Di awal musim panas ini [Name] kembali lagi, untuk keempat kalinya pertemuan mereka.
"Apa kau merindukanku?"
Itu lah hal pertama yang ia lontarkan saat tiba di hadapan Sukuna.
Sukuna sedikit mendongak untuk melihat anak kecil itu yang berdiri dihadapannya lalu mendengus dan memalingkan wajah.
"Jawabannya masih sama, tidak," jawabnya dingin.
"Tapi aku merindukanmu," ucap sang gadis sambil duduk di samping Sukuna.
"Aku tidak peduli," sahut Sukuna.
[Name] hanya tersenyum manis lalu mengalihkan pandangannya pada pemandangan di bawah mereka.
"Sukuna-san!" panggilnya lembut.
"Sukuna-sama!" koreksi Sukuna dengan jengkel.
"Kenapa harus -sama?" tanya sang gadis yang kembali menatap Sukuna.
"Karena aku raja kutukan dan kau hanya manusia biasa," jawab Sukuna penuh penekanan.
"Baiklah. Sukuna-san!" ulangnya memanggil.
"Sukuna-sama!" tegas Sukuna makin jengkel.
"Sukuna-san!"
"Sukuna-sama!"
"Sukuna!"
Sukuna diam. Emosinya sudah diujung tanduk dan rasanya dia ingin mencekik leher kecil itu, namun dia mencoba tenang dengan menghela nafas panjang.
"Aku bukan pelayan atau pengikutmu, aku juga bukan kutukan, jadi untuk apa aku memanggilmu 'Sukuna-sama'?!" jelas [Name].
"Terserah. Jadi apa yang ingin kau katakan?" tanya Sukuna masih dengan kekesalannya.
"Sukuna, bagaimana jika aku lama tak datang ke sini?"
"Kan memang selalu lama."
"Maksudku, seperti bertahun-tahun."
Sukuna menukikkan alis bingung.
"Itu hanya jika," kata [Name] saat melihat reaksi Sukuna.
"Aku tidak akan peduli," jawab Sukuna.
"Tapi sepertinya aku akan sangat merindukanmu, jadi aku memutuskan untuk tidak meninggalkanmu. Seperti aku akan terus datang setiap awal musim atau setiap aku ada waktu luang," oceh [Name] dengan senyum merekahnya.
"Aku bilang aku tidak peduli," tanggap Sukuna.
"Kenapa begitu? Apa kau tak menyukaiku?" tanya [Name] dengan polos.
"Aku tak ada waktu untuk jatuh cinta dan itu hal tak berguna bagiku yang seorang raja kutukan. Kastaku jauh lebih tinggi daripada manusia lemah sepertimu," jelas Sukuna. "Dan lagi, aku tidak suka anak kecil."
"Kalau begitu aku akan terus bersamamu sampai aku dewasa," balas [Name].
"Aku tidak peduli dan tak akan menyukai manusia biasa sepertimu!" tegas Sukuna penuh penekanan.
"Tapi aku bisa melihat kutukan!" seru [Name].
"Kau lemah," ejek Sukuna.
"Tentu saja, aku masih anak kecil. Lihat saja jika aku sudah dewasa!" [Name] menunjuk dirinya sendiri dengan bangga dan tersenyum.
•••
Sukuna mengernyitkan dahinya ketika merasa ada yang mengganggu tidur siangnya.
Saat membuka mata, tawa sang gadis menyambut pandangan. Kali ini sudah tak terhitung seberapa banyak mereka bertemu.
Gadis itu mengusilinya lagi, dengan menyelipkan daun kecil di telinganya. Sukuna mendengus dan langsung membuang daun itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/277840187-288-k775306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓
FantasiSeorang gadis kecil yang selama 7 tahun hidup dalam sangkar emas dilepas begitu saja pada dunia bebas oleh orang tuanya yang khawatir ia akan membawa kesialan pada orang sekitar. Sesuatu yang diharapkan untuk menjaga ternyata justru menghancurkannya...