Happy Reading...
Kini gadis bersurai pendek itu tengah berada di kamarnya. Ia mendorong sofa yang ada didalam kamarnya agar pintu kamarnya tak dapat dibuka ataupun didobrak lagi. Ia mengambil tas ranselnya, dan menyusun cepat baju-bajunya bersama benda-benda penting lainnya. Tak lupa ia juga mengganti bajunya menggunakan celana dan baju yang panjang, dilengkapi topinya yang berwarna biru. Gadis itu segera membuka jendela kamarnya, bergelantung dipagar teras kamarnya dan melompat. Tak jauh dari sana ia melihat lampu kendaraan roda dua, ojol pesanannya.
"Kamu yang nggak jadi naik ojol Bapak kemarin ya?" tanya si Bapak pengendara ojol.
"Iya Pak" jawabnya singkat.
"Mau kemana malam-malam begini Nak?" tanya si Bapak.
"Saya mau ke rumah nenek saya Pak, ngebut aja Pak. Buru-buru soalnya" jawab gadis itu.
"Abangnya kemana?" tanya si Bapak lagi.
"Saya ditinggalin Pak" bohong Kani meyakinkan si Bapak.
"Peganggan Nak, ayo kita kebut" ucap Bapak semangat.
Setelah 15 menit perjalanan gadis itu kini telah berdiri di hadapan sebuah pintu yang sederhana. Pintu kayu dengan nuasa tempo dulu yang sangat aesthetic, bigitulah kata-kata anak zaman sekarang. Kani segera mengetuk pintu itu dan berucap salam.
"Assalamualaikum" ucapnya3 kali. Namun tak ada sautan dari dalam rumahnya.
"Nggak ada orang apa ya?" tanya gadis itu seorang diri. tak kehabisan akal, Kani berjalan mengintari rumah neneknya menuju pintu belakang dan mendorong pintu kayu rumah tersebut.
"Yes nggak dikunci" Kani brucap sendiri setelah berhasil masuk ke dalam rumah yang pernah ia tinggali dulu. Baru saja gadis itu merebahkan badanya di sofa ruang tamu, telihat cahaya dari arah jendela yang semakin mendekat. Terdengar juga percakapan dari luar rumah.
"Ini rumah nenek, mari masuk" suara tawaran itu terdengar sayup-sayup di indra pendengar Kani. Ia penasaaran dan mulai mengintip dari balik kain jendela. Benar saja tebakannya, terlihat neneknya berjalan kea rah pintu rumahnya. Kani yang sangat antusias menyambut sosok yang telah membesarkannya itu segera berdiri di depan pintu menunggu pintu itu segera dibuka.
"Clekk" bunyi suara kunci yang diputar sambil pintu di dorong dari arah luar.
"Nenek" panggil gadis itu seketika dan langsung memeluk wanita tua di hadapannya dengan erat.
"Astaugfirulloh, Ya Allah" ucap nenek Kani kaget dan segera melepas pelukan Kani.
"Kamu kenapa bisa ada di sini? Ya Allah kamu bikin kaget nenek aja" nenek Kani berucap sambil menepuk-nepuk lengan cucunya gemas karena sudah dikagetkan.
"Emangnya nggak boleh Kani ke sini?" tanya gadis itu merubah wajahnya menjadi cemberut.
"Kamu nggak ngabarin nenek, bikin kaget lagi. Kamu mau nenek cepat menyusul ibu kamu?" ucap neneknya pada Kani.
"Issh nenek nggak gitu juga kali, ya udah aku balik deh kalau nggak boleh di sini" gadis itu berlalu masuk dan mengambil ranselnya pura-pura akan pergi.
"Nggak usah pura-pura ngambek Kani" ucap neneknya lagi.
"Heheheh tau aja" kekeh kani.
"Kamu buatin minum sana ini ada tamu" suruh nenek Kani kepada cucuknya itu.
"Mari masuk Cu" ucap neneknya ramah pada seseorang yang sejak tadi hanya memperhatikan interaksi Kani dan neenknya. Tak lama Kani kembali dengan empat buah gelas teh hangat.
"Kok banyak banget?" tanya nenek Kani.
"kali aja tamunya haus mau nambah nek" jawab Kani sekenanya sambil meletakkan sebuah gelas the di hadapan laki-laki yang dipangil cucu oleh neneknya.
"Ya Allah Kani" nenek Kani berucap sambil menyubit gemas lengan cucunya itu.
"Sakit Nek, tadi nabok sakarang nyubit nanti apalagi" ucap gadis itu tak terima.
"Sudah kamu masuk sana" usir neneknya.
"Nggak, Kani juga tamu loh Nek, cucumu ini juga mau minum" ucapnya santai sambil mengambil sebua gelas the tersebut.
"Terserah kamu saja" ucap neneknya sambil menggelengkan kepalanya.
"Ayo diminum Cu" ucap neneknya ramah pada seorang laki-laki yang terlihat sebaya dengan Kani.
"Iya Nek, terima kasih" jawab laki-laki itu santun dan meminum minumannya.
"Tadi namanya siapa nenek lupa" tanya nenek Kani lagi.
"Ziko Nek" jawabnya sambil tersenyum.
"Maklum aja nenek gue udah tua jadi udah pikun" sambung Kani cepat dan dibalas tepukan lagi oleh nenek yang duduk di sampingnya.
"Ya emang nenek udah tua kan, jangan aneh-aneh kamu" ucap neneknya mulai jenggah dengan tingkah cucunya.
"Oh iya, makasi udah anterin nenek sampai rumah. Padahal kamu nggak perlu repot-repot nganterin nenek" nenek kani mengucapkan terima kasih.
"Nggak masalah kok Nek, ziko sekalian lewat nggak ngerepotin kok Nek" jawabnya ramah.
"Ngerepotin ini mah Nek, lagian nenek dari mana sih udah malem juga" tanya Kani pada neneknya itu.
"Tadi nenek sama kakekmu siap dengar ceramah di mesjid kampong sebelah. Lupa nenek siapa nama ustadnya, pokoknya beliau sering tampil di tv" ucap neneknya.
"Terus kakek mana nek?" tanya Kani karena tak melihat kakeknya.
"Kakek ikut safari dakwah sampai lusa" jelas neneknya.
"Tenang Nek, kani bakal temani nenek di rumah. Terus dia?" ucap Kani menunjuk laki-laki bertubuh tinggi dan berkulit putih seperti laki-laki keturunan tionghoa di hadapannya.
"Tadi nenek ketemu Ziko di jalan nggak jauh dari mesjid. Rencananya mau naik ojek aja, tapi karena rame pangkalan ojeknya kosong. Eh tiba-tiba Ziko turun dari mobil dan nawarin nenek tumpangan" jelas Nenek Kani ramah dan tersenyum pada laki-laki itu.
"OOO makasi yah, udah anterin nenek gue sampai rumah lagi" terima kasih Kani tulus pada Ziko.
"Sama-sama" jawabnya sambil tersenyum. Setelah itu terdengar dering ponsel dari tas nenek Kani. Wanita tua yang hampir semua rambutnya telah berwarna putih itu membuka tasnya, dan mengambil ponselnya.
"Tumben ayah kamu nelpon nenek malam-malam begini" ucap nenek Kani heran.
"Jangan diangkat ya Nek" pinta Kani sambil menahan tangan neneknya.
"Kalau ada telpon ya dijawab Kani, bukan dibiarkan. Ini pasti ada hubungannya sama kamu" ucap nenek Kani curiga menunjuk cucunya.
"Nek, Jangan bilang kalau kani di sini ya" pintanya lagi. Namun wanita tua itu mengabaikna Kani dan segera menggeser tombol hijau di ponselnya.
"Waalaikumsalam warohmatullohi wa barokatu, ada apa Rama?" nenek Kani menjawab salam salam.
"Alhamdulillah sehat, kamu dan yang lain gimana kabarnya?" tanya nenek Kani balik pada Rama di balik terlpon.
"Syukurlah kalau begitu"
"Tapi kenapa?" tanya nenek Kani.
"Kani?" ucapnya lagi
$$$
Thanks you soo much guys
Jangan lupa vote dan komennya
selamat menunaikan ibadah puasa
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIGARA [COMPLETE]
Fiksi RemajaPROSES REVISI (STOP PLAGIAT, STOP PLAGIAT, dan STOP PLAGIAT) Gara Raheza Akbar, seorang cowok berparas tampan yang terkenal playboy dan juga badboy di sekolahnya. Namun dibalik wajah tampan yang dikagumi kaum hawa itu, Gara sering kali mendapati ter...