Chapter 24

55 35 10
                                    

H a p p y  R e a d i n g


Warning!!!
Sebelum membaca jangan lupa ⭐


× • • • ×

Setelah mengambil bajunya Alen, Arvan segera kembali ke kamarnya dan menukar baju atasan Alen dengan baju polos miliknya dengan ukuran sedikit besar mungkin jika Alen yang memakai nya.

"Nih bajunya"ucap Arvan sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Gue buka pintunya, tapi Lo harus masukin tangan ajah jangan muka lo apalagi mata lo!"tegas Alen.

"Heum"

Alen segera membuka pintunya dan Arvan langsung menjulurkan tangannya kepada Alen, "oke makasih ya"ucap Alen langsung menutup pintunya kembali.

"Len..."panggil Arvan.

"Apa!"sahut Alen.

"Tadi gue enggak sengaja masukin mata gue juga ke dalam"ucap Arvan meledek Alen.

"Yang bener Lo!"

"Iyah gue serius"

"Ish... ARVAN!!!...."teriak Alen tak terima.

Dan Arvan pun hanya terkekeh bahagia karena sudah meledek Alen, dan ia segera kembali untuk mengeringkan rambutnya.

Tak lama kemudian Alen keluar dari kamar mandi dengan baju yang kebesaran di tubuhnya.

Dengan wajah yang di tekuk Alen berjalan menghampiri Arvan, dan Arvan hanya melirik sekilas saja ke Alen.

"Arvan, ko baju gue berubah yah"tutur Alen bingung sambil melihat bajunya.

"Apa nya yang berubah, masih sama ko"ucap Arvan berbohong.

Ternyata diam diam Arvan sedang menggeser baju yang bundanya berikan pada Alen untuk di kenakan, kakinya terus menggeser baju tersebut ke dalam kotak sampah.

"Arvan, ihs lo yakin bajunya gak berubah perasaan tadi bajunya gak kek gini deh"

"Ah, apa?"ucap Arvan kaget.

"Tau ah"

Alen pun ingin keluar dari kamar itu namun dengan sigap Arvan menahannya, "mau kemana?"tanya Arvan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Mau makan laper"jawab Alen.

"Keringin rambut gue!"perintah Arvan.

"Ih, siapa loh maen nyuruh nyuruh gue!"cetus Alen.

"Lakuin atau gue cium!"tegas Arvan sambil memberikan hairdryer nya kepada Alen.

Seketika Alen langsung membulat kan matanya dengan sempurna. "Dasar pemaksaan"gerutu Alen.


"Udah buruan"

"Iya iya"

Mereka pun berdiri di depan kaca milik Arvan yang begitu besar, Alen yang sedang mengeringkan rambut Arvan sedangkan Arvan, ia malah asik duduk sambil berkaca.

Alenia Arasya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang