Happy Reading guys...
Di ruang kerja Rama yang tidak terlalu luas, Kani berdiri di menghadap ayahnya yang kini duduk di singasananya. Ia menatap putrinya dengan tatapan yang masih sama. Tersirat kebencian dari kedua bola mata berwarna coklat itu.
"Mana ATM kamu?" tanya Rama tanpamenyuruh putrinya untuk duduk terlebih dahulu.
"Buat apa Yah?" tanya Kani balik tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.
"Mana ATM kamu?!!" bentak Rama pada Kani karena tak menjawab pertanyaannya.
"Ayah mau nambah uang jajan Kani?" tanya gadis itu masih bingung.
"Cepat berikan ATM kamu!!" perintah ayah Kani dengan suara yang semakin tinggi. Kani segera mengeluarkan dompet kecilnya dari dalam tas, dan segera ia mengambil kartu ATM pemberian ayahnya dari salah satu deretan kartu-kartu di dalam dompetnya.
"Mulai sekarang kamu nggak ayah kasi uang jajan lagi" ujar Rama tegas pada putrinya itu.
"Motor kamu juga ayah tahan sampai waktu yang tidak ditentukan" sambungnya lagi seolah menambah penderitaan anaknya.
"Loh kenapa tiba-tiba Yah?" gadis itu masih bingung dengan perbuatan ayahnya.
"Masih untung kamu saya tampung di sini. Jangan bertingkah dengan kabur-kabur segala, kalau pergi nggak usah kembali lagi. Sekalian susul ibumu" ucap Rama kasar tanpa berpikir. Perasaan bencinya pada Kani tak dapat ia bending lagi. Padahal Kani adalah putrinya sendiri.
"Ayah kalau mau marahin Kani nggak usah bawa-bawa ibu" cicit gadis itu, perkataan ayahnya jelas menusuk ke liang hatinya.
"Tau apa kamu soal ibumu hah?? Ibumu mati juga karena kamu!!" bentak Rama keras pada putrinya.
"Kalau saja kamu belum lahir saat itu, istri saya masih hidup saat ini" ucapnya menunjuk-nunjuk Kani.
"Istri Ayah juga ibu Kani Yah, Kani juga sedih nggak punya ibu" jawabnya dengan suara parau berusaha menahan air matanya.
"Sedih kamu bilang? Penyebab kematian istri saya itu kamu. PAHAM?" ulang Rama penuh penekanan.
"Sekarang juga kamu pergi dari rumah ini" usirnya dengan keras.
$$$
Setelah diusir dari rumah ayahnya, Kani benar-benar pergi tanpa arah. Satu-satunya tempat tujuan adalah kembali ke rumah neneknya. Namun ia tak ingin lagi merepotkan nenek dan kakeknya yang sudah tua itu. Sebelum pergi dari rumahnya, ia sempat mengambil barang-barang berharga miliknya. Hari sudah semakin gelap akan tetapi ia masih terluntang lantung di jalanan. Sebenarnya gadis itu berniat mencari kos-kosan murah yang bisa ia tinggali untuk sementara waktu. Untungnya Kani adalah gadis yang rajin menabung, sehingga ia masih bisa bertahan sampai lulus sekolah.
"Tiiin" suara klason mobil di belakang Kani mengagetkannya. Tanpa sadar ia berjalan bukan di tepi jalan lagi.
"Maaf Pak, saya nggak liat ada mobil. Maaf sekali lagi Pak" ucap Kani cepat pada pengendara mobil yang tak dapat ia lihat wajahnya. Hal yang pasti pengemudi mobil itu adalah sosok laki-laki.
"Lain kali jalannya hati-hati" ucap si pengendara ramah.
"Iya Pak, maaf sekali lagi Pak" ucap Kani mengulang permintaan maafnya.
"Jangan panggil Bapak, gue masih sekolah" jawab si pengendara dan turun dari mobilnya.
"Eh lo bukannya cucu nenek Amirah yang waktu itu ya?" tanya laki-laki yang mengaku masih sekolah itu. Kani yang seolah terpanggil mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIGARA [COMPLETE]
Teen FictionPROSES REVISI (STOP PLAGIAT, STOP PLAGIAT, dan STOP PLAGIAT) Gara Raheza Akbar, seorang cowok berparas tampan yang terkenal playboy dan juga badboy di sekolahnya. Namun dibalik wajah tampan yang dikagumi kaum hawa itu, Gara sering kali mendapati ter...