3. Feeling.

19K 3.1K 450
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komennya ya, komennya jangan lupa.

***
Pagi datang, Yeonjun mengajak Soobin agar berjalan ke mobil mereka yang kebetulan ada di depan karena gak bisa membawa mobil itu agar parkir di depan rumah yang sedang ditempati oleh mereka.

Soobin berjalan di belakang Yeonjun sambil melihat beberapa orang yang ada di sekitar mereka.

Lalu dia bisa melihat anak kecil yang tertawa kearahnya, ada juga yang melambaikan tangannya.

Soobin cuma membalas singkat lalu langsung berjalan lagi.

Berbeda dengan Yeonjun yang matanya menatap kearah wanita hamil yang dia lihat kemarin malam.

Tidak ada lagi, mungkin pulang ke rumah dengan keadaan sakit di perutnya, siapa yang tau.

"Sinyal terhenti ketika kita masuk ke desa, aku hanya mau mengecek sih, itu benar atau tidak."

Soobin bingung, benar atau tidak apanya?

"Benar apa?"

"Benar apa enggak sinyalnya terhenti di tempat gerbang ke desa ini," balas Yeonjun sambil memegang handphonenya.

Soobin biasa aja sih, handphonenya ada di kantong celananya gak tau mau melakukan apa gak ada sinyal.

Baterainya saja masih penuh karena gak digunakan, percuma juga memainkannya, gak ada game sama sekali disana.

Jangankan handphone Soobin, handphone milik seniornya eh suaminya itu minim sekali aplikasi malah.

Mereka baru saja sampai sudah mendengar suara panggilan masuk saja ke handphone mereka.

Yeonjun segera mengangkat handphonenya itu, disana ada ibunya yang menelpon.

"Hallo? Ada apa bu?" tanya Yeonjun sambil melihat kearah Soobin malah sibuk memainkan handphonenya.

Sinyalnya ada disini, dia pikir selama sebulan dia akan menjadi orang kudet di desa ini.

"Kamu kemana? Ibu ke apartemenmu dan kamu tidak membukakan sama sekali pintunya," oceh ibunya itu membuat Yeonjun cuma bisa menulikan telinganya sejenak.

Lalu ibunya itu akhirnya berhenti mengoceh.

"Aku ada misi di luar kota dan disini gak ada sinyal, ini saja aku harus ke depan gerbangnya dulu baru ada sinyal, lagipula ada apa ibu mengunjungiku?" tanya Yeonjun sambil melihat kearah Soobin yang sedang memperhatikannya.

Ibunya terdengar kesal dengan jawabannya padahal Yeonjun sedang tidak berbohong sama sekali.

"Umurmu sudah 26 tahun-"

Yeonjun yang mendengar bahasan ibunya mulai tau arah pembicaraan ini kemana.

"Pasti mau berkata kapan aku menikah, bukan?"

Soobin yang mendengar itu cuma bisa tersenyum kecil, ya mau bagaimana lagi, kedua orang tua mereka sama-sama tidak tau jika anaknya sudah menikah.

Ya secara diam-diam dan hanya diketahui oleh atasan dan pegawai yang lainnya saja.

Walaupun begitu, nikahnya sah dan bukan main-main sama sekali, mereka beneran menikah, ada janji sucinya, ada cincin juga, dan terakhir mereka ciuman juga disana, sial Soobin mengingatnya malu sendiri.

Tapi mau bagaimana lagi, itu memang terjadi minggu lalu.

"Hentikan membahas hal ini, bu."

"Hentikan, hentikan, ibu akan menghentikan hal ini ketika kamu sudah menikah, jadi intinya ibu mau kamu pulang besok ke rumah."

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang