22. Way.

13.5K 2.6K 643
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen pokoknya.

***
Karena orang yang mereka sudah ketemu, maka mereka tidak perlu berjalan untuk sampai ke tengah bukit.

Mereka akhirnya duduk di pondok yang ada disana dengan diterangi oleh sebuah obor, senter mereka matikan supaya untuk menghemat saat mereka berjalan pulang nanti.

"Ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya Hoojin yang merupakan sesepuh di desa ini, kelihatan dari mukanya dan juga tubuhnya yang sudah mulai rapuh.

Soobin duduk di belakang suaminya, berbeda dengan Minsang yang duduk di sebelah Hoojin.

"Aku Yeonjun, aku orang pindahan dari kota namun hanya untuk 1 bulan, aku mendapatkan misi disini untuk mencari tahu kenapa desa ini pertumbuhan penduduknya sangat kecil di banding dengan desa lain," ucap Yeonjun dengan jujur membuat Hoojin mengangguk.

Kelihatan juga memang dua orang ini tampak asing sekali baginya, berbeda dengan Minsang, saat dia berusia 10 tahun, Hoojin melihatnya di desa, sebelum akhirnya dia memilih menetap di tengah bukit karena sudah malas dengan desanya.

Namun ketika tau desanya sekarang sudah berubah menjadi pembunuhan massal pada bayi dan ibu hamil, tentu saja dia gak akan membiarkan hal itu saja.

"Kalian pasti mau bertanya tentang cara menghentikan kepala desa, bukan?"

Yeonjun, Soobin, dan Minsang mengangguk, mereka ingin tau cara menghentikan perbuatan kepala desa yang sangat keji itu.

"Sebenarnya cara menghentikannya adalah dengan cara bertemu dengan sang theós itu sendiri," ucap Hoojin sambil melihat kearah Soobin yang duduk di sebelah Yeonjun.

Soobin yang sedang ditatap oleh sesepuh itu langsung memegang tangan suaminya.

Kenapa selalu dia yang ditatap begitu? Kepala desa juga saat itu melihatnya dengan tatapan yang sama.

Seperti curiga dengannya, namun Soobin tidak tau mereka curiga ke dirinya tentang apa.

"Dimana kami bisa bertemu dengan theós?"

Pertanyaan Minsang tidak dijawab oleh Hoojin, karena walaupun mereka tau dimana bisa bertemunya, belum tentu mereka bisa melakukannya.

Karena yang bisa melakukannya hanya orang yang memiliki kemampuan lebih dalam melihat apapun yang tidak bisa dilihat oleh manusia lainnya.

Bahasa lainnya, seseorang itu adalah seorang indigo.

"Yang bisa melihatnya adalah seorang indigo," ucapnya lalu menunjuk kearah Soobin yang tambah kuat memegang tangan suaminya itu.

Yeonjun menoleh kearah Soobin yang tampak takut, mungkin dia sedang takut karena ditatap tanpa henti oleh sesepuh di hadapan mereka itu.

"Dia yang bisa menghentikannya," ucapnya masih dengan menunjuk kearah Soobin.

Soobin cuma bisa diam dengan kondisi ketakutan, dirinya lemah, tidak mungkin bisa mengalahkan kepala desa apalagi berbicara dengan theós agar menghentikan semua yang dipinta oleh kepala desa.

"Theós adalah makhluk yang tidak bisa dilihat oleh orang tentu, hanya orang indigo yang bisa melihatnya dan kepala desa adalah seorang indigo, makanya dia bisa bertemu dan melakukan ritual juga bersama theós," lanjutnya lalu menyuruh Soobin agar duduk di sebelah Yeonjun.

Soobin awalnya ragu namun ketika suaminya meyakinkan dirinya, akhirnya dia segera duduk di sebelah suaminya.

Lalu Hoojin mendekat kearah Soobin dan segera menutup kedua mata Soobin dengan kedua tangannya.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang