinggung," ucapnya lembut.

Megumi diam beberapa saat, memikirkan jawabannya.

"Menurutku kau salah, tapi korban juga salah. Jika kau tidak membunuh mereka, maka kau yang akan dibunuh, seperti yang dikatakan Nobara waktu itu," jawab Megumi netral.

"Dan bagaimana jika suatu hari aku membunuh orang-orang tanpa alasan?"

Megumi makin menukkan alisnya tajam.

"Bagaimana jika aku menjadi Pengguna Kutukan?" tanya gadis itu lagi.

"Aku akan menghentikanmu," jawab Megumi tanpa ragu.

[Name] tersenyum makin lebar.

"Bagaimana jika satu-satunya cara untuk menghentikanku adalah dengan membunuhku?"

Megumi diam. Menatap [Name] dengan kebingungan besar di wajahnya.

"Apa kau akan melakukannya?" Sang gadis kembali bertanya.

"Jika itu Itadori, ia tak akan melakukannya."

"Tentu, itu sudah pasti. Tapi aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan, bukan apa yang akan Yuuji lakukan."

Terlihat jelas bahwa Megumi menegak salivanya dengan susah payah.

"Aku-"

"Maaf mengganggu."

Mereka berdua menoleh pada Ijichi yang menghentikan mobil di pinggir jalan.

"Ada apa?" tanya Megumi. Seperti biasa, nada bicaranya selalu terdengar marah.

"Kogisaki-san menyuruh Fushiguro-kun untuk datang ke tempatnya. Dia akan segera mengirimkan lokasinya," ucap Ijichi.

[Name] menoleh pada Megumi yang menghela nafas.

"Apa lagi dia itu?" monolog Megumi, terdengar kesal.

"Putar balik saja, tak apa," sahut [Name].

Maka Ijichi putar balik, menuju ke arah kota, ke lokasi yang dikirimkan Nobara.

Sesampainya di sana Megumi langsung turun, sedangkan [Name] hanya menurunkan kaca mobil.

"Kau tak ingin ikut?" tanya Megumi, berdiri di samping mobil.

"Tidak. Gojo-sensei menyuruhku untuk menemuinya," jawab [Name].

"Baiklah. Kalau begitu, hati-hati," ucap Megumi yang kemudian melangkah masuk ke restoran.

[Name] hanya melambai walau Megumi tak bisa melihatnya.

"Ada apa, Sensei?"

Gojo menoleh pada [Name] yang baru saja masuk ke ruang santai di sekolah Jujutsu ini.

"Aku menemukan semua informasi tentang orang tuamu."

TBC~

Chap ini singkat aja dulu :)

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang