17. Problem.

14.2K 2.5K 501
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen terus ya, begitu dong konsisten, suka deh.

***
Yeonjun mengajak Soobin untuk keluar dari rumah karena penduduk desa ini bisa curiga jika mereka terus-menerus di dalam rumah.

Bisa saja mereka berpikir, bagaimana cara mereka makan jika hanya dirumah, padahal mereka berdua sudah menyiapkan bahan makanan, makanan instan juga ada dih.

Lalu ada tambahan dari Beomgyu dan Taehyun yang datang saat itu.

Haewon saat memakan makanan dari kota tampak sangat suka sekali, Yeonjun dan Soobin tampak senang saja melihatnya.

Kasihan saja rasanya terisolasi di desa sendiri, tidak tau rasanya dunia bagaimana, padahal di kota banyak yang menarik, walaupun desa memang cocok untuk menenangkan diri.

Tapi sayang sekali, desa ini sangat tidak cocok untuk menenangkan diri, pilihan tidak tepat.

"Kakak serius meninggalkan Haewon sendiri di rumah?"

Yeonjun yang mendengar pertanyaan Soobin mengangguk, Haewon akan aman di dalam rumah, walaupun tidak ada cctv, tapi Yeonjun bisa memastikan jika cowok itu akan aman.

Soobin cuma bisa menurut dan berjalan di belakang suaminya itu, kadang-kadang dia melihat anak kecil yang berlarian melewati mereka.

Lalu ada yang menabrak kakinya membuat anak kecil itu terjatuh, Soobin segera mengulurkan tangannya ke anak kecil tersebut.

"Kamu gapapa? Ada yang sakit?" tanya Soobin sambil berjongkok ke anak perempuan di hadapannya.

Yeonjun memperhatikan tingkah Soobin yang sedang tersenyum kearah bocah tersebut.

Bocah itu hanya diam membuat Soobin melihat kearah kaki anak perempuan di hadapannya, ternyata terluka ada darah yang keluar, hanya lecet biasa sih.

Tapi tetap saja rasanya pasti perih, Soobin segera mengeluarkan dompetnya dan segera mengambil sebuah plester yang sengaja dia simpan disana.

"Kakak pasang ini ya, biar darahnya gak keluar lagi," ucap Soobin membuat bocah tersebut mengangguk.

Soobin segera memasangkan plester bergambar kelinci itu ke bagian yang terluka di kaki bocah tersebut.

Setelah selesai, dia segera bangkit berdiri dan pergi sambil melambaikan tangannya.

Bocah tersebut tersenyum sambil membalas lambaian tangan dari Soobin.

"Bayangkan jika bocah itu sudah dewasa, pasti dia akan menjadi incaran para anak laki-laki disini," ucap Yeonjun sambil berjalan di sebelah Soobin.

Soobin cuma mengangguk, harus mengakui jika penduduk disini rata-rata perempuan atau laki-lakinya memiliki rupa yang bagus.

Sayang sekali perempuannya banyak yang frustasi karena diperkosa dan berakhir bunuh diri atau tidak ya dibunuh dan bayinya diambil.

"Kamu lebih cocok jadi guru tk," ucap Yeonjun tiba-tiba membuat Soobin menoleh dengan bingung.

Emangnya kok bisa suaminya berkata begitu, walaupun memang sih dia lebih mudah dekat dengan anak-anak dibanding orang seumurannya, rasanya canggung, dia mudah insecure sendiri, apalagi jika di kepolisian, ketika teman seangkatannya sudah mendapatkan misi tingkat atas, dirinya masih saja mendapatkan misi yang biasa.

Tapi ketika mendapatkan misi tingkat atas seperti saat ini, rasanya sangat membanggakan walaupun dia bisa saja menjadi beban saja bagi suaminya itu.

Apalagi Yeonjun menikah dengannya karena misi ini, jika bukan dengannya bisa saja Yeonjun menikah dengan orang lain, bukan?

Berbeda dengan Soobin yang diam sambil memikirkan apa yang terjadi jika Yeonjun melakukan misi ini dengan orang lain.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang