BAB 27

40 26 5
                                    

REVISI AKAN DILAKUKAN SETELAH CERITA INI SELESAI ^^

Bantu koreksi jika menemukan kesalahan dalam penulisan dan sebagainya guys

Happy Reading ... 


---$$$---

Hari-hari terus berlalu dengan Kani yang sibuk kerja di pecel lele Barokah dan membantu Aisyah. Gadis itu seperti mesin yang tak terlihat lelah sedikit pun. Hari-harinya di sekolah biasa saja, ia tak lagi mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan taekwondonya semenjak ia diusir dari rumah. Perihal Alda dan Zikri juga masih seperti sebelumnya. Hubungan mereka tidak baik-baik saja, Kani lebih sering bersama kelompok belajarnya, Harun, Nura dan Gara. Waktu istirahat adalah satu-satunya kesempatannya untuk belajar soal-soal latihan sebelum ujian akhir yang tinggal 3 bulan lagi.

"Kan? Gue boleh saran nggak?" ucap Nura pada Kani.

"Apa." Jawabnya sambil membolak-balik soal di hadapannya.

"Lo berhenti salah satu kerja lo deh, nanti lo sakit." Saran Nura khawatir pada Kani.

"Gue nyaman-nyaman aja kok." Jawabnya santai.

"Bukan perihal nyaman bego, kalo lo sakit lo yang bakal rugi. Waktu dan uang lo harus lo korbankan untuk istirahat dan berobat. Bukannya untung malah bunting lo" celoteh Gara sedikit meninggikan suaranya.

"Lo udah kayak mayat idup." ejek Gara setelahnya pada Kani.

"Sewot amat si lo." sungut Kani.

"Lo pilih berhenti kerja di pecel lele Barokah atau berhenti jadi asisten perempuan itu" ucap Gara lagi.

"Bukan urusan lo TEMAN." jawab Kani menekankan kata temannya.

Gara yang tak ditanggapi oleh Kani kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, dan memanggil sebuah nomor telpon yang ada di layar ponselnya.

"Assalamualaikum Om Rama." Salam Gara ramah pada seseorang di debrang telpon yang kemungkinan adalah ayah Kani. Kani yang mendengar nama ayahnya dipanggil Gara langsung mengalihkan perhatiannya pada laki-laki yang duduk di hadapannya itu. Gadis itu juga menatap Gara dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Om apa kabar Om?" tanya Gara basa basi pada laki-laki itu. Sambil membalas tatapan Kani dengan tajam. Dari balik tatapan itu seolah mereka saling bicara dari mata ke mata.

"Alhamdulillah Gara sehat Om, Tante Rindu dan Afea sehat Om" tanyanya lagi.

"Nggak ada masalah kok Om, karena Gara udah lama aja nggak hubungi calon mertua Gara" ucapnya santai. Kani yang tahu kemana ujung pembicaraan Gara, segera ia menulis di bukunya dan menunjukkannya pada Gara.

Gue bakal berhenti kerja di pecel lele Barokah, matiin telponnya sekarang juga!!!!!

Gara tersenyum simpul setelah membaca tulisan Kani yang kini ada di hadapannya. Namun ia belum bergeming, gadis itu kembali menulis.

Tolong jangan bahas soal perjodohan itu, please.

"Ya udah kalau gitu Om, maaf ganggu waktunya Om." ucap Gara mengakhiri percakapannya dengan ayah Kani. Kani pun bernapas lega dan segera menarik bukunya yang ada di hadapan Gara.

"Waalaikumsalam Om." jawabnya dan mematikan sambungan telepon tersebut.

"Maksud lo apaan pakai kata-kata calon mertua?" tanya Nura heran pada Gara. Gara tak menghiraukan ucapan sepupunya itu.

"Harus diancam dulu ya baru mau nurut?" tanya Gara lembut pada Kani.

"Puas lo?" tanya Kani jutek.

KANIGARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang