21. Hill.

13.6K 2.5K 424
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen, hehehe.

***
Soobin melihat Haewon yang tersenyum kearah mereka berdua.

"Serius kamu gapapa di rumah aja?" tanya Soobin sambil menatap kearah Haewon yang saat ini sedang duduk di sofa.

Haewon mengangguk, lagipula dia gak bisa untuk ikut saat kandungannya sudah sebesar ini, berjalan dari kamar ke ruang tamu saja dia sudah pegal.

Gimana berjalan ke bukit yang ada di belakang sungai itu, mungkin dia akan menyusahkan saja.

Tentu saja berjalan ke bukit itu jauh sekali.

"Tenang, aku baru ingat kalau aku membawa ini," ucap Yeonjun sambil memberikan sebuah walkie talkie ke Haewon.

Haewon melihat benda ditangannya dengan bingung, ini apa coba?

"Kalau ada apa-apa ngomong aja lewat ini, ok?" ucap Yeonjun membuat Haewon mengangguk sambil melihat kearah Yeonjun yang mengajarkan dirinya cara menggunakan walkie talkie itu.

Soobin lumayan tenang melihatnya, jadi Haewon bisa ngomong dengan mereka dalam jarak jauhpun, handphone tidak berfungsi disini karena gak ada sinyal.

"Posisinya selalu hidup, jika kamu bosan, kamu bisa ngomong saja, nanti kami akan membalasnya," ucap Yeonjun lagi membuat Haewon kembali mengangguk.

Mereka akhirnya pergi dan Haewon segera mengunci seluruh pintu dan jendela rumah ini, Yeonjun juga membawa kuncinya jika nanti saat pulang Haewon sudah tertidur.

Lagipula Yeonjun sebenarnya agak tenang bukan karena walkie talkienya, namun semua kunci di rumahnya itu sudah dia ganti dengan yang lebih baik, jadi gak akan bisa yang membobolnya.

Ataupun jendela rumahnya juga dipasang tralis, entahlah atasannya bagaimana bisa membuat rumah ini yang semuanya aman.

"Minsang dimana?" tanya Soobin sambil berjalan di sebelah suaminya itu di tengah kegelapan, tentu saja gelap soalnya disini gak ada lampu sama sekali.

Hanya diterangi oleh cahaya bulan, itupun gak terang, mau menyalakan flashlight di handphone mereka, namun nanti orang di desa malah curiga.

Akhirnya mereka terpaksa berjalan ke sungai dengan gelap-gelap begini, baru jam 7 malam saja sudah sepi sekali, bagaimana tengah malamnya coba?

Soobin memegang tangan suaminya, bukan hanya takut kegelapan, namun karena hantu juga, dia bisa melihat hantu dan otomatis hantu terlihat jelas sekali di matanya.

Yeonjun akhirnya menghela nafas lega ketika sampai di sungai dan disana ada Minsang yang melihat kearah mereka berdua.

"Langsung aja," ucapnya sambil berjalan duluan sambil menginjak bebatuan di sungai.

Pas terang saja Soobin gak yakin bisa berjalan di bebatuan dengan secepat Minsang, lah gimana saat gelap begini.

"Kamu duluan aja biar aku bisa menjagamu dari belakang," suruh Yeonjun membuat Soobin mengangguk, lalu dia melihat ada tangan Minsang yang terulur kearahnya.

Dia menoleh kearah Yeonjun yang mengangguk, kenapa coba Soobin melihatnya dulu, padahal inikan Minsang mencoba menolong istrinya.

"Hati-hati kak, soalnya batunya lumayan licin," ucap Minsang menbuat Soobin mengangguk sambil memegang tangan Minsang dan segera berjalan melewati bebatuan sungai.

Yeonjun akhirnya menyusul dengan mudah dan segera sampai ke tempat Minsang dan Soobin.

Minsang tiba-tiba mencoba menyalakan sesuatu dan ternyata adalah senter.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang