23. Sin.

13.6K 2.5K 394
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen hehehe, thanks.

***
Akhirnya Yeonjun dan Soobin sampai di rumah, setelah turun dari bukit yang membuat kaki mereka sangat pegal.

Soobin langsung duduk di sofa, berbeda dengan Yeonjun yang segera mengunci pintu rumah ini.

Dia meletakkan walkie talkie yang dibawanya keatas meja, selama mereka pergi sepertinya Haewon memilih untuk tidur.

Namun Soobin merasa gak enak aja, takutnya malah Haewon diculik, siapa tau.

Dia segera membuka pintu kamar yang ditempati oleh Haewon, lalu dia bisa bernafas lega ketika melihat Haewon yang sedang tertidur disana.

Lucu lho, apalagi perutnya terlihat bulat sekali, dia sebenarnya ingin berada disini sampai Haewon melahirkan, namun bisa saja misinya sudah selesai nanti tanpa bisa melihat Haewon melahirkan.

"Dia baik-baik saja, bukan?"

Yeonjun menoleh kearah Soobin yang masih berdiri tepat di depan pintu kamar.

Soobin mengangguk, dia merasa senang saja melihat Haewon baik-baik saja.

Lagipula dia gak ingin sesuatu terjadi kepada Haewon, tentu saja Haewon sangat diincar oleh kepala desa karena sedang hamil tua, siapa lagi yang bisa memberikan bayi di waktu yang tidak jauh dari korban yang sebelumnya.

Tapi sebelum hal itu terjadi, Soobin meyakinkan dirinya sendiri, jika dia bisa mengalahkan theós bagaimanapun caranya.

Walaupun dia harus melawan ketakutannya sendiri, bersemangatlah Soobin, kamu harus berani, demi tidak di remehkan oleh orang-orang di tempatnya bekerja.

Ya, sebenarnya mau bagaimanapun ujung-ujungnya yang akan dipuji adalah suaminya, setidaknya Soobin senang karena bisa membantu misi tingkat tinggi ini.

"Kamu kenapa?" tanya Yeonjun yang masih duduk di sofa sambil melihat Soobin yang seperti memberikan semangat ke dirinya sendiri.

Itu terlihat mengemaskan bagi Yeonjun, Soobin itu umurnya berapa sih, tingkahnya lucu sekali.

"Gapapa kok," balas Soobin sambil tersenyum dengan muka yang malu, dia gak sadar jika dirinya dari tadi memberi semangat ke dirinya sendiri.

Suaminya pasti berpikir dirinya adalah aneh karena hal tadi, padahal berbeda sekali dengan pemikiran Yeonjun yang malah menganggap Soobin itu imut.

"Tidur sana," suruh Yeonjun sambil menoleh kearah Soobin yang menatap suaminya.

"Kakak gak mau tidur?"

Yeonjun bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Soobin.

"Ayo tidur," ajak Yeonjun sambil membuka pintu kamar mereka dan Soobin mengikuti dari belakang.

Tentu saja dia akan tidur, besok mereka bertiga atau Haewon mau ikut juga, harus mengumpulkan batu di sungai dan juga mengikatnya ke daun bidara yang untung saja tumbuh dengan baik di dekat sungai.

Daun bidara memang cocok dengan hal semacam ini, seperti penangkal dalam hal sihir ataupun hal negatif lainnya, dan bodohnya tumbuhan itu dibiarkan saja bertumbuh disini, itu adalah seperti senjata makan tuan untuk kepala desa yang bajingan itu.

"Malam," ucap Soobin sambil menoleh kearah suaminya yang sedang menatap jam dinding yang ada disana.

Sudah menunjukkan pukul 12 malam, semuanya pasti sedang tertidur dengan lelap saat ini.

Yeonjun lalu menoleh kearah Soobin sambil tersenyum, "Malam juga, bermimpilah yang indah, Soobin."

Dan perkataan seperti inilah yang bisa membuat Soobin melupakan kejadian yang barusan saja membuatnya ketakutan.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang