Catatan Kedua puluh empat

416 53 8
                                    

Yuk vote dulu, setelahnya komen yang banyak
jadinya aku semangat fast update


▪︎▪︎◇▪︎▪︎

Sepuluh menit sudah berlalu, namun Jaehyun masih diam di tempat. Laki-laki itu duduk di depan ruang rawat Jeno dengan raut wajah yang tak bisa di definisikan. Jaehyun baru saja kembali dari bagian administrasi setelah ia diberikan informasi mengenai tagihan perawatan Jeno, tak hanya itu pihak rumah sakit meminta agar Jaehyun segera melunasi jika tidak maka pengobatan pada Jeno akan dihentikan.

Sebenarnya sejak awal ia sudah mengira bahwa biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Jeno pasti tidaklah sedikit, namun ia juga tidak menyangka jika akan sebanyak itu. Bagaimana caranya ia akan mendapatkan uang sebanyak itu sementara gaji yang ia terima tak sebanyak itu? Hal itu yang sejak tadi berputar di kepala Jaehyun.

Jaehyun mengerang frustrasi, di saat-saat seperti ini ia tak tahu harus meminta tolong ke siapa. Apakah ia harus mengajukan pinjaman ke bank? Apakah ia harus meminta tolong pada keluarganya?

"Paman Jaehyun?"

Jaehyun menoleh mendapati Jaemin yang sedang menatapnya, "ah kau datang, Jaem."

Jaemin mengangguk, "apa yang sedang paman lakukan di sini? Paman tidak masuk? Apakah Jeno sedang istirahat?" Jaemin mengintip ke dalam ruangan dan mendapati Jeno sedang menonton televisi.

"Ah tidak, Jeno baru saja selesai makan dan meminum obat."

Laki-laki yang lebih muda mengambil posisi dan duduk di sebelah Jaehyun, "paman sedang ada masalah?"

"Ah-hah? Oh, tidak. Aku hanya sedang lelah."

Kemudian Jaemin melihat Jaehyun secara menyeluruh, "paman tadi sepulang dari kantor langsung kesini?" Tanya Jaemin yang di angguki oleh Jaehyun. "Lebih baik paman istirahat dirumah, nanti biar aku yang gantian jaga disini."

"Begitukah?"

Jaemin mengangguk mantap, "paman pasti lelah, selama tiga bulan terakhir terus-terusan tidur di rumah sakit. Mumpung Jaemin libur sekolah, jadi biar Jaemin yang menemani Jeno."

"Baiklah kalau begitu, paman titip Jeno ya Jaem kabari paman jika ada apa-apa." Kata Jaehyun. "Rumah sudah ditinggal selama berhari-hari pasti sudah sangat kotor, kalaupun aku pulang biasanya hanya mengambil beberapa keperluan tak sempat beberes rumah."

Jaehyun menepuk bahu Jaemin, kemudian ia bangkit berdiri. Laki-laki itu masuk ke dalam ruang rawat Jeno untuk mengambil tas dan beberapa barang yang akan di bawa pulang serta berpamitan pada Jeno. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal Jaehyun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah sakit.

Sepanjang jalan ia tak bisa berkonsentrasi sedikit pun, terlalu banyak hal yang berputar-putar di kepala.

"Biaya perawatan untuk pasien Jung Jeno sampai hari ini adalah tujuh puluh juta won, tuan Jung. Anda harus segera melunasinya sebelum tagihan semakin membengkak, jika sampai pada tenggang waktu yang diberikan anda tidak bisa melunasinya maka dengan sangat terpaksa pihak rumah sakit akan menghentikan pengobatan pada putera anda."

Ucapan itu terus ternginag di kepala Jaehyun bahkan sampai mobil yang di kendarainya memasuki area rumah. Setelah memakirkan mobil, dengan langkah berat Jaehyun masuk ke dalam rumah. Hal pertama yang Jaehyun lakukan adalah membersihkan badan, setidaknya bisa membuat tubuhnya lega dan sedikit menenangkan pikiran jika tubuhnya di guyur dengan air hangat.

Tak seperti biasanya, kali ini Jaehyun membutuhkan waktu lebih banyak untuk mandi. Ia membiarkan guyuran air dari shower membasahi tubuh sembari memejamkan mata. Hampir dua puluh tahun sejak ia melangkahkan kaki keluar dari rumah untuk hidup dengan caranya sendiri, selama itu pula ia selalu bisa menghadapi masalah yang datang. Namun, untuk kali ini benar-benar di luar kemampuannya.

Dad, I'm Dying | JENO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang