BAB 40

22 7 5
                                    

Happy Reading guys ^^

Typo harap maklum ya hehehe

revisi setelah cerita ini selesai

---$$$---


"Guys, cuci tangan kalian guys." Kani buru-buru menarik kedua tangan gadis yang telah dihennanya itu, dan membawa mereka ke arah kamar mandi rumah Sera.

Kani langsung menyiram tangan kedua gadis itu, dan menyabuni tangan Ayu yang lebih dulu ia lukis.

"Sri, biar gue yang cuci tangan lo." Ucap Sera yang baru saja sampai di kamar mandi belakang itu. disusul oleh Nura dan Rere yang terlihat di belakang nya.

"Kani perih, kenapa tangan gue gini?" tanya Ayu panik bukan main.

"Bentar gue bersihin ya." jawab Kani setenang mungkin meski hatinya tak seteguh itu.

"Kenapa ada ruam-ruam gini Kan?" tanya Ayu semakin panik setelah tangannya selesai dicuci Kani.

"Lo tenang dulu ya, kita duduk keluar dulu." Kani berusaha menenangkan gadis itu.

Sedangkan Sri beruntung tak ada reaksi apa-apa pada gadis itu. Kani terus berharap gadis itu tak akan berakhir sama seperti Ayu yang kini di kedua tangannya terdapat ruam kemerahan. Bahkan tangan kanan gadis itu yang lebih dulu dihenna dari pada tangan kiri terlihat melepuh seiring berjalannya waktu.

"Tenang? Lo pikir gue bisa tenang kalo gara-gara Lo tangan gue jadi begini? Kalau bukan Lo yang henna tangan gue nggak bakal begini. Kalau Lo mau balas dendam karena gue pernah bulli Lo nggak gini caranya." bentak gadis itu pada Kani. Bentakan yang berhasil membuat gadis itu tak dapat berkutik lagi.

"Ser, Lo ada batu es atau air dingin? Paling nggak untuk mengurangi panas di tangan Ayu." Kani hanya mengabaikan ucapan Ayu yang sedang panik itu.

"Nggak, gue nggak mau denger apapun keluar dari mulut Lo." Ucap Ayu cepat.

"Yu, ini bukan salah Kani." Sri membela Kani.

"Lo belain dia? Lo nggak liat tangan gue begini gara-gara dia?" protes Ayu.

"Ser, bisa bantu bawa Ayu ke dokter kulit?" tanya Kani pada Sera yang masih mencerna segala hal yang terjadi dalam hitungan jam tersebut.

---$$$---

Saat ini Sera, Rere, dan Nura sedang menemani Ayu dan Sri yang sedang melakukan pemeriksaan di dokter kulit di salah satu rumah sakit. Sedangkan Kani, gadis itu hanya duduk terdiam di luar seorang diri. Bukan tak ingin ikut menemani Ayu dan Sri yang tengah di periksa, tetapi Ayu yang tak ingin gadis itu ikut campur dalam proses pengobatannya. Gadis itu terlihat sangat marah pada Kani yang sebenarnya hanyalah mediator dari kecelakaan kecil tersebut.

"Huuufth..." gadis itu menghembuskan nafas berat yang entah untuk keberapa kalinya.

"Kenapa? Kayaknya lagi ada masalah. Kalau Lo mau cerita gue siap mendengar." Ucap seorang gadis berhijab yang sejak tadi duduk tak jauh dari Kani.

"Nggak kok, gue lagi cape aja." Bohong Kani pada gadis yang tak diketahui namanya itu.

"Kenalin, nama gue Lala. Nama Lo?" gadis itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

"Nama gue Kani, salam kenal Lala." Kani pun menjabat tangan gadis itu sambil berusaha tersenyum.

"Susah ya, dipaksa senyum dikala kita nggak mood senyum." Celetuk gadis itu.

"Tapi Lo berhasil kok." Gadis itu menyambung kalimatnya sambil tersenyum.

"Nih buat Lo, biar seger lagi." Gadis bernama Lala itu menyodorkan sebotol minuman manis kemasan pada Kani.

KANIGARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang