02. Sekolah

7.1K 977 162
                                    

"Kutukan seperti itu namanya Youtou. Kau bisa membunuh yang itu."

Gojo menunjuk kutukan kecil yang terbang berkeliaran di sekitar dahan pohon tanpa menyadari keberadaan dua manusia yang cukup jauh dari mereka.

Sekarang Gojo dan [Name] berada di hutan. Gojo yang mengajak gadis itu untuk membuktikan ucapannya dan tentunya dengan segala bujukan.

"Bagaimana caranya?" [Name] mengangkat kedua tangannya, menunjuk bahwa ia tak punya senjata apa-apa.

"Kau bisa membunuhnya dengan energi kutukan atau teknik kutukanmu," jawab Gojo sambil menunjuk ujung jari [Name].

"Kau bodoh? Aku mana tahu caranya."

Gojo kali ini menghela nafas dan membalikkan tubuhnya, diikuti [Name].

"Lihat, aku akan membunuh yang itu." Gojo menunjuk kutukan lain.

Pria bak seorang albino mengangkat tangannya dan ia arahkan pada Youtou yang tak jauh dari mereka itu.

[Name] tersentak saat melihat Youtou itu tiba-tiba mati, seperti ada yang menembaknya.

"Sihir?"

Pertama kalinya ia melihat hal seperti ini.

"Mudah, bukan? Kau hanya perlu konsentrasi sedikit," ucap Gojo dengan ibu jari dan jari telunjuk hampir menyatu, membentuk gestur "sedikit atau kecil".

[Name] dengan penasaran menatap telapak tangannya dan mencoba berkonsentrasi pada entah apapun itu.

"Aku sudah berkosentrasi, tapi kenapa tak ada apa?" Dengan polos ia berbicara.

"Energi kutukan-"

Ssshhh....

Bersamaan Gojo dan [Name] menoleh pada asal suara yang mereka yakini. Di belakang [Name].

Tapi tak ada apapun di sana. Di tanah maupun di udara.

"Kutukan?" gumam Gojo.

[Name] mengernyit dan mendongak menatap Gojo. Wajah pria itu terlihat waspada, tidak seperti sebelumnya yang selalu ceria.

"A-ah, aku... memang selalu mendengar suara itu. Kupikir hanya aku yang bisa mendengarnya, seperti mungkin halusinasiku saja," jelas [Name], membuat Gojo beralih menatapnya.

"Sejak kapan?" Suara Gojo terdengar serius. "Sejak kapan kau mendengarnya?" ulangnya.

"Mungkin sejak aku berumur tujuh tahun, aku tak begitu yakin. Tapi sejak saat itu sampai sekarang suara itu selalu ada, seolah mengikutiku," jawab sang gadis dengan tenang seolah itu bukan apa-apa.

Walaupun tak bisa dilihat, Gojo menukikkan alisnya. Lalu kembali melihat ke sekeliling.

"Memangnya ada apa? Apa itu kutukan?" tanya [Name] yang pandangannya ikut mengitari hutan.

"Ular," gugam Gojo. "Itu suara ular," ulangnya dengan yakin.

"Ular? Ah, tentu saja hutan berular," ucap [Name].

"Tidak."

[Name] kembali mendongak menatap Gojo yang tidak menatapnya.

"Sejak umur tujuh tahun sampai sekarang. Itu berarti ular itu mengikutimu."

"Kenapa aku? Apa harus?" protes [Name] seraya menatap Gojo dan sedikit berlari kecil untuk mengimbangi langkah lebar pria berkaki panjang itu.

"Tidak harus, tapi lebih baik. Sayang bakatmu jika disia-siakan. Jika kau bersekolah di SMK Jujutsu, maka kau akan mendapat latihan di sana," jelas Gojo, lalu meminum kopi di tangannya.

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang