"[Name]."
[Name] yang bahunya disentuh Yuuji segera menoleh.
"Ada apa?" tanyanya lembut.
"Sukuna..." Suara Yuuji terdengar ragu, ia menggaruk pipinya.
"Sukuna? Kenapa Sukuna?" heran [Name].
"Apa kau punya hubungan dengannya?" tanya Yuuji dengan hati-hati.
[Name] terdiam, mengingat setiap mimpinya. Ia kemudian melihat ke sekeliling, para anak kelas dua dan Nobara sedikit jauh di depannya. Mereka sekarang di luar ruangan, menunggu acara di mulai.
"Hubungan? Kurasa mustahil punya hubungan dengan kutukan itu," ucap [Name] tanpa ragu.
"[Name], apa kau pikir aku tak tahu dengan apa yang terjadi jika Sukuna mengambil alih tubuhku?"
[Name] mengerutkan keningnya.
"Kau tahu?"
"Ya."
Keduanya kemudian sama-sama terdiam. [Name] sedikit terkejut karena memang ia baru mengetahui hal itu.
"Tapi kenapa kau berpura-pura tak tahu?" tanyanya kemudian.
"Karena aku tak ingin kau jadi canggung denganku. Dan kupikir kau tak ingin orang lain tahu tentang ini. Tapi aku mengatakannya sekarang karena khawatir jika saja sesuatu terjadi padamu karena Sukuna," jelas Yuuji.
[Name] tersenyum tipis lalu menepuk pundak laki-laki di depannya.
"Tak perlu khawatir, aku tak punya hubungan dengannya dan aku bisa menjaga diri darinya," ucapnya lembut.
"Aku akan mengambil alih tubuhku jika ia melakukan hal negatif denganmu," sahut Yuuji penuh tekad.
Tap! Tap! Tap!
Terdengar suara langkah kaki mendekati mereka.
"Itadori." Suara berat memanggil dari belakang Yuuji.
"Hm?" Yuuji memalingkan tubuhnya, menatap Megumi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Megumi tanpa konteks yang jelas.
"Ya, sepertinya aku dapat peran besar, tapi aku pasti bisa," jawab Yuuji dengan ceria, berbeda dengan ekspresinya saat berbicara dengan [Name] barusan.
"Bukan itu," sahut Megumi tegas. "Terjadi sesuatu, kan?" tanyanya lagi.
Yuuji sedikit terkekeh.
"Tak terjadi apa-apa, kok," jawabnya riang.
Megumi diam, menatap Yuuji dalam dan tajam. Kemudian yang ditatap memegangi kepalanya dengan wajah datar.
"Ada, sih." Suara Yuuji memelan.
Ingatan Yuuji berputar pada insiden yang belum lama ini ia alami, tentang Junpei.
"Tapi aku benar-benar baik-baik saja," lanjutnya. "Justru karena hal itu aku tak ingin kalah dari siapapun. [Name] benar, aku tak boleh menyalahkan diriku sendiri." Suaranya lembut.
Megumi kemudian melangkah melewati [Name] dan Yuuji.
"Ya sudah kalau begitu. Aku juga tak terlalu ingin kalah," ucap laki-laki berbulu mata lentik itu sembari mendekat ke arah senior dan teman sekelasnya.
"Apa maksudmu "tak terlalu"? Kau sudah dikalahkan sekali, loh," geram Nobari.
Kemudian para kelas dua mulai bergerak maju, diikuti Nobara dan Megumi.
"Ayo kita kalahkan mereka sampai tak berkutik! Demi Maki-san juga!" seru Nobara penuh semangat.
"Jangan bicara seperti itu," tegur Maki.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓
FantasySeorang gadis kecil yang selama 7 tahun hidup dalam sangkar emas dilepas begitu saja pada dunia bebas oleh orang tuanya yang khawatir ia akan membawa kesialan pada orang sekitar. Sesuatu yang diharapkan untuk menjaga ternyata justru menghancurkannya...