Chapter 8

119 74 22
                                    

H a p p y   R e a d i n g


Warning!!!
Sebelum membaca jangan lupa ⭐

× • • • ×


Kring...

Bel pulang berbunyi seluruh siswa/i berhamburan keluar kelas, hari sudah sore waktunya mereka pulang ke rumah.

"Banyak tugas..."lirih Dalia.

"Gue sih udh selesai"ucap Alkira sambil memainkan ponselnya.

"Nama lu tuh seharusnya si cepat kilat, bukannya Kira"tutur Dalia.

"Lo gk boleh ngubah nama gue seenaknya ajah, nama gue tuh Alkira udh bagus yang artinya cepat"tegas Alkira.

"Iya deh, Len...Lo kenapa sih dari tadi bengong ajah"tanya Dalia pada Alen.

"Em...hari yang membosankan"jawab Alen lalu berjalan lebih dulu meninggalkan teman temannya.

Alkira dan Dalia langsung berhenti berjalan mereka ikut bingung dengan sikap Alen.

"Tuh anak kenapa?"

"Gk tau gue juga"

"Yaudah yuk pulang"ajak Alkira.

Tiba tiba dari arah belakang nama Alkira di panggil oleh ketua OSIS, yaitu Jidan.

"Kira...."panggil Jidan

Alkira pun langsung berhenti karena barusan namanya dirinya di panggil, Alkira menoleh ke belakang dan melihat Jidan yang sedang berjalan menghampiri ia.

"Iya ada apa?"tanya Alkira polos.

"Nama lo Alkira kan"ucap Jidan.

"Iya..."

"Besok temuin gue di ruang OSIS ada yang mau gue omongin"tutur Jidan gugup.

"Heh...pak ketu ada apasih lo nyuruh temen gue ke ruang osis hah!"sambung Dalia.

"Bukan urusan lo"tegas Jidan lalu pergi meninggalkan Dalia dan Alkira.

"Ish... ngeselin yah tuh anak, sementang ketua jangan sampe deh temen gue Alkira suka sama luh"cibir Dalia.

"Hadeh!lagian dia bukan tipe gue juga kok"ucap Alkira.

"Baguslah kalo gitu"

Alkira dan Dalia pun segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

Sampai di rumah, Alen segera masuk ke dalam kamarnya untuk melakukan ritualnya di malam hari ini.

Butuh waktu lama ia melakukan ritualnya tersebut, jadi di mohon bersabar yah pemirsa.

2 jam kemudian Alen sudah selesai melakukan ritualnya ia mengenakan piyama kesukaannya yang bewarna hitam, lalu ritual yang kedua ia merawat wajahnya dengan memakai masker wajah.

"Akhrinya gue bisa rebahan juga, pegel banget nih badan..."ucap Alen sambil rebahan.

Sedang asyik-asyiknya ia rebahan dengan alunan musiknya, namun mamahnya teriak dari lantai bawah memanggil Alen.

"Alen..."teriak mamahnya.

"iya mah..."sahut Alen.

Segera ia turun ke bawah dengan berjalan pelan pelan takut maskernya lepas karena belum kering.

"Ada apa mah?"tanya Alen.

"Tolong kamu bantuin mamah pindahin anak baru mamah sama rumahnya ke kamar mamah, buruan!"ucap mamahnya.

Alenia Arasya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang