13. Peduli

4.6K 677 18
                                    

"Mado kita mengonfirmasi Janin Terkutuk itu tiga jam yang lalu," ucap Ijichi.

Saat ini keempat murid kelas satu bersama Ijichi, berdiri di depan gedung Rehabilitasi Remaja.

"Saat sembilan puluh persen warga telah selesai dievakuasi, TKP pun langsung ditutup. Warga dalam radius lima ratus meter juga langsung diungsikan," jelas Ijichi.

"Ijichi-san, aku ingin bertanya." Yuuji mengangkat tangannya. "Mado itu apa?" tanyanya.

"Mado adalah petugas SMK Jujutsu yang bisa melihat kutukan. Tapi, mereka bukan penyihir," jawab Ijichi.

"Bukan, ya," gumam Yuuji.

"Kulanjutkan, ya," izin Ijichi. "Tahanan ada di blok dua. Saat ini ada lima tahanan yang tertinggal di sana bersama Janin Terkutuk. Andai Janin Terkutuk ini adalah tipe kutukan yang mampu berubah, diperkirakan roh kutukan ini bisa menjadi roh terkutuk tingkat tinggi."

"Tingkat tinggi...!" batin Megumi, Nobara dan [Name].

"Hei, hei, aku masih belum paham maksud tingkat tinggi ini, sih," ucap Yuuji pada tiga temannya.

Ketiga temannya langsung menghela nafas.

"Iya juga, dia belum belajar," batin [Name].

"Kalau begitu, biar kujelaskan agar orang bodoh juga bisa mengerti," sahut Ijichi.

"Pertama, Tingkat Empat. Memakai pemukulan kayu saja sudah cukup."

"Tingkat Tiga. Asal punya pistol, kau tak perlu khawatir."

"Tingkat Dua. Shotgun hampir tidak memindai."

"Tingkat Satu. Bahkan tank belum cukup."

"Lalu, Tingkat Tinggi. Yah, membombardirnya saja masih belum tentu cukup."

"Bahaya, dong!" seru Yuuji yang terlihat khawatir.

"Biasanya, roh terkutuk hanya akan dihadapi oleh penyihir yang sebanding dengannya," sahut Megumi. "Seperti pada khusus ini, Gojo-sensei yang akan melawannya," ucap Megumi.

"Begitu, ya." Wajah Yuuji kembali tenang. "Jadi, di mana Gojo-sensei itu?" tanyanya yang celingukan mencari gurunya.

"Sedangkan ada urusan kerja," jawab Megumi.

"Huh?" heran Yuuji.

"Sejak awal, dia bukan orang yang buang-buang waktu di sekolah, loh," ucap Megumi.

"Jangan mengharapkan oleh-oleh, ya!" Ucapan Gojo melintasi otak Megumi.

"Sayang sekali, tapi kita memang kekurangan pekerja," ucap Ijichi membuat semuanya langsung menatapnya. "Kalian akan sering menerima misi yang di luar kemampuan kalian," lanjutnya.

"Penyihir Jujutsu akan dihadapkan dengan hal-hal mengerikan lainnya. Kau harus mempertaruhkan nyawa. Tak ada jaminan untukmu selamat setiap menjalankan misi."

Tiba-tiba ucapan Megumi melintasi kepala [Name].

"Sepertinya ini yang Fushiguro maksud," pikirnya.

"Hanya saja, kali ini adalah kasus darurat yang tak wajar."

Ucapan Ijichi membuat [Name] sadar dari lamunannya, anak itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat pria berjas di depannya.

"Bagaimana juga, kalian tidak boleh bertarung. Pilihan kalian saat berhadapan dengan Tingkat Khusus... hanyalah kabur atau mati."

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang