20. People.

14.5K 2.6K 406
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komennya lanjutkan, jangan males.

***
Soobin menoleh kearah Haewon yang sedang melihat kearah kaca di hadapannya.

Lebih jelasnya sih melihat kearah perutnya yang sudah tambah membesar saat ini, terlihat juga dari kakak cowok di dekatnya itu yang tampak membengkak karena efek dari hamil.

"Apakah orang di desa ini yang sedang hamil hanya tersisa dirimu?" tanya Soobin sambil melihat Haewon yang menoleh kearahnya.

Haewon menggelengkan kepalanya yang mati karena ulah kepala desa itu hanya seberapa orang yang hamil.

Ada banyak penduduk yang lain sedang hamil dan memilih untuk diam di rumah atau ya pasrah dengan keadaan, walaupun memang sih kandungan mereka masih usia muda dibanding dirinya yang sudah masuk ke bulan-bulan akhir.

Ya, penantiannya akan berakhir satu bulan lagi dan dirinya pasti akan terus menjadi target oleh kepala desa dan bawahannya.

Karena hanya dirinya yang satu-satunya yang sedang hamil tua seperti ini, bayinya jika lahir akan langsung diambil jika dia bodoh.

Namun sayang sekali dirinya gak akan membiarkan kepala desa mengambil bayinya, jika mau mengambil bayinya maka mereka harus berurusan dulu dengan dirinya.

"Ada banyak yang hamil namun yang mendekati dengan bulan kelahiran cuma tersisa aku sendiri," balasnya dengan lesu karena walaupun mau terlihat sok kuat.

Haewon tetap saja merasa ketakutan sendiri, Soobin yang melihat hal itu cuma bisa menepuk-nepuk pelan kepala Haewon.

Lalu mengajak cowok itu agar segera duduk, biar lebih tenang.

"Jangan memikirkan hal yang aneh, selagi ada aku dan kak Yeonjun, kamu akan aman disini," ucap Soobin sambil menenangkan Haewon.

Haewon yang mendengarnya mengangguk dan percaya dengan Soobin dan suami tuh cowok.

Soobin menoleh kearah jendela rumah ini yang tertutup namun gordennya terbuka, suaminya ada diluar karena dia mau mencari tahu lagi informasi tentang kepala desa.

Tadi dia mau menemani namun suaminya bilang dia dirumah saja menjaga Haewon, maka dari itu Soobin diam saja di rumah, lalu seperti pesa Yeonjun, dia mengunci seluruh pintu di rumah termasuk jendela agar dia dan Haewon aman.

Senjatanya juga selalu berada dekat dengannya, jadi mereka gak akan bisa macam-macam dengan Soobin.

Soobin gak akan segan untuk menembak mereka jika berani menyentuh Haewon.

Berbeda dengan Yeonjun yang membawa pisau yang dia sembunyikan dibalik hoodienya.

Dia menaruh pisau tersebut di kantung depan hoodienya, dia gak akan ketahuan, dirinya gak seceroboh itu, lagipula sekarang itu ada perkumpulan begitu.

Namun hanya para suami saja, entahlah membahas tentang apa, kepala desanya saja belum datang, namun Yeonjun bisa melihat ada orang yang familiar dengannya dalam artian yang berbeda tapi.

Orang yang sering mengikutinya dan Soobin kemanapun saat mereka keluar dari rumah, sepertinya memang suruhan kepala desa, Yeonjun sih gak masalah, lagipula dia gak menunjukkan tanda-tanda melakukan hal yang aneh.

Matanya menoleh kearah Minsang yang baru saja duduk di sebelah Yeonjun.

"Ini mau melakukan apa?" tanya Yeonjun ke Minsang yang sedang melihat orang-orang yang datang.

"Biasanya setiap bulan selalu ada acara, bukan acara yang menyeramkan sih, seperti acara perlombaan biasa, katanya sih agar penduduk lain disini merasa senang, namun setahuku hal ini terjadi ketika kepala desa yang baru itu menjabat," balas Minsang membuat Yeonjun mengangguk, dia paham.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang