Bab 37

29 13 0
                                    

Happy Reading guys ^^


"Ketika kita sebagai manusia ikhlas untuk memiliki, maka juga harus ikhlas jika ia pergi."

---%%%---


"Dari mana aja cucu kakek?" tanya kakek Kani pada Kani yang baru menginjakkan kaki dikediaman ayahnya.

"Tadi Kani belajar kelompok dulu Kek." Bohong gadis itu sambil menyalami kakek dan neneknya. Padahal gadis itu baru saja ditelpon oleh ayahnya agar segera ke rumah yang pernah ia tempati dahulu.

"Tumben nggak bawa motor." Ucap kakek Kani lagi.

"Akhir-akhir ini motornya sering bocor Kek, makanya Kani nggak bawa motor." Bohong gadis itu dengan lancar.

"Tumben banget Kakek pengen kesini, biasanya sibuk banget sampai lupa cucu. Lagian kenapa Kakek nggak minta Kani aja yang ke rumah?" ucap gadis itu berusaha terlihat seperti biasa di hadapan kakek dan neneknya.

"Duduk dulu sini." Perintah Abdullah pada cucunya itu. Sedangkan Afea yang sedang dipangku oleh Abdullah masih anteng.

"Rindu, bawa Afea ke dalam dulu ya." Pinta Amirah pada Rindu.

"Afea sama Bunda dulu ya, nanti main lagi sama Kakek." Ajak Rindu pada putrid kecilnya. Namun gadis kecil itu menolak.

"Afea sama Kakek aja Bunda." Jawabnya.

"Nanti Kakek ajak jalan-jalan, sekarang sama bundanya dulu ya." Bujuk Abdullah pada Afea.

"Janji ya, Kek." Ucap gadis itu dan diangguki oleh Abdullah. Setelah itu gadis kecil itu berlalu bersama dengan rindu.

"Langsung saja, nggak usah basa basi lagi." Ucap Abdullah dengan suara yang tegas dan menampil raut wajah yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia menampilkan wajah ramah pada Afea, kini beliau terlihat menatap tajam ke arah Rama.

"Coba jelaskan apa yang sebenarnya terjadi." Sambung Abdullah.

"Maksud Ayah?" tanya Rama bingung, Kani yang duduk di samping kakeknya juga merasa bingung, dan bertanya-tanya kenapa kakeknya terlihat serius.

"Apa maksud Kamu mengusir Kani dari rumah ini?" tanya Abdullah. Kani yang mendengar itu kaget.

"Dari mana kakek tahu?" batin gadis itu.

"Dia yang menginginkan itu Yah, karena ia berkata ingin mandiri." Bohong Rama.

"Apa kamu tidak memberinya uang?" tanya Kakek Kani cepat.

"Karena ia ingin mandiri Yah." Jawab Rama terlihat ragu-ragu.

"Baik, alasan Kamu meminta Kani untuk membayar uang 500 juta apa?" Abdullah melanjutkan pertanyaannya.

"Karena dia sudah membunuh Laila, anak ayah satu-satunya. Dia juga membuat malu keluarga dengan cara bekerja di warung tepi jalan." Jawab Rama sambil menunjuk-nunjuk Kani.

"RAMA!!!" bentak Abdullah pada Rama yang duduk di hadapannya.

"Kani cucu saya tidak pernah membunuh Laila anak saya." Tegas Abdullah pada Rama.

"Dia yang sudah mem ...." Kalimat Rama dipotong oleh Abdullah.

"Jadi kamu hargai nyawa anak saya 500 juta? Lalu kamu minta cucu saya membayarnya? Lalu untuk apa kamu membawanya ke rumah ini dulu?" tanya Abdullah. Setelah itu ia menarik nafas dalam-dalam agar emosinya tak semakin meluap.

"Sudah 17 tahun berlalu kamu masih bertingkah begini? Kamu sadarlah, cobalah untuk ikhlas dan jangan menyalahkan Kani anakmu sendiri. Jika kamu memang masih belum bisa melepas Laila itu urusan kamu, jangan salahkan anakmu yang tak tahu apa-apa." Lanjut Abdullah lebih tenang, tetapi masih dengan suara yang tegas. Kani yang mendengar itu hanya diam mematung.

"Rama." Panggil Amirah ibu dari mendiang istrinya dulu.

"Saya sebagai ibu yang mengandung dan membesarkan Laila dari ia bayi hingga dewasa, dan bertemu dengan kamu. Alhamdulillah sudah sangat ikhlas atas kehendak yang Tuhan titipkan ini. Kamu yang lebih kurang mengenal Laila selama 5 tahun, kenapa tidak bisa melepas kepergiannya?" tanya Amirah dengan suara tenangnya.

"Ketika kita sebagai manusia ikhlas untuk memiliki, maka juga harus ikhlas jika ia pergi." Ucap Amirah menyudahi kalimatnya. Rama hanya diam menunduk setelah mendengar ucapan ayah dan ibu mantan istrinya itu.

---$$$---

"Nek, Kek, Kani tinggal di kos aja ya?" pinta gadis itu berulang kali pada kakek dan neneknya sejak kepergian mereka dari rumah Rama.

Permasalahan Kani dengan ayahnya telah selesai, baik itu perihal utang yang disebutkan Rama, maupun perihal pengusiran Kani. Kini Abdullah dan Amirah yang akan kembali bertanggungjawab pada Kani seperti sebelumnya. Rama dan Kani juga sudah saling memaafkan perihal masa lalu mereka itu. Sedangkan soal perjodohan Kani dengan Gara memang telah dibatalkan oleh Ahmad dan Sofi karena tak ingin membebani anaknya dan Kani.

"Kamu yakin?" tanya Amirah.

"Yakin Nek. Lagian Kani udah bayar juga untuk bulan depan Nek." Ucap gadis itu.

"Ternyata cucu kakek sudah besar ya, sudah bisa cari uang sendiri." Puji Abdullah sambil mengelus lembut kepala cucunya.

"Kata si mas pecel lele Barokah Kamu udah nggak kerja di sana lagi. Sekarang kerja dimana?" tanya nenek Kani menyelidiki cucunya itu.

"Kani sekarang bantu-bantu Kak Aisyah yang tinggal di samping kamar kos Kani Nek. Kak Aisyah itu kerjanya henna artis Nek, jadi Kani bantu sedikit-sedikit sambil ikut belajar juga." Jelas Kani

"Hebat cucu nenek, tapi jangan lupa belajar." Ucap Amirah.

"Siap Nek." Jawab gadis itu semangat.

--$$$--


Thanks you buat yang udah mampir

Vote dan komennya jangan lupa ya chinggu ^^

See yaa ^^

KANIGARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang