15. Traitor.

14.4K 2.7K 807
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Sip, lanjutkan terus komennya, i like it.

***
Haewon masih tetap berada di sisi Yeonjun dan Soobin saat ini, dia tidak peduli jika orang tua atau suaminya mencarinya.

Yang jelas, dia gak mau dekat-dekat dengan orang yang gak bisa dia percayai.

Entahlah kenapa dia bisa langsung percaya dengan pasangan yang ada di dekatnya saat ini, karena hanya mereka yang pemikirannya normal sepertinya.

"Dia mencoba membunuhmu dimana?" tanya Yeonjun sambil melihat Haewon yang sedang memegang gelas berisi teh hangat yang dibuatkan oleh Soobin barusan.

Karena gak ada susu disini, ya dia buatkan saja teh, kebetulan Soobin membawa teh yang langsung seduh kesini.

"Di belakang rumah, rumahku kebetulan kosong tadi, entahlah mungkin orang tuaku dan suamiku kaget melihat ada mayat di belakang rumah kami," balas Haewon sambil menyeduh tehnya dengan pelan.

Dia sudah tidak gemetaran lagi seperti tadi, namun tetap saja dia gak mau pulang ke rumah.

"Aku jadi penasaran, apakah hal ini sudah berlangsung lama?"

"Maksud kakak?" tanya Haewon saat mendengar pertanyaan Yeonjun yang sedikit ambigu baginya.

Soobin ikut mendengarkan sambil duduk di sebelah suaminya itu, matanya juga fokus ke Haewon yang masih memegang gelasnya.

"Kejadian ini pembunuhan wanita hamil, pemerkosaan, dan bayi yang mati dikubur itu sudah lama atau baru?" tanya Yeonjun lebih jelas membuat Haewon terdiam.

Dia meletakkan gelas berisi teh tersebut keatas meja.

"Sebenarnya kejadiannya baru beberapa bulan ini, semenjak kepala desanya diganti," balas Haewon yang mengusap perutnya dengan lembut.

Makanya dia senang ketika tau dirinya sedang hamil, namun setelah kepala desanya diganti, teror untuk seseorang yang sedang hamil menjadi mengerikan sekali baginya.

Terornya terus menyerang pikirannya membuat Haewon tidak fokus.

"Emangnya kepala desa sebelumnya kenapa?" tanya Soobin yang penasaran itu, sebenarnya bisa saja karena sudah tau atau masa jabatannya sudah habis.

"Mati dengan mengenaskan, mayatnya terbakar di dalam hutan entah oleh siapa," balas Haewon yang mengingat kejadian mengerikan itu.

Soobin yang mendengarnya merinding sendiri, jangan sampai dia bertemu dengan hantu itu, jika iya mungkin dia akan pingsan.

"Menurutmu siapa yang membunuh?"

Yeonjun menoleh kearah Haewon yang sedang berpikir itu.

"Sebenarnya sih aku akan menuduh kepala desanya, menurut kakak gimana?"

"Sama sepertimu," balas Yeonjun membuat Haewon mengangguk, begitulah dia tau jika Yeonjun itu pintar.

Soobin yang mendengarnya cuma tersenyum kecil, aduh dirinya bahkan gak bisa menebak sampai kesana, maafkanlah dia.

Dia memang gak cocok untuk misi seperti ini, tapi dia harus menerimanya, ini demi harga dirinya kepada anggota polisi yang lain.

Soobin juga ingin orang tuanya gak meremehkannya lagi, walaupun itu gak mungkin sih, orang tuanya akan meremehkannya.

Kakaknya akan tetap menjadi anak kesayangan orang tuanya, berbanding terbalik sekali dengan pemikirannya dulu.

Dia pikir anak bungsu akan disayang, ternyata tidak sama sekali.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang