"...unpredictable disease of the central nervous system that disrupts the flow of information within the brain and between the brain and body."
Jaehyun masih menelusuri beberapa jurnal medis yang ia akses dengan ponsel pintarnya untuk mencari tahu tentang penyakit yang kemungkinan dialami oleh Jeno menurut dokter saat pemeriksaan terakhir kali, hari ini ia sengaja cuti dari pekerjaannya untuk menemani Jeno menjalani serangkaian pemeriksaan.
Jeno masih tertidur, meskipun jarum jam sudah menunjuk angka delapan namun Jaehyun tak tega membangunkannya. Jaehyun sempat bertanya-tanya, mungkinkan belakangan Jeno sedang banyak kegiatan sehingga terlihat sangat lelah. Sebaiknya aku bertanya padanya saat bangun nanti.
Jaehyun memijit kepalanya yang berdenyut, semakin ia mencari tahu justru membuatnya semakin khawatir. Ia takut, jika apa yang ia baca akan terjadi pada Jeno. "...early MS symptoms include weakness, tingling, numbness, and blurred vision. Other signs are muscle stiffness, thinking problems, and---"
"Yah..."
Jaehyun meletakkan ponsel di meja saat Jeno memanggilnya, "iya, Jen." Jaehyun mendekati Jeno, ia menarik kursi dan duduk di sebelah Jeno.
"Apakah masih malam?"
Jaehyun mengerutkan dahinya, ia melihat ke arah Jeno dan yang ia dapati adalah Jeno membuka mata namun pandangannya terlihat kosong. "Sekarang sudah jam setengah sembilan pagi, matahari bersinar sangat terang."
Jaehyun beralih melihat ke arah jendela, ia sudah membuka tirai sejak pagi tadi agar sinar matahari dapat masuk. Apalagi jendela di ruangan ini cukup besar membuat ruangan ini begitu terang karena intensitas cahaya yang masuk cukup banyak.
"Lalu kenapa semuanya terlihat gelap?" Jeno bertanya dengan begitu polosnya. Jeno mencoba mengerjapkan mata, namun masih sama hanya warna hitam yang ia lihat. "Ayah... Apa yang terjadi dengan mataku?" Tangan Jeno terayun di udara, "aku tak bisa melihat apapun." Tangan kiri Jeno meraba, ia mencari keberadaan Jaehyun dengan bermodal suara yang ia dengar.
Jaehyun menggenggam tangan Jeno, "ayah disini, Jeno tenang ya. Ayah panggil dokter dulu."
Terlambat, Jeno semakin histeris. Ini terlalu mendadak untuk Jeno, setelah ia tak bisa menggerakkan kaki nya dan indera perasaanya hilang kali ini penglihatannya juga bermasalah. "Apa yang terjadi dengan ku, yah? Setelah aku tak bisa menggerakkan kaki ku, sekarang aku juga buta?" Tangis Jeno pecah, ia melepas genggaman tangan Jaehyun dan mencoba berontak. "Ayah---"
Jaehyun membawa Jeno ke dalam pelukannya, sementara tangan kanannya mencoba meraih tombol emergency di atas ranjang Jeno untuk mendapatkan pertolongan. "Jeno, tenang. Dokter akan segera kemari, tak perlu khawatir nanti kaki Jeno bisa digerakkan kembali dan Jeno tidak akan buta, penglihatan Jeno akan kembali. Percaya dengan ayah, ini hanya sementara."
Namun Jeno tak mendengarkan apa yang dikatakan Jaehyun, tangisnya semakin pecah ia masih memberontak di pelukan Jaehyun bahkan dada Jaehyun menjadi sasaran pukulan-pukulan yang dilayangkan oleh Jeno. Ini benar-benar mimpi buruk bagi Jeno, bagaimana mungkin dalam hitungan hari ia bisa mengalami hal semacam ini.
"Jeno, dengarkan apa kata ayah. Jeno bisa mempercayai ayah, semua akan baik-baik saja. Sekarang Jeno yang tenang sebentar lagi dokter akan datang."
Benar saja, baru saja Jaehyun menutup mulut seorang dokter dan beberapa orang perawat datang ke ruang inap Jeno. Jaehyun melepas pelukannya, "sekarang biarkan dokter memeriksa keadaan Jeno." Saat Jaehyun berusaha untuk mundur agar dokter bisa memeriksa keadaan Jeno, namun Jeno menarik tangan Jaehyun. "Ayah, jangan pergi disini saja di samping Jeno." Maka Jaehyun menuruti permintaan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, I'm Dying | JENO ✓
Fiksi Penggemar[ANGST] [SICK] [JENO] [JAEHYUN] Ini bukanlah sesuatu hal yang istimewa, ini hanyalah sebuah catatan seorang remaja bernama Jung Jeno yang di pilih oleh sebuah penyakit aneh. *** #1 sadending 06072022 #7 jeno 20092022 bahasa | semi baku Pict. Cr. Pin...