14. Plan.

15K 2.6K 372
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Senangnya kalian pada komen, lanjutkannn, aku senang baca komennya.

***
Yeonjun masih tidak tau mau berbuat apa selain memperhatikan tingkah penduduk desa ini.

Jika dia tiba-tiba melakukan sesuatu, dirinya akan langsung dicurigai, lalu bodohnya Soobin akan kena juga dalam masalah ini.

Namun dirinya sebenarnya tidak takut jika penduduk desa ini tiba-tiba menyerangnya, jangan lupakan dirinya walaupun menjadi detektif, dirinya ini tetap polisi.

Dan tentu saja dia dan Soobin memiliki pistol sebagai senjata mereka, ternyata Soobin bisa juga ya menggunakan pistol, Yeonjun melihat kok saat ini Soobin memakai pistolnya, saat latihan.

Tentu saja mereka akan tetap latihan, sebenarnya itu lebih cocok untuk detektif yang misinya sudah tinggi seperti Yeonjun.

Namun atasan mereka bilang, jangan pernah memojokkan atau juga mencoba untuk menyombongkan diri karena sudah menjadi detektif yang bisa menyelesaikan misi tingkat atas.

Yeonjun juga tidak masalah dengan hal itu.

Ah, dia mendengar percakapan timnya saat itu, karena mereka tidak ditunjuk melakukan misinya bersama Yeonjun, mereka gak membicarakannya sih, tapi membicarakan Soobinnya.

Karena mereka meremehkan Soobin yang gak bisa melakukan apapun, curiga jika Soobin masuk jalur uang atau enggak ya orang dalam ke polisi.

Yeonjun sih pas awalnya juga percaya saja dengan hal itu, namun ketika bertemu dengan orang tua Soobin, dirinya langsung mematahkan hal itu.

Orang tuanya saja tidak mendukung Soobin sama sekali, jadi mana mungkin mereka rela melakukan sesuatu agar Soobin masuk ke polisi.

"Kakak sedang apa?"

Yeonjun menoleh kearah Soobin yang duduk di sofa yang ada di depannya sambil memeluk boneka yang diberikan oleh Beomgyu dan Taehyun saat kesini.

Kata Soobin sih itu bonekanya saat di asrama, mereka ada asrama kok, Soobin sepertinya sering menginap di asramanya, berbeda dengan Yeonjun yang pulang ke rumah.

Tapi jarang juga sih, diakan kebanyakan pergi keluar untuk misinya, di rumah jarang, di asrama tambah jarang.

"Entah, aku hanya memikirkan apa yang harus kita lakukan disini, seperti menghentikan perbuatan kepala desa dan penduduknya," ucap Yeonjun membuat Soobin cuma tersenyum kecil.

Dia gak tau mau jawab apaan, karena Yeonjun aja gak tau, apalagi dirinya.

"Rata-rata orang disini, ah tidak hampir semuanya sudah terdoktrin dengan perkataan kepala desa, jadi susah untuk menghentikannya," lanjut Yeonjun sambil menoleh kearah Soobin yang masih memeluk bonekanya.

Sebenarnya penduduk yang tidak terdoktrin itu ya Haewon dan Hyejin, sayang sekali Hyejin memiliki ego yang tinggi dan juga tujuan yang jelas.

Jika dia ingin mati, maka dia akan mati, walaupun tidak sesuai dengan tujuannya, karena dia dibunuh oleh penduduk desa ini.

Yeonjun tau itu perbuatan mereka, walaupun penduduk disini tampak tidak tau apa-apa dengan apa yang terjadi.

"Keluarga Hyejin kemarin, apakah mereka merasa sedih karena anak mereka mati?" tanya Soobin membuat Yeonjun tertawa kecil.

Soobin menatap bingung ke suaminya, kenapa suaminya tertawa begitu, padahal dia bertanya lho, penasaran saja dengan apa reaksi keluarga Hyejin.

"Tidak, mereka biasa aja, bahkan mengatai anaknya bodoh, orang tua gila bukan?" jawab Yeonjun sambil mengusap mukanya sendiri.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang