Tok! Tok! Tok!
Sebuah ketukan pintu dari luar membuat dua orang dalam ruangan itu menoleh. Kemudian ruangan itu dibuka sendiri oleh pelaku pengetuk pintu.
Netra merah segera menatap netra biru tua yang terduduk di lantai, lalu beralih menatap pemilik netra biru muda yang berjongkok di depan muridnya.
"Latihannya sudah selesai?" tanya [Name] yang masih ada di ambang pintu.
"Belum," jawab Megumi singkat.
[Name] menghela nafa lalu berjalan mendekati dua laki-laki itu. Mengulurkan tangan yang kemudian langsung disambut oleh Megumi dan menariknya berdiri. Gojo ikut berdiri.
"Aku ingin mengajakmu keluar," ucap [Name].
Megumi mengerutkan alisnya.
"Ke mana?"
"Festival musim panas," jawab [Name] dengan antusias.
"Jangan bercanda," sahut Megumi malas.
"Tidak, benar-benar akan ada festival, baru saja akan buka malam ini," sanggah [Name].
"Ah, aku juga ada mendengarnya," timpal Gojo.
"Tuh, kan. Ayolah, Megumi. Malam ini saja," bujuk [Name].
Megumi diam, terlihat berpikir.
"Tak berisik, kok. Hanya aku, Nobara menolak ikut. Jadi hanya kau yang bisa aku ajak," ucap [Name]. "Gojo-sensei mau ikut?" [Name] menoleh pada gurunya.
"Aku malam ini harus bertemu kepala sekolah, tak bisa," tolak Gojo secara halus.
"Kalau begitu, aku janji tak akan berisik," ucap [Name] dengan yakin.
Megumi menghela nafas panjang.
"Hanya sebentar," sahutnya.
Mata [Name] langsung berbinar-binar.
"Tapi aku ingin melihat kembang api," proses [Name].
Megumi menghela nafas. Sejak kapan [Name] jadi cerewet begini?
"Terserah," finalnya.
[Name] bersorak lalu izin keluar ruangan, meninggalkan Gojo yang kemudian berbicara dengan Megumi.
•
"Aku baru kali ini melihat kau memakai itu, ternyata kau juga punya." [Name] memecah keheningan saat mereka berjalan berdua.
"Tentu saja, kau belum setahun mengenalku," sahut Megumi yang masih fokus pada jalannya. "Kau tahu jalannya, kan?" tanyanya yang sekarang menoleh pada [Name].
"Ya, sebentar lagi sampai." [Name] menunjuk jalan di depannya.
"Apa kau pernah datang ke festival seperti ini sebelumnya?" Megumi ingin membuka pembicaraan agar tidak terlalu sunyi.
"Pernah, bersama orang tuaku dulunya setiap tahun. Hanya itu. Dan sekarang untuk pertama kalinya, selama beberapa tahun, aku bisa pergi tanpa orangtuaku," jelas [Name]. Kemudian ia menoleh pada Megumi. "Bagaimana denganmu?" tanyanya balik.
"Pernah, dengan kakakku dan ada juga dengan Gojo-sensei," jawab Megumi.
"Aku baru tahu kau punya kakak. Dan juga, sejak kapan kau kenal Gojo-sensei?" tanya [Name] lagi.
"Mungkin saat aku umur enam tahun."
"Wah, lama sekali, ya. Pantas saja kalian terlihat akrab," ucap [Name] yang terlihat seperti bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓
FantasySeorang gadis kecil yang selama 7 tahun hidup dalam sangkar emas dilepas begitu saja pada dunia bebas oleh orang tuanya yang khawatir ia akan membawa kesialan pada orang sekitar. Sesuatu yang diharapkan untuk menjaga ternyata justru menghancurkannya...