32. Takdir

2.9K 531 26
                                    

"Huh?!"

[Name] tersadar dari tidurnya, lalu melihat ke sekeliling. Hutan.

"Ular bajingan! Kenapa tak mengantarku ke kamarku?!" protesnya sambil beranjak berdiri.

"Kau mengganggu istirahatku."

Sang ular datang dari belakang [Name], segera gadis itu membalik tubuhnya.

[Name] memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

"Mimpi itu lagi... Kenapa terasa sangat jelas," batinnya frustasi.

"Kau mendapatkan mimpi itu lagi?" Sang ular berselancar mengelilingi tubuhnya.

"Kau yang mengirim mimpi itu, ya?" tuduh [Name] emosi.

"Aku tak punya teknik sejenis itu," sahut Hebi.

"Persetan."

[Name] memejamkan matanya, lalu menghela nafas.

"Apa di hutan ini ada bunga? Atau setidaknya tumbuhan lain?" tanyanya sembari mengitarkan pandangannya ke seisi hutan tak berujung.

"Segala macam tumbuhan ada di sini, terutama yang beracun," jawab Hebi.

"Ah, kalau begitu, bisa aku meminta bunga hydrangea, ranusculus, nerium oleander, dan aconetum napellus?" pinta [Name].

"Apa-apaan denganmu yang hafal nama bunga-bunga itu?"

"Serahkan saja!"

"Kau mau jadi botanis, ya?" sarkas Hebi.

"Ya, cepat serahkan secara utuh agar bisa kutanam!" jengkel [Name] dengan Hebi yang terlalu cerewet.

"Bocah aneh."

"Yuuji-kun!"

Yuuji yang dipanggil segera menoleh ke belakang, ke arah [Name] yang berjalan memasuki ruangan.

"Bagaimana kemarin?" tanya [Name] sambil duduk di samping Yuuji. Ya, sudah tidak di bawah lagi.

"Junpei..." Yuuji berucap dengan ragu.

[Name] yang tidak tahu apa-apa mengerutkan keningnya karena heran.

"Junpei? Kenapa dia? Apa dia baik-baik saja?" tanya [Name] yang menatap lekat manik madu milik Yuuji.

"Junpei... terbunuh."

[Name] terdiam mematung. Wajahnya tanpa ekspresi tapi bibirnya sedikit terbuka. Tapi kemudian dia menutup mulutnya dengan tangan tangannya dan wajahnya terlihat sangat terkejut.

"Maaf." Yuuji menunduk sambil menggigit bibir bawahnya dengan kuat. "Ini semua karena aku yang terlalu lemah."

"Hei!"

Yuuji tersentak ketika [Name] tiba-tiba memegang kedua pundaknya, membuat ia kemudian menegakkan duduknya dan menatap lurus ke arah mata ruby milik gadis itu.

"Apa bedanya kau denganku jika kau terus menyalahkan dirimu sendiri?" tegas [Name].

Yuuji terdiam. Ia mengingat [Name] yang juga menyalahkan dirinya sendiri di saat Yuuji terbunuh waktu itu. Gojo juga menceritakan kepadanya bagaimana [Name] yang menangis dan mengoceh saat mengetahui Yuuji yang tewas karena Sukuna.

"Bisa kau ceritakan semua kejadian kemarin?" pinta [Name] dengan lembut.

"Aku memang bodoh dan lemah," ucap Yuuji saat sudah mengakhiri cerita sampai ia yang terjatuh pingsan.

"Tapi kau hebat, Yuuji-kun. Kau berhasil menembus perluasan domain milik kutukan wajah tambal itu."

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 - 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 (𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang